1 Studi literatur
Kondisi umum lapangan : 1.
Letak, Luas dan Status Kawasan
2. Kondisi Fisik Kawasan
3. Flora dan Fauna
4. Administrasi
Pemerintahan Perusahaan
Penelusuran buku, laporan dan
lain-lain
2 Survey lapang
Inventarisasi potensi tumbuhan berguna di
kawasan lindung PT. Bukit Batu Hutani Alam BBHA
lapang Analisis Vegetasi
3 Identifikasi nama
ilmiah dan kegunaan spesies tumbuhan
berguna di kawasan lindung PT. Bukit
Batu Hutani Alam BBHA
1. Spesies-spesies
tumbuhan secara umum di areal kawasan :
a. Nama Lokal
b. Nama Ilmiah
c. Nama Famili
2. Tumbuhan Obat, Hias,
Aromatik, Penghasil pangan, Penghasil
pakan, Penghasil pestisida nabati,
penghasil pewarna tanin, Penghail minuman,
Penghasil kayu bakar, Penghasil bahan
bangunan, Penghasil tali anyaman dan kerajinan :
a.
Nama lokal b.
Nama ilmiah c.
Nama famili d.
Kegunaan e.
Bagian yang digunakan
lapangan 1.
Cek silang dengan
Herbarium 2.
Cek silang dengan
Literatur
4 Pengolahan dan
Analisa Data 1.
Pengolahan data 2.
Analisis data Primer dan
Sekunder 1.
Pengolahan data secara
manual dan komputer
2. Analisis data
secara deskriptif,
kualitatif dan kuantitatif
3.3.1 Pengumpulan data sekunder
Studi literatur dilakukan sebelum berangkat ke lokasi penelitian dan sesudah dilakukan penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi dasar mengenai kondisi umum lokasi penelitian kondisi fisik, biotik dan, data inventarisasi vegetasi yang telah dilakukan, serta untuk verifikasi cek
silang spesies-spesies tumbuhan yang diperoleh. Data-data tersebut juga untuk
jadi acuanpanduan dalam identifikasi spesies dan untuk melengkapi data-data hasil pengamatan dilapangan.
3.3.2 Pengumpulan data primer
Penelitian dan pengambilan data dilakukan di kawasan lindung PT. Bukit Batu Hutani Alam BBHA kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Data diambil
dengan melakukan analisis vegetasi. Analisis vegetasi dilakukan di tiga lokasi pada satu kawasan lindung yaitu pada Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah
KPPN, buffer zone kilometer 7 dan buffer zone kilometer 11. Tujuannya agar data yang diambil dapat mewakili dari seluruh vegetasi pada kawasan lindung
tersebut. Analisis vegetasi menggunakan metode kombinasi jalur dan garis berpetak, dibuat jalur berukuran 20 m x 200 m sebanyak 2 jalur untuk setiap
lokasi dengan jarak jalur 100 m. Total jalur vegetasi sebanyak 6 jalur. Selanjutnya jalur tersebut dibagi lagi menjadi petak ukur sesuai tingkat pertumbuhan
vegetasinya.
Gambar 2. Bentuk petak ukur pada metode jalur berpetak untuk analisis vegetasi
Keterangan :
A :
Petak pengukuran untuk semai dan tumbuhan bawah 2m x 2m, yaitu anakan dengan tinggi 1,5 m dan tumbuhan bawahsemakherba, termasuk
didalamnya liana, epifit, pandan dan palem.
B :
Petak pengukuran untuk pancang 5m x 5m, yaitu anakan dengan tinggi
1,5m dan diameter batangnya 10 cm.
C : Tiang
Petak pengukuran untuk tiang 10m x 10m, yaitu diameter batang antara 10 cm
– 19,9 cm.
D : Pohon
Petak pengukuran untuk pohon 20m x 20m, yaitu pohon yang diameter
batangnya ≥ 20 cm.
3.3.3 Pembuatan herbarium