Topografi Kawasan Kondisi Kawasan

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Eks HPH PT. Dexter Timber Perkasa Indonesia. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan IUPHHK-HT PT. Sekato Pratama Makmur dan Eks HPH PT. Dexter Timber Perkasa Indonesia.

4.2 Topografi Kawasan

Kondisi lapangan seluruh areal kerja PT. BBHA pada Blok Makmur hampir seluruh areal kerja merupakan lahan gambut rawa seluas 33.375 ha 99.31 dan hanya sebagian kecil saja merupakan lahan kering darat seluas 230 ha. Berdasarkan peta rupa bumi Indonesia skala 1 : 50.000 lembar Dumai dan Bagan Siapiapi serta hasil survey tanah dan lahan, topografi areal PT. BBHA seluruhnya tergolong datar dengan kelerengan 0-8 . Areal kerja IUPHHK-HT perusahaan terletak pada ketinggian sekitar 15-17 meter dari permukaan laut mdpl Forestry Division Sinarmas Group 2007.

4.3 Kondisi Kawasan

PT. Bukit Batu Hutani Alam BBHA memiliki kawasan lindung seluas 3.446 ha, luasan ini merupakan 10 dari total luasan areal kerja PT. BBHA. Kawasan lindung PT. BBHA berupa kawasan lindung gambut. Kawasam gambut berfungsi vital dalam fungsi ekologi sebagai wilayah penampungan air , mencegah banjir saat musim hujan, menjaga air secara kontiniu sepanjang tahun dan menjaga kualitas air. Kawasan Gambut juga merupakan sumber pengawetan plasma nutfah. Mengabaikan fungsi vital ini berarti melepaskan karbon tersimpan pada gambut yang mudah teroksidasi menjadi gas CO2 salah satu gas rumah kaca terpenting dan membiarkan lahan gambut mengalami penurunan permukaan subsiden apabila hutan gambut dibuka Barchia 2006. Lahan gambut secara alamiah memiliki tingkat kesuburan rendah karena kandungan unsur haranya rendah dan mengandung beragam asam-asam organik yang sebagian bersifat racun bagi tanaman. Namun demikian asam-asam tersebut merupakan bagian aktif dari tanah yang menentukan kemampuan gambut untuk menahan unsur hara. Karakteristik dari asam-asam organik ini akan menentukan sifat kimia gambut. Dalam sebaran tanah PT. BBHA memiliki 2 satuan fisiografi yakni: 1 satuan fisiogarfi Peat Swamp yakni satuan rawa gambut oligotrofik air tawar dengan ketebalan gambut 3 m yang menghasilkan tanah organik tebal Histososl dan 2 satuan fisiografi Sloping Rolling Plan yang menghasilkan tanah-tanah mineral Podsolik dan termasuk dalam kelompok bekas hutan sempadan sungai Bukit Batu deangan jenis tanah berupa Alluvial terdiri dari 3 formasi yaitu formasi endapan tua, formasi endapan permukaan muda dan formasi minas. Pembuatan kanal dimaksudkan untuk mengatur tinggi muka air tanah dan untuk mendapatkan daerah perakaran yang optimal bagi tanaman yang direncanakan Acacia crassicarpa. Disamping itu, kanal juga digunakan sebagai sarana transportasi kayu dan transportasi untuk keperluan pembangunan HTI secara keseluruhan. Sistem drainase yang tidak tepat akan mempercepat kerusakan lahan gambut. Tanaman tahunan memerlukan saluran drainase dengan kedalaman berbeda-beda. Semakin dalam saluran drainase semakin cepat terjadi penurunan permukaan subsiden dan dekomposisi gambut sehingga ketebalan gambut akan cepat berkurang dan daya sangganya terhadap air menjadi menurun. 4.4 Kondisi Flora dan Fauna di Kawasan Lindung PT. BBHA 4.4.1 Kondisi flora