Indeks Kesamaan Komunitas HASIL DAN PEMBAHASAN

yang mendominasi daerah-daerah gambut dan merupakan vegetasi asli hutan rawa gambut. Keanekaragaman spesies tumbuhan dapat menunjukkan variasi spesies tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi oleh jumlah spesies dan kelimpahan relatif dari setiap spesies. Untuk jenis dominan merupakan spesies yang dapat memanfaatkan lingkungan yang ditempatinya secara efisien dari pada jenis lain dalam tempat yang sama Odum 1994. Kelimpahan relatif dapat juga digunakan untuk menduga keanekaragaman suatu komunitas secara kuantitatif dan kualitatif. Sementara secara kualitatif, keanekaragaman spesies tidak lain adalah jumlah seluruh spesies tumbuhan yang dapat ditemukan pada suatu kondisi habitat tertentu. Hal ini karena jumlah spesies pada suatu kondisi habitat tertentu yang lebih banyak dari kondisi habitat lainnya dapat dianggap lebih beragam jenisnya.

5.5 Indeks Kesamaan Komunitas

Indeks kesamaan komunitas berfungsi menunjukkan besarnya kesamaan komposisi vegetasi pada dua tipe habitat yang dibandingkan. Hasil perhitungan Indeks kesamaan komunitas dari setiap tingkat pertumbuhan dan lokasi pengambilan plot contoh tersaji pada Tabel 8. Tabel 8 Indeks kesamaan komunitas pada tingkat pertumbuhan Berdasarkan Tabel 8 tersebut menunjukkan indeks kesamaan komunitas tertinggi adalah 81.08 pada tingkat pohon di jalur KM 7 dan KM 11, hal ini menunjukkan adanya pola kesamaan yang hampir sama pada tingkat pohon antara Tingkat semai Tingkat pancang Semai KPPN BZ KM 7 BZ KM 11 Pancang KPPN BZ KM 7 BZ KM 11 KPPN - 74 66.67 KPPN BZ KM 7 BZ KM 11 - 70.27 60.00 BZ KM 7 74 - 80.95 70.27 - 80.85 BZ KM 11 66.67 80.95 - 60.00 80.85 - Tingkat tiang Tingkat pohon Tiang KPPN BZ KM 7 BZ KM 11 Pohon KPPN BZ KM 7 BZ KM 11 KPPN - 66.67 77.27 KPPN BZ KM 7 BZ KM 11 - 66.67 79.07 BZ KM 7 66.67 - 79.07 66.67 - 81.08 BZ KM 11 77.27 79.07 - 79.07 81.08 - jalur KM 7 dan KM 11. Sedangkan indeks kesamaan komunitas terkecil adalah 60.00 pada tingkat pancang di jalur KPPN dan KM 11. Rendahnya nilai indeks kesamaan komunitas menunjukkan adanya perbedaan komposisi vegetasi penyusun setiap jalur tersebut. Tingkat kesamaan ini biasanya dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah vegetasi pada setiap jalur dan jumlah spesies. Perbedaan jumlah penyebaran spesies di tiga lokasi pengambilan plot contoh bisa juga disebabkan oleh bentuk struktur vegetasi. Jumlah pohon-pohon besar seperti Punak Tetrameristra glabra, Ramin Gonistylus bancanus, Meranti Shorea sp, Suntai Palaquium burckii dan jenis yang lain akan mempengaruhi jenis yang lain. Pohon-pohon besar akan membentuk naungan yang mengakibatkan spesies yang sifat intoleran tidak bisa tumbuh. Namun adanya pohon-pohon tumbang akan membentuk lahan-lahan terbuka di dalam hutan. Diperlukan spesies pionir seperti spesies Mahang Macaranga gigantea yang mampu tumbuh dan melakukan suksesi pada lahan terbuka tersebut. Pembukaan ini akan merangsang dalam pertumbuhan spesies di sekitar batang pohon yang tumbang. Namun regenerasi pada lahan-lahan yang terbuka pada lahan gambut membutuhkan waktu yang lama karena hanya spesies pioner tertentu yang dapat hidup dan beradaptasi di kawasan gambut. Richards 1996 mengatakan bahwa selain faktor ganguan seperti tumbangnya pohon-pohon yang tua, keadaan drainase dan tanah diduga paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kerapatan pohon. Penyebaran spesies-spesies tumbuhan hasil analisis vegetasi pada setiap lokasi dapat dilihat pada Tabel 9. Terdapat beberapa spesies tumbuhan yang tersebar di tiga lokasi pengambilan plot contoh seperti Diospyros siamang, Cratoxylum formosum, Shorea Sp, Tetramerista glabra, Gonitylus bancanus dan spesies-spesies tumbuhan yang lain yang termasuk spesies pengembara kosmopolitan yang dapat tumbuh atau ditemukan dimana saja. Spesies tumbuhan tersebut dapat digunakan untuk pemulihan lahan-lahan gambut yang sedang rusak. Tabel 9 Spesies yang ditemukan dilokasi penelitian No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Lokasi ditemukan KPPN BZ KM 7 BZ KM 11 1 Ara Ficus restusa Moraceae - - √ 2 Arang-arang Diospyros siamang Ebenaceae √ √ √ 3 Balam Palaquim rostratum Sapotaceae √ √ √ 4 Bintangor Callophylum pucherrimum Guttiferae √ √ √ 5 Dara-dara Myristica iners Myristicaceae √ √ √ 6 Durian-durian Durio carinatus Bombacaceae √ √ √ 7 Geronggang Cratoxylum formosum Guttiferaceae √ √ √ 8 Jambu-jambu Syzygium decipiens Myrtaceae √ √ √ 9 Kelat merah Syzygium jambos Myrtaceae √ √ √ 10 Kelat putih Syzygium grandis Myrtaceae √ √ √ 11 Kempas Koompassia malaccensis Fabaceae √ - √ 12 Ketepus Amomum coccineum Zingiberaceae √ - - 13 Mahang Macaranga gigantea Euphorbiaceae - √ √ 14 Manga-mangga Mangifera feotida Anacardiaceae √ √ √ 15 Manggis-manggis Garcinia Bancana Clusiaceae √ - - 16 Medang Achtinodaphne exelsa Lauraceae √ √ √ 17 Mempening Lithocarpus lucidus Fagaceae - √ √ 18 Meranti batu Shorea parvifolia Dipterocarpaceae √ √ √ 19 Meranti bunga Shorea teysmanniana Dipterocarpaceae √ √ √ 20 Mersawa Anishoptera marginata Dipterocarpaceae √ - - 21 Pakis hutan Cyathea junghuhniana Cyatheaceae - √ √ 22 Pasir-pasir Stemonurus scorpioides Myrtaceae - - √ 23 Parak Aglaea glabrata Meliaceae - - √ 24 Pelawan Tristianopsis maingayi Myrtaceae - √ √ 25 Pinang merah Areca catechu Arecaceae √ √ √ 26 Pisang-pisang Mezzettia parviflora Annonnaceae √ √ - 27 Punak Tetramerista glabra Theaceae √ √ √ 28 Ramin Gonitylus bancanus Gonysticaceae √ √ √ 29 Rengas Gluta renghas Anacardiaceae - - √ 30 Resak Vatica rassak Dipterocarpaceae √ √ √ 31 Rotan Korthalsia sp Arecaceae √ √ - 32 Serapat Drypetes longifolia Euphorbiaceae - √ √ 33 Suntai Palaquium burckii Sapotaceae √ √ √ 34 Tempurung Laccaurea Sp Euphorbiaceae - √ √ 35 Tepus Polyalthia hypoleuca Zingiberaceae - √ - 36 Tenggek burung Euodia redlevi Rutaceae - √ √ 37 Terentang Camnosperma curiculatum Anacardiaceae √ √ √ 38 Trengganyun Parartocarpus trianda Moraceae √ - √ Keterangan : BZ KM 7 Buffer zone km 7 BZ KM 11 Bffer zone km 11

5.6 Spesies-spesies Tumbuhan Berdasarkan Kegunaan