Keadaan umum Kawasan lindung

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Keadaan umum Kawasan lindung

Kawasan lindung PT. BBHA merupakan areal lahan gambut yang dilalui oleh DAS Daerah Aliran Sungai Bukit Batu, yang memiliki peran penting dalam aspek biologis Hidrologi, flora fauna dan sosial ekonomi masyarakat. Sungai Bukit batu juga mempengaruhi iklim mikro kawasan lindung yang mengakibatkan kondisi sekitar kawasan lembab. Di luar kawasan lindung dibangun kanal-kanal yang berfungsi mengatur muka air tanah disaat musim kering dan untuk menjaga kelembaban permukaan gambut. Kawasan gambut di Sumatra termasuk kategori mesotropik yang pembentukannya di pengaruhi oleh air sungai, termasuk kawasan gambut di kawasan lindung PT. BBHA Barchia 2006. Gambut di kawasan lindung PT. BBHA sangat dipengaruhi oleh besarnya curah hujan yang turun sepanjang tahun disamping dipengaruhi oleh sungai Bukit batu. Saat musim penghujan lantai hutan akan berair dan tergenang dan saat musim kering lantai hutan akan kering. Keadaan ekstrim ini akan menyulitkan beberapa spesies tumbuhan untuk bertahan pada habitat tersebut. Keunikan ekosistem akan menyeleksi spesies-spesies ekosistem gambut. Spesies yang beradaptasi dengan baik akan dapat tumbuh dan berkembang di kawasan gambut ini.Hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan besarnya variasi spesies penyusun lahan gambut Siregar 2002. Vegetasi penyusun kawasan gambut akan beradaptasi dengan cara membentuk akar gantung dan pneumathora. Gambar 4 Bentuk adaptasi spesies tumbuhan ekosistem gambut di kawasan lindung PT. BBHA Kawasan lindung PT.BBHA terdiri atas kawasan pelestarian plasma nutfah KPPN, bufferzone, sempadan sungai dan daerah pelestarian satwa liar. Kondisi vegetasi kawasan lindung PT. BBHA masih terlihat alami, pembukaan tajuk terjadi ketika pohon-pohon yang sudah tua kemudian tumbang. Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah KPPN masih terlihat lebih rapat dan jarang terlihat pohon tua yang tumbang. Saat penelitian dilakukan, kondisi lantai hutan kering dan berdebu, banyak serasah yang sudah menguning hampir coklat ditemukan berguguran. Gambar 5 Kondisi vegetasi kawasan KPPN di PT. BBHA Saat musim kemarau, kondisi kawasan menjadi kering, membuat penurunan lantai hutan subsiden dan melebarnya pori-pori tanah. Jika keadaan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, kemampuan pohon untuk berdiri tegak akan terganggu dan dapat menyebabkan tumbangnya pohon tersebut. KPPN didominasi oleh spesies Meranti bunga Shorea teysmanniana. Penutupan tajuk juga begitu rapat karena masih banyak ditemukan spesies pohon yang memiliki ketinggian diatas 30 m, seperti Suntai Palaquium burckii, Punak Tetramerista glabra, Terentang Camnosperma auriculatum, Durian-durian Durio carinatus dan spesies yang lain. Kondisi ini menyebabkan sulitnya cahaya matahari masuk ke lantai hutan sehingga menyulitkan pertumbuhan spesies tumbuhan yang bersifat intoleran. Hal ini berbeda dengan kondisi di kawasan Buffer zone km 7 dan Buffer zone km 11 dimana banyak pohon yang tua dan tumbang Gambar 5 dan Gambar 6. Akibatnya akan membentuk lahan-lahan terbuka di dalam hutan. Pembukaan ini akan merangsang dalam pertumbuhan spesies di sekitar batang pohon yang tumbang. Buffer zone km 7 dikuasai oleh spesies Meranti bunga dan Buffer zone km 11 dikuasai oleh spesies Suntai Palaquium burckii. Gambar 6 Kondisi vegetasi kawasan lindung Buffer zone km 7 di PT. BBHA Kondisi tanah di km 7 dan km 11 masih memiliki beberapa kesamaan karena kedua lokasi ini jaraknya tidak jauh, berbeda dengan kondisi tanah di kawasan KPPN. Kondisi tanah di buffer zone km 7 dan km 11 lebih padat jika dibandingkan dengan kondisi tanah di kawasan KPPN. Hal ini mungkin disebabkan karena kondisi kawasan yang berbatasan langsung dengan kanal-kanal air, dimana keberadaan kanal-kanal ini dapat menjaga kestabilan pori-pori tanah. Gambar 7 Kondisi vegetasi kawasan lindung bufferzone km 11 di PT. BBHA Pengaturan tata air di kawasan HTI dilakukan dengan membangun kanal- kanal di luar kawasan lindung. Pembuatan kanal dimaksudkan untuk mengatur tinggi muka air tanah dan untuk mendapatkan daerah perakaran yang optimal bagi tanaman yang direncanakan Acacia crassicarpa. Disamping itu, kanal juga digunakan sebagai sarana transportasi kayu dan transportasi untuk keperluan pembangunan HTI secara keseluruhan. Tetapi keadaan kanal-kanal yang terganggu dapat mengakibatkan penyusutan volume gambut yang akan mengakibatkan terjadinya subsiden. Gambar 8 kondisi kanal dan pintu kanal di HTI PT. BBHA

5.2 Komposisi Vegetasi