Gambar 1 Gambaran umum penampang lahan gambut tropika dan proses pembentukannya Wibisono Siboro 2005
2.3.1 Karakteristik gambut
Tanah gambut dapat dibedakan menjadi gambut ombrogen dan gambut topogen jika dilihat berdasarkan proses pembentukannya. Ekosistem dengan tanah
gambut ombrogen umum dijumpai dengan karakteristik Wibisono Siboro 2005 :
a. Permukaan tanahnya lebih tinggi dari permukaan air sungai di sekelilingnya.
b. Tumbuhan yang tumbuh di atas tanah gambut ombrogen menggunakan zat hara
dari tumbuhan itu sendiri, dari gambut dan dari air hujan. c.
Umumnya dijumpai didekat pantai dengan kedalaman gambut mencapai 20m. d.
Air drainasenya sangat asam dan miskin zat hara oligotrofik terutama kalsium.
Ekosistem dengan tanah gambut topogen kurang umum dijumpai walaupun semua gambut ombrogen mulai terbentuk sebagai gambut topogen,
adapun karakteristik gambut topogen yaitu: a.
Tumbuhan yang tumbuh di atas tanah gambut topogen mendapat zat haranya dari tanah mineral, air sungai, sisa tumbuhan dan air hujan.
b. Umumnya terdapat di pantai-pantai, di balik bukit-bukit pasir dan daerah
pedalaman yang air drainasenya terhambat, misalnya pada lekukan-lekukan pegunungan.
Tanah gambut juga dipengaruhi oleh sifat fisik gambut tersebut. Sifat fisik tanah gambut sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangannya dekomposisi
Tan 1996. Berdasarkan tingkat kematangannyanya gambut dibedakan ke dalam kelas :
a. Fibrik : Bahan gambut ini mempunyai tingkat dekomposisi rendah, pada umumnya memiliki bulk density 0,1 gcm3, kandungan serat ≥34
volumenya, dan kadar air saat jenuh berkisar 850 hingga 3000 dari berat kering oven bahan, warnanya coklat kekuningan, coklat
tua atau coklat kemerah-merahan. b. Hemik : Bahan gambut ini mempunyai tingkat dekomposisi sedang, bulk
density antara 0,13-0,29 gcm3 dan kandungan seratnya normal antara 34 -
≥14 dari volumenya, kadar air maksimum pada saat jenuh berkisar antara 250 - 450, warnanya coklat keabu-abuan tua
sampai coklat kemerah-merahan tua. c. Saprik : Bahan gambut ini mempunyai tingkat kematangan yang paling
tinggi, buldensity ≥0,2 gcm3 dan rata-rata kandungan seratnya 14 dari volumenya, kadar air maksimum pada saat jenuh normalnya
450, warnanya kelabu sangat tua sampai hitam. Berat spesies bobot isi atau bulk density-BD gambut tropis umumnya
rendah 0,1 - 0,3 gcm3 dan sangat dipengaruhi oleh tahapan dalam proses dekomposisi dan kandungan mineral, serta porositas yang tinggi 70 - 95.
Lahan gambut tropis juga dicirikan oleh rendahnya kandungan hara dan tingginya kemasaman. Pada umumnya lahan gambut tropis memiliki pH antara 3 - 4,5
Murdiyarso Suryadipura 2004. Gambut memiliki daya dukung atau daya
tumpu yang rendah karena mempunyai ruang pori besar sehingga kerapatan tanahnya rendah dan bobotnya ringan. Ruang pori total untuk bahan fibrikhemik
adalah 86-91 volume dan untuk bahan hemiksaprik 88-92 , atau rata-rata sekitar 90 volume. Sebagai akibatnya, pohon yang tumbuh di atasnya menjadi
mudah rebah.
2.3.2 Komposisi spesies hutan gambut