Analisis Hubungan antara Penutupan Lahan dan Curah Hujan

Model perencanaan untuk optimasi tata ruang kawasan merupakan kombinasi antara subsistem sosial, subsistem ekonomi dan subsistem lahan. Hal ini sejalan dengan kajian yang dilakukan oleh Yu et al 2011. Gambar 7 Diagram input-output penelitian d. Konstruksi model dinamik Konstruksi model dinamik merupakan proses untuk mengubah konsep sistem atau struktur model yang telah disusun ke dalam persamaan-persamaan atau bahasa komputer dengan pemrograman Stella Gambar 8. Program Stella merupakan perangkat lunak untuk pemodelan berbasis flowchart. Stella termasuk bahasa pemrograman interpreter dengan pendekatan multi-level hierarkis, baik untuk menyusun model maupun berinteraksi dengan model. Alat penyusun model yang tersedia dalam Stella adalah : 1. Stocks, yang merupakan hasil suatu akumulasi, fungsinya untuk menyimpan informasi berupa nilai suatu parameter yang masuk ke dalamnya; 2. Flows, berfungsi seperti aliran, yaitu menambah dan mendukung stock, arah anak panah menunjukkan arah aliran tersebut, aliran bisa satu arah maupun dua arah; 3. Converters, berfungsi luas, dapat digunakan untuk menyimpan konstanta, input lainnya atau menyimpan data dalam bentuk grafis tabulasi x dan y, secara umum fungsinya adalah untuk mengubah suatu input menjadi output; 4. Connectors, berfungsi menghubungkan elemen-elemen dari suatu model. INPUT TDK TERKONTROL  Iklim  Penduduk INPUT LINGKUNGAN  UU No. 262007  Permen PU  Perda DKI No.12014 OUTPUT YG DIINGINKAN  TMA 850 cm  RTH stabilbertambah INPUT TERKONTROL  Tata Ruang Wilayah  Luas RTH  Debit OUTPUT YG TDK DIINGIN  TMA 850 cm  RTH berkurang MODEL PENATAAN RUANG OPTIMAL EVALUASI Tata Guna Lahan Banjir Hilir Penduduk Kondisi Biofisik Kelahiran Kematian Imigrasi Emigrasi Ketinggian Sungai Slope Jenis tnh CH Lahan Terbangun RTH Badan Air Sampah + + - + + + - - - - + - + Debit + Gambar 8 Diagram lingkar sebab-akibat kebutuhan Dengan alat penyusun model seperti di atas, program Stella akan mampu menjalankan model dinamis dalam penataan ruang kawasan yang telah diskenariokan; dengan input, nilai parameter, keterkaitan parameter antar aspek, dan output yang telah ditetapkan. e. Simulasi Salah satu cara untuk melihat kinerja model yang dibangun melalui pendekatan sistem adalah menggunakan konsep model simualsi sistem dinamis. Dengan menggunakan simulasi, maka model akan mengkomputasikan jalur waktu dari variabel model untuk tujuan tertentu dari input sistem dan parameter model. Dengan simulasi akan didapatkan perilaku dari suatu gejala atau proses yang terjadi dalam sistem, sehingga dapat dilakukan analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses tersebut di masa depan Muhammad dalam Djakapermana, 2010. f. Validasi model Validitas atau keabsahan adalah salah satu kriteria penilaian keobyektifan dari suatu pekerjaan ilmiah. Dalam pekerjaan pemodelan obyektif itu ditunjukkan dengan sejauh mana model dapat menirukan fakta. Teknik validasi yang utama dalam metode berpikir sistem adalah validasi struktur model dan validasi kinerja. Validasi struktur model sejauhmana keserupaan struktur model mendekati struktur nyata. Tujuannya untuk melihat sejauhmana interaksi variabel model dapat menirukan interaksi sistem nyata. Sedangkan validasi kinerja adalah aspek pelengkap dalam metode berpikir sistem. Tujuannya untuk memperoleh keyakinan sejauh mana “kinerja” model dengan “kinerja” sistem nyata sehingga Penduduk Kelahiran Kematian Angk Kelahiran Angk Kematian BdnAir Krg BdnAir LhnTerbangun TmbLhnTerb RTH KrgRTH Total LuDAS QMax CrhHjn TinggiManggarai LjLahir LjMati Sub Model Sosial Sub Model Penggunaan Lahan memenuhi syarat sebagai model ilmiah yang taat fakta. Caranya adalah memvalidasi kinerja model dengan data empiris untuk sejauh mana perilaku “output” model sesuai dengan perilaku data empirik. Gambar 9 Konstruksi model dinamik stock flow diagram

3.4 Batasan dan Asumsi Model serta Skenario Hasil

Dengan keterbatasan data yang didapatkan selama pengambilan data di lapangan, maka model yang direncanakan didasarkan pada beberapa asumsi. Asumsi-asumsi ini dibuat agar model lebih mendekati realistik dan logis, sehingga memungkinkan untuk diterapkan pada tingkat kebijakan. Asumsi dasar yang dibuat pada model ini yaitu pola penutupan ruang yang cukup guna menghasilkan tata ruang optimal dengan pengaturan ruang terbuka hijau dan perbaikan badan air dan tetap mengakomodir jumlah penduduk. Model dibatasi dan difokuskan pada tujuan memprediksi perubahan penutupan lahan akibat perkembangan penduduk dan dampaknya kepada kejadian banjir akibat ketinggian muka air yang melebihi 850 cm.