Daya Dukung Lingkungan Kajian Dampak Perubahan Penutupan Lahan Terhadap Kejadian Banjir Pada Lanskap Das Ciliwung Hilir Dengan Pendekatan Sistem Dinamik

Tabel 1 Lanjutan

3.3 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan beberapa bagian atau tahapan, yaitu analisis penutupan lahan, analisis periode ulang curah hujan, analisis hubungan antara penutupan lahan dan curah hujan terhadap debit air, analisis sistem dinamik dan analisis distribusi spasial.

1. Analisis Penutupan Lahan

Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap penutupan lahan pada daerah penelitian. Data yang digunakan dalam tahap ini adalah Citra Landsat tahun 1990, 2000, 2010 dan 2014. Pengolahan citra merupakan suatu cara memanipulasi data citra menjadi suatu keluaran output sesuai dengan yang diharapkan. Secara umum data dari penginderaan jauh agar dapat digunakan SIG harus diinterpretasikan terlebih dahulu. Tahapan identifikasi interpretasi tersebut adalah sebagai berikut : a. Import data Langkah awal yang dilakukan adalah import data file ke dalam format data yang diinginkan sesuai jenis data yang dipakai dalam software ERDAS IMAGINE, yaitu format .img. Data yang disimpan biasanya dalam bentuk data raster. 4 Peta Jenis Tanah

B. Bio-fisik

1 DebitTinggi Muka Air Sungai ltrdtk; cm BP DAS Citarum- Ciliwung, BBWSCC, Dinas PU Tata Air 2 Curah Hujan mmthn BMKG Peubah 3 Data Sungai Dinas PU Tata Air

C. Sosial

1 Populasi jiwa BPS Kondisi umum 2 Sosial ekonomi BPS Kondisi umum b. Raktifikasi data Koreksi geometri dimana row dan path data citra landsat mempunyai sistem koordinat UTM Universal Transverse Mercator yang belum tentu sama dengan basemap atau sistem proyeksi yang digunakan. Sehingga sebelum dilakukan pendugaan maka terlebih dahulu dilakukan koreksi secara geometris berdasarkan Ground Control Point GCP sebagai titik kontrolreferensi. Setelah dilakukan koreksi secara geometrik, maka dilakukan juga koreksi secara atmosferikradiometrik, untuk melihat sejauhmana citra tersbeut layak untuk digunakan dalam analisis. Citra dianggap layak jika kondisi tutupan awan 20 sebagai acuan untuk penentuan histogram. Hal penting untuk mempertajam luas cakupan penutupan lahan yang dapat diidentifkasi termasuk waktu, jam dan tanggal pengambilan citra tersebut untuk mengetahui pola-pola penutupan lahan saat melakukan klasifikasi dimana panduannya dapat diestimasi dari rekaman kejadian yang terjadi pada saat citra diprogram. Gambar 5 menunjukkan kondisi sebelum dikoreksi dan setelah dikoreksi. c. Subset image Subset image adalah memotong cropping citra untuk menentukan daerah penelitian, Citra landsat tahun 1990, 2000, 2010 dan 2014 akan di-subset dengan boundary DAS Ciliwung Hilir. d. Komposit band Citra satelit Landsat 7+ETM mempunyai 8 band gelombang cakupan per scene 185 x 185 km dengan resolusi 30 m multispectral. Untuk keperluan penafsiran citra ini diperlukan beberapa band yang dikombinasikan komposit sehingga memudahkan dalam proses penafsiran. Citra ditampilkan pada layar monitor dengan model warna RGB Red Green Blue atau kombinasi band 5-4-3 karena merupakan tampilan terbaik untuk identifikasi secara visual. Tampilan RGB ini merupakan tampilan yang sangat baik karena merupakan warna primer true color. Gambar 5 Proses raktifikasi untuk koreksi geometri citra sumber: Hadi, Suwarto, Rusdiana, 2006