Penduduk Kelahiran
Kematian Angk Kelahiran
Angk Kematian BdnAir
Krg BdnAir LhnTerbangun
TmbLhnTerb RTH
KrgRTH Total LuDAS
QMax CrhHjn
TinggiManggarai
LjLahir LjMati
Sub Model Sosial Sub Model Penggunaan Lahan
memenuhi syarat sebagai model ilmiah yang taat fakta. Caranya adalah memvalidasi kinerja model dengan data empiris untuk sejauh mana perilaku
“output” model sesuai dengan perilaku data empirik.
Gambar 9 Konstruksi model dinamik stock flow diagram
3.4 Batasan dan Asumsi Model serta Skenario Hasil
Dengan keterbatasan data yang didapatkan selama pengambilan data di lapangan, maka model yang direncanakan didasarkan pada beberapa asumsi.
Asumsi-asumsi ini dibuat agar model lebih mendekati realistik dan logis, sehingga memungkinkan untuk diterapkan pada tingkat kebijakan.
Asumsi dasar yang dibuat pada model ini yaitu pola penutupan ruang yang cukup guna menghasilkan tata ruang optimal dengan pengaturan ruang terbuka
hijau dan perbaikan badan air dan tetap mengakomodir jumlah penduduk. Model dibatasi dan difokuskan pada tujuan memprediksi perubahan
penutupan lahan akibat perkembangan penduduk dan dampaknya kepada kejadian banjir akibat ketinggian muka air yang melebihi 850 cm.
4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Fisik Wilayah
Karakteristik Topografi
DAS Ciliwung Hilir yang mencakup areal seluas 82 km
2
merupakan dataran rendah bertopografi landai dengan elevasi antara 0 m sampai 100 m dpl.
Bagian hilir didominasi area dengan kemiringan lereng 0-2 , dengan arus sungai yang tenang. Bagian lebih hilir dari Manggarai dicirikan oleh jaringan drainase,
yang sudah dilengkapi dengan Kanal Barat sebagai penangkal banjir berupa saluran kolektor.
Karakteristik Iklim
Berdasarkan iklim Koppen, DAS Ciliwung Hilir termasuk dalam iklim Af, yakni iklim hujan tropis lembab tanpa bulan kering nyata, dengan curah hujan
rata-rata tahunan berkisar antara 2.862 – 4.495 mmtahun dengan rata-rata 3.587
mmtahun. Berdasarkan zona agroklimat Oldeman, daerah ini termasuk dalam 2 tipe zona, yaitu: 1 zona A, daerah yang mempunyai periode bulan basah bulan
dengan curah hujan 200 mm, selama 9 bulan dan bulan kering bulan dengan curah hujan 100 mm kurang dari dua bulan secara berturut-turut, 2 zona B1,
daerah yang mempunyai periode bulan basah selama 7-9 bulan dan bulan kering 2 bulan berturut-turut. Data iklim curah hujan lokasi penelitian yang berasal dari
beberapa stasiun pengamatan cuaca di DAS Ciliwung Hulu disajikan pada Gambar 10.
Kejadian banjir dan kekeringan merupakan salah satu kondisi yang disebabkan oleh kejadian dan intensitas hujan di suatu kawasan. Bencana banjir di
wilayah hilir adalah salah satu kejadian yang disebabkan oleh jumlah aliran permukaan yang berasal dari hujan yang tidak mampu lagi diresapkan ataupun
Gambar 10 Grafik curah hujan di DAS Ciliwung Hilir BMKG tahun 2008-2012
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Agt Sep Okt Nov Des 2008
2009 2010
2011 2012
diteruskan ke laut oleh berbagai jenis penutupan lahan yang ada di kawasan tersebut. Iklim dan curah hujan kemudian sering dianggap sebagai sumber utama
penyebab terjadinya banjir di wilayah hilir. Tingkat kekritisan lahan pada bagian hulu juga menjadi salah satu faktor bertambah parahnya kondisi banjir di daerah
hilir. Persentase tingkat kekritisan lahan bagian hulu, tengah dan hilir disajikan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3 Persentase kekritisan lahan di DAS Ciliwung Kekritisan Lahan
Hulu Tengah
Hilir Sangat kritis
58.15 -
- Kritis
1668.05 -
- Agak kritis
9456.82 191.68
0.64 Potensial kritis
4766.63 5214.60
113.47 Tidak kritis
1596.86 7747.82
9463.56 Sumber : BPDAS 2013
Erosi merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan lahan. Jika suatu DAS telah terjadi erosi maka telah
terjadi kerusakan di DAS tersebut. Erosi dapat menurunkan produktivitas tanah di bagian hulu dan menyebabkan proses pengendapan sedimen di bagian hilir.
Tabel 4 Tingkat erosi bahaya DAS Ciliwung Hilir
Wilayah DAS
KotaKab Ringan
Sedang Berat
Sangat Berat
Luas Ha
Sumber : BPDAS 2011
Debit sungai Ciliwung dikontrol melalui ketinggian air beberapa pintu air. Untuk Ciliwung hilir dikontrol melalui Pintu Air Manggarai. Ketinggian air
bulanan maksimum di pintu air tersebut pada tahun 1990, 2000 dan 2010 disajikan pada Gambar 11 berikut.
Ciliwung Hilir
Kota Jakarta
Selatan 1202.84
1202.84 Kota
Jakarta Timur
566.84 566.84
Kota Jakarta
Pusat 2187.01
2187.01 Kota
Jakarta Utara
2271.55 2271.55
Kota Jakarta
Barat 251.75
251.75 LuasHa
27687.29 10536.49 236.67 149.80 38610.25
Gambar 11 Ketinggian air bulanan maksimum Ciliwung Hilir tahun 1990, 2000 dan 2010 Dinas PU Prov. DKI Jakarta tahun 1990, 2000 dan 2010
Pada pintu air tersebut telah ditetapkan beberapa status siaga untuk mempersiapkan kemungkinan kejadian akibat aliran air dari bagian yag lebih atas.
Status siaga pintu air disajikan pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Status siaga Sungai Ciliwung
Status Siaga Ketinggian
Hulu Tengah
Hilir Siaga 1
200 350
950 Siaga 2
150-200 270-350
850-950 Siaga 3
80-150 200-270
750-850 Siaga 4
80 200
750 Sumber : Petugas Pintu Air Manggarai
Karakteristik Hidrogeologi
Bentuk DAS Ciliwung Tengah dan Hilir memiliki bentuk seperti pipa, dengan topografi halus sampai agak kasar, lereng umumnya landai dimana
semakin ke hilir semakin landai. Bagian hilir yang dibatasi sampai stasiun pengamatan Manggarai dicirikan oleh jaringan drainase yang sudah dilengkapi
dengan Kanal Barat sebagai penangkal banjir berupa saluran kolektor BPDAS Citarum-Ciliwung 2007.
Konfigurasi sistem akifer di DAS Ciliwung berdasarkan hasil studi terakhir yang dilakukan oleh Dinas Pertambangan DKI Jakarta dan LPM ITB
2001 menunjukkan bahwa batuan-batuan sedimen di daerah DKI Jakarta dan sekitarnya membentuk sistem akifer yang sangat heterogen dan kompleks
Hutasoit 2002. Diketahui sistem akifer-akifer di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya secara umum, untuk penampang utara-selatan, menebal ke utara. Untuk
penampang barat-timur, menebal ke tengah. Adapun lapisan akifernya secara umum, untuk penampang utara-selatan, juga menebal ke utara; untuk penampang
barat-timur, lapisan akifer ini menebal ke utara dan tengah. Kedalaman lapisan akifer ini berkisar 0
– -300 m dpl.
200 400
600 800
1,000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Agt Sep Okt Nov Des 1990
2000 2010