Simulasi Model Kajian Dampak Perubahan Penutupan Lahan Terhadap Kejadian Banjir Pada Lanskap Das Ciliwung Hilir Dengan Pendekatan Sistem Dinamik

400 800 1200 1600 2010 2020 2030 2040 2050 Ti n n g i M u ka A ir c m Hasil Simulasi Ske. 1 Ske. 2 Ske. 3 Berdasarkan hasil yang diperoleh pada ketiga skenario, skenario terbaik yang dapat digunakan adalah skenario 3. Pada skenario ini, tinggi muka air sebagai penanda bahaya banjir berada pada ketinggian 845 cm yang berarti daerah hilir masih berada pada status siaga 3 sesuai ketentuan yang dibuat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. DKI Jakarta. Perbedaan ketinggian muka air berbagai skenario dapat dilihat pada Gambar 24 di bawah ini. Gambar 24 Grafik tinggi muka air pada berbagai skenario

5.7 Arahan Pengendalian Ruang

Berdasarkan hasil dari analisis sistem dinamik menunjukkan bahwa skenario 3 merupakan skenario yang optimal dalam menurunkan tinggi muka air. Pada skenario ini, untuk mencapa tinggi muka air berada pada level aman adalah 845 cm di tahun 2045. Komposisi luasan optimal masing-masing penutupan lahan adalah lahan terbuka 3.81 ha, badan air 275.73 ha, lahan terbangun 5515.81 ha dan ruang terbuka hijau 666.82 ha Gambar 18. Dengan menerapkan luasan optimal hasil simulasi diharapkan dalam jangka panjang tinggi muak air pada Sungai Ciliwung Hilir dapat dikendalikan untuk menghindari kejadian banjir. Arahan pengendalian ruang disusun guna tercapainya rencana ruang sesuai dengan penataan yang diharapkan yaitu alokasi ruang sesuai dengan skenario 3. Dalam studi ini konsep arahan kebijakan lebih ditekankan pada perlindungan banjir dan stabilisasi lereng sungai. Berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 63 tahun 1993 dan Peraturan Pemerintah RI No. 38 tahun 2011 maka ditentukan Garis Sempadan Sungai untuk daerah perkotaan yaitu 10-30 m Gambar 19. Untuk memperbaiki badan air, maka dilakukan pelebaran terhadap sungai sejauh 5 m di kiri dan kanan. Konsep yang digunakan dalam pelebaran ini adalah dengan membuat area yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk beraktivitas. Ketika air surut, maka area tersebut dapat digunakan. Namun ketika tinggi muka air meningkat, maka area tersebut menjadi tampungan sehingga diharapkan air tidak meluap ke area sekitar sungai. Kondisi tata guna lahan yang sudah padat karena bangunan menyebabkan kenaikan run-off yang signifikan dan pengurangan resapan air. Upaya perbaikan