Data dan Sumber Data
                                                                                b. Raktifikasi data
Koreksi  geometri  dimana  row  dan  path  data  citra  landsat  mempunyai sistem  koordinat  UTM  Universal  Transverse  Mercator  yang  belum  tentu  sama
dengan  basemap  atau  sistem  proyeksi  yang  digunakan.  Sehingga  sebelum dilakukan  pendugaan  maka  terlebih  dahulu  dilakukan  koreksi  secara  geometris
berdasarkan  Ground Control Point GCP sebagai  titik kontrolreferensi.  Setelah dilakukan  koreksi  secara  geometrik,  maka  dilakukan  juga  koreksi  secara
atmosferikradiometrik,  untuk  melihat  sejauhmana  citra  tersbeut  layak  untuk digunakan dalam  analisis. Citra dianggap layak  jika kondisi  tutupan awan 20
sebagai acuan untuk penentuan histogram.
Hal penting untuk mempertajam luas cakupan penutupan lahan yang dapat diidentifkasi  termasuk  waktu,  jam  dan  tanggal  pengambilan  citra  tersebut  untuk
mengetahui  pola-pola  penutupan  lahan  saat  melakukan  klasifikasi  dimana panduannya  dapat  diestimasi  dari  rekaman  kejadian  yang  terjadi  pada  saat  citra
diprogram.  Gambar  5  menunjukkan  kondisi  sebelum  dikoreksi  dan  setelah dikoreksi.
c. Subset image
Subset image adalah memotong cropping citra untuk menentukan daerah penelitian, Citra landsat tahun 1990, 2000, 2010 dan 2014 akan di-subset dengan
boundary DAS Ciliwung Hilir. d.
Komposit band Citra  satelit  Landsat  7+ETM  mempunyai  8  band  gelombang  cakupan
per scene 185 x 185 km dengan resolusi  30 m  multispectral. Untuk keperluan penafsiran  citra  ini  diperlukan  beberapa  band  yang  dikombinasikan  komposit
sehingga  memudahkan  dalam  proses  penafsiran.  Citra  ditampilkan  pada  layar monitor dengan model warna RGB Red Green Blue atau kombinasi band 5-4-3
karena  merupakan  tampilan  terbaik  untuk  identifikasi  secara  visual.  Tampilan RGB  ini  merupakan  tampilan  yang  sangat  baik  karena  merupakan  warna  primer
true color.
Gambar 5  Proses raktifikasi untuk koreksi geometri citra sumber: Hadi, Suwarto, Rusdiana, 2006
e. Klasifikasi terbimbing supervised classification
Klasifikasi  terbimbing  dilakukan  dengan  terlebih  dahulu  menentukan sampel  untuk  setiap  kelas  atau  membuat  training  site  area  contoh  berupa
poligon  tertutup  dalam  bentuk  vektor  yang  di-overlay-kan  ke  dalam  citra  yang ada. Penentuan daerah contoh dalam citra dilakukan berdasarkan nilai warna pada
raster  contoh  tertentu.  Pemilihan  dan  penentuan  daerah  contoh  diusahakan mencakup  seluruh  tipe  penutupan  lahan  yang  ada  pada  citra,  agar  tidak  terjadi
pemaksaan pengklasifikasian. Pemilihan dan penentuan lokasi daerah contoh juga memperhatikan pengaruh posisi lereng dan naungan citra. Setelah training sample
AOI dibuat, maka proses klasifikasi terbimbing dapat dilakukan.
Secara  umum  tahapan  analisis  penutupan  lahan  pada  penelitian  ini  dapat dilihat pada Gambar 6.
Hasil pengecekan lapang kemudian dibandingkan dengan nilai interpretasi yang  sudah  dilakukan,  kemudian  dihitung  akurasinya  menggunakan  Overall
Accuracy  dan  Kappa  Accuracy.  Akurasi  penutupan  dan  penggunaan  lahan menggunakan  akurasi  Kappa  Congalton  dan  Mead  dalam  Jaya  2014  yang
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
dimana: X
ii
= nilai diagonal dari matriks kontingensi baris ke-i dan kolom ke-i X
+i
= jumlah piksel dalam kolom ke-i X
i+
= jumlah piksel dalam baris ke-i N
= banyaknya piksel dalam contoh Nilai  Kappa  Accuracy  menghitung  titik-titik  uji  dengan  nilai
commissionuser’s accuracy nilai yang benar dalam baris dibagi nilai total dalam baris error matrix serta nilai omissionproducer accuracy nilai yang benar dalam
kolom  dibagi  nilai  total  dalam  kolom  error  matrix.  Nilai  overall  accuracy umumnya  memiliki  nilai  lebih  tinggi  dibandingkan  Kappa  accuracy.  Pengujian
hasil  klasifikasi  diharapkan  mendapatkan  nilai  overall  accuracy  di  atas  85 Jensen 1996.