Keanekaragaman dan kemerataan spesies

penelitian TNTN adalah sedang, karena nilai indeks yang didapat adalah sebesar 2,95 pada tingkat pohon. Menurut Mac Arthur 1972 tingginya nilai kemerataan menunjukkan tidak adanya dominansi spesies yang sangat menonjol dalam setiap komunitas, tetapi setiap spesies memiliki sebaran individu yang relatif sama. Nilai indeks keanekaragaman tidak selalu berbanding lurus dengan kemerataan. Nilai indeks keanekaragaman yang tinggi belum tentu memiliki nilai indeks kemerataan yang tinggi juga. Di dalam komunitas yang lebih tua keanekaragaman spesies cenderung tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang baru terbentuk Odum 1971. Kemantapan habitat merupakan faktor utama yang mengatur keanekaragaman spesies Heriyanto et al. 2006. Nilai indeks Kemerataan terbesar adalah pada tingkat pohon yaitu 0,85, sedangkan indeks kemerataan terkecil yaitu pada tingkat semai 0,73. Indeks kemerataan memiliki selang antara 0-1. Nilai indeks kemerataan mendekati 1, maka sebaran individu antar spesies relatif merata, sedangkan bila nilai indeks mendekati 0 maka sebaran individu antar spesies sangat tidak merata Krebs 1978 . Spesies-spesies yang berada di plot penelitian menunjukkan penyebaran individu yang merata, terutama pada tingkat pohon dan pancang ini terlihat dari hasil indeksnya mendekati 1. 5.3 Struktur Vegetasi 5.3.1 Sebaran kelas diameter vegetasi habitus pohon Jumlah pohon yang ditemukan pada plot penelitian kulim sebanyak 456 individu yang termasuk ke dalam 28 spesies dari 14 famili. Jumlah pohon tersebut memiliki kelas diameter yang beragam pada luasan 5 ha. Kelas diameter pohon yang banyak jumlahnya terdapat pada kelas diameter 20 –29 cm sebanyak 299 individu, kelas diameter 30-39 sebanyak 91 individu, kelas diameter 40-49 sebanyak 51 individu dan yang paling sedikit jumlahnya terdapat pada kelas diameter ≥ 50 cm sebanyak 15 individu. Diagram kelas diameter vegetasi pada plot penelitian kulim disajikan pada Gambar 12. Struktur vegetasi yang terdapat di lokasi penelitian termasuk struktur tegakan yang normal, karena masih banyaknya terdapat pohon-pohon yang masih muda. Kondisi vegetasi hutan alam yang normal ditunjukkan dengan bentuk kurva seper ti huruf “J” terbalik Loewenstein 1996 diacu dalam Husch et al. 2003, artinya jika jumlah tegakan semai lebih banyak dari pada tiang, tiang lebih banyak dari pancang dan pancang lebih banyak dari pada pohon. Hal ini menunjukkan bahwa pohon-pohon yang memiliki diameter besar sangat sedikit dan persentase pohon yang memiliki diameter ≥ 50 cm hanya 3, sedangkan pohon yang memiliki diameter 20-29 sebanyak 66. Spesies pohon yang memiliki diameter paling besar adalah kelat Syzygium sp. yaitu 64,96 cm. Berdasarkan penelitian LIPI dan WWF 2003 diacu dalam RPTN Tesso Nilo 2006 terdapat 13 spesies pohon yang memiliki diameter 50 cm. Sedikitnya pohon yang berdiameter besar ini disebabkan karena banyaknya penebangan yang dilakukan oleh penebang liar di lokasi tersebut. Pohon-pohon yang berada di plot penelitian melakukan regenerasi dan membentuk susunan hutan yang baru.

5.3.2 Stratifikasi tajuk pohon

Terdapat 42 pohon dari 15 spesies yang ditemui Gambar 13. Kulim memiliki sebaran kelas tinggi antara 15-30 meter. Terdapat tiga pohon kulim pada plot stratifikasi pohon. Berdasarkan hasil penelitian Rachmawati 1999 kulim memilki kisaran tinggi antara 9-30 meter. Pernyataan tersebut juga di ungkapkan oleh Heyne 1987, bahwa kulim merupakan pohon tinggi mencapai 36 meter. Gambar 12 Diagram kelas diameter di TNTN.