Habitat dan Penyebaran Kegunaan

aroma bawang putih biji dan kulit kayunya, juga sebagai sayuran daun, obat tradisional akar dan daun dan upacara ritual kulit kayu dan buah Siagian et al. 2000 diacu dalam Rahayu et al. 2007. Menurut Setyowati dan Wardah 2007 buah kulim yang digiling dan ditambahkan air dapat mencegah masuk angin pada anak-anak.

2.4 Permudaan

Permudaan alam kulim cukup banyak dan menyebar, sedangkan permudaan buatan dapat dilakukan baik dengan anakan dari permudaan alam maupun dari persemaian. Anakan kulim dapat tumbuh pada tempat yang agak terbuka Rachmawati 1998. Biji ditanam di bawah naungan secara langsung di lapangan dan di persemaian. Kondisi habitat yang cocok bagi pertumbuhan biji serta kondisi tajuk yang tidak terlalu rapat dapat mempengaruhi permudaan Bahrun 2000.

2.5 Ancaman Kepunahan

Ancaman kepunahan kulim terletak pada perusakan lahan dan habitat secara besar-besaran di Riau. Pada saat ini keberadaan kulim di daerah Riau terancam punah akibat dari penebangan liar atau eksploitasi hutan. Kegiatan tersebut dilakukan karena adanya tingkat kebutuhan masyarakat terhadap kulim yang semakin tinggi. Rachmawati 1998 mengatakan bahwa pemanfaatan kulim sebagai bahan baku pembuat kapal di Bagan Siapi-api dan manfaat lainnya. Ancaman kelestarian kulim selain manusia adalah hama yang memakan buah kulim seperti babi hutan Sus scrofa, kijang Muntiacus muntjak, kancil Tragulus javanicus, bajing Lariscus sp., dan landak Hystrix brachyura. Selain itu, faktor fisiologi dari kulim yang lambat tumbuh dan berbuah hanya sekali dalam setahun Heryanto Garsetiasih 2004.

2.6 Status Konservasi Kulim

Kategori status konservasi spesies tumbuhan berdasarkan IUCN 2001 adalah sebagai berikut: 1. Extinct Punah adalah status konservasi yag diberikan kepada spesies yang terbukti tidak ada keraguan lagi bahwa individu terakhir spesies tersebut sudah mati. 2. Extinct in the Wild Punah Di Alam Liar adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang hanya diketahui berada di tempat penangkaran atau di luar habitat alami mereka. 3. Critically Endangered Kritis adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang menghadapi risiko kepunahan diwaktu dekat. 4. Endangered Genting atau Terancam adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan yang tinggi di alam liar pada waktu yang akan datang. 5. Vulnerable Rentan adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang. 6. Near Threatened Hampir Terancam adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang mungkin berada dalam keadaan terancam atau mendekati terancam kepunahan, meski tidak masuk ke dalam status terancam. 7. Least Concern Berisiko Rendah adalah kategori untuk spesies yang telah dievaluasi namun tidak masuk ke dalam kategori manapun. 8. Data Deficient Informasi Kurang, s ebuah takson dinyatakan “informasi kurang” ketika informasi yang ada kurang memadai untuk membuat perkiraan akan risiko kepunahannya berdasarkan distribusi dan status populasi. 9. Not Evaluated Belum dievaluasi; s ebuah takson dinyatakan “belum dievaluasi” ketika tidak dievaluasi untuk kriteria-kriteria di atas. Berdasarkan kategori keterancaman populasi menurut IUCN, spesies kulim sudah masuk pada kategori kritis dan bahkan sangat kritis Ismail 2000. Kriteria kritis adalah penurunan populasi diatas 80 selama sepuluh tahun atau tiga generasi, dan juga berpeluang untuk punah di alam di atas 50 selama 5 tahun. Kulim terdaftar sebagai salah satu dari 200 jenis tumbuhan langka Indonesia Mogea et al. 2001