Telagaremis Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam ODTWA di Taman Nasional

namun lokasi efektif yang kini telah dikelola hanya 9,5 ha. Adanya perubahan status kawasan menjadi taman nasional mewajibkan pihak pengelola untuk mempunyai izin pengusahaan pariwisata alam di taman nasional. Namun sampai saat ini pihak pengelola belum mempunyai izin tersebut, walaupun pihak CV sudah mengajukan izin tersebut ke Dirjen PHKA. Pungutan hasil dari obyek wisata Buper Palutungan dari harga tiket sebesar Rp 7.000 dilakukan pembagian hasil yaitu Rp 1.500 untuk PNBP yang diserahkan melalui pihak TNGC, Rp 1.000 disisihkan sebagai dana konservasi. Walaupun obyek wisata ini dikelola oleh pihak swasta yaitu CV, pemerintah daerah dalam hal ini juga mendapatkan pembagian sebesar 35 dari harga tiket yang sudah dipotong oleh PNBP dan dana konservasi. Pihak pengelola yang bekerjasama dengan TNGC dan pemerintah desa, mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam pengelolaan Buper Palutungan yaitu dengan cara melibatkan KTK Kelompok Tani Konservasi sebagai petugas parkir dengan imbalan jasa dari pengelolaan parkir tersebut. Sedangkan kelompok PKK desa menyediakan pemesanan makanan pada pengunjung yang melakukan kegiatan berkemah dalam jumlah besar seperti acara organisasi atau sekolah.

5.2 Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam ODTWA di Taman Nasional

Gunung Ciremai Wilayah SPTN I Kuningan Lokasi obyek daya tarik wisata alam yang ada di wilayah SPTN I Kuningan sebagian besar terletak di luar hamparan kawasan. Setiap lokasi obyek wisata memiliki daya tarik yang berbeda berupa sumberdaya alam seperti air terjun, sumber air panas, tumbuhan, satwa, pemandangan alam hutan pinus dan pegunungan, serta kebudayaan masyarakat sekitar. Beragamannya daya tarik wisata tersebut memberikan pilihan pada pengunjung yang ingin berwisata ke TNGC wilayah SPTN I Kuningan untuk berwisata sesuai dengan tujuannya.

5.2.1 Telagaremis

Telagaremis terletak di Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan. Lokasi obyek wisata ini berada di perbatasan tiga kabupaten yaitu Kuningan, Majalengka dan Cirebon. Luas obyek wisata Telagaremis sekitar ± 68,81 ha. Nilai daya tarik yang dimiliki oleh kawasan wisata ini berupa danau alami, pemandangan alam seperti tegakan pohon pinus dan 9 sumber mata air yang tersebar di sekitar lokasi obyek wisata. Selain itu, udara sekitar obyek wisata ini terasa sejuk dan bersih seperti udara di daerah pegunungan. Telagaremis berasal dari sebuah nama kerang kecil disebut remis yang hidup di sekitar telaga, kerang ini dipercaya masyarakat dapat mengobati penyakit. Sejarah asal usul Telagaremis yaitu dari legenda peperangan antara Pangeran Salingsingan dengan Pangeran Purbaya yang terjadi selama berabad- abad. Kedua pangeran tersebut masih kakak beradik yang terpisah jauh selama mereka pergi mencari ilmu. Kepergian kedua bersaudara ini berdasarkan titah sang ayah yaitu orang yang berhak menduduki tahta setelah beliau pergi adalah orang yang paling sakti. Pada suatu hari mereka bertemu kembali dan beradu kesaktian. Saat peperangan terjadi Pangeran Salingsingan hampir kalah oleh Pangeran Purbaya, namun kekalahan itu justru dijadikan taktik peperangan oleh Pangeran Salingsingan yaitu Pangeran Salingsingan lari bersembunyi di rungkun oyong rimbunan tanaman oyong yang terdapat kidang hewan sejenis kijang. Saat Pangeran Salingsingan yang dikejar oleh Pangeran Purbaya tersebut lari ke rungkun oyong, kidang tersebut keluar dari rungkun karena kaget. Purbaya melihat kidang keluar dan beranggapan bahwa kidang tersebut merupakan jelmaan dari Pangeran Salingsingan. Purbaya pun pergi mengejar kidang tersebut ke mana pun kidang itu lari, semakin lama dia mengejar dan semakin masuk ke dalam hutan kidang tersebut semakin banyak terlihat. Pada akhirnya Purbaya merasa kelelahan dan dia merasa kehausan setelah berlari mengejar kidang. Purbaya pun pergi mencari sumber air minum dan dia menemukan sumber air yang menyerupai air mancur. Namun saat Purbaya datang air tersebut malah menghilang. Purbaya pun marah dan mencaci air tersebut, hingga air pun mengizinkan Purbaya minum dengan syarat dia harus mengambil air dengan menggunakan gayung atau tangan seperti layaknya orang berwudhu. Air itu pun keluar kembali dan Purbaya minum sepuasnya, setelah selesai Purbaya pamit pergi pada air untuk mencari kembali kidang yang dianggap jelmaan dari Salingsingan. Air yang diminum Purbaya ternyata merupakan jelmaan dari Salingsingan, sehingga Salingsingan pun berada di dalam perut Purbaya. Salingsingan menyerang Purbaya dari dalam perutnya dengan melukai bagian hati Purbaya hingga dia menyerah. Saat menyerah itulah Salingsingan membuat suatu kesepakatan dengan Purbaya bahwa dia akan berubah jadi air dan Purbaya akan diubahnya jadi kura- kura bernama “si Mendung” yang akan selalu hidup di bawah air. Cerita ini pun memberikan kepercayaan pada sebagian masyarakat bahwa air yang ada di sumber air keramat akan mendatangkan berkah jadi barang siapa pun perawan atau janda yang sulit mendapatkan jodoh, mandikanlah dia dengan air keramat pasti cepat mendapatkan jodoh. Selain itu orang yang ingin bekerja atau mempunyai keinginan lain sering datang untuk dimandikan oleh kuncen. Sumber air yang biasa dipakai untuk memandikan disebut Sumur Jalatunda dan telaga yang sering dipakai mandi Telaga Nilem. Selain mempunyai cerita mitos Telagaremis juga memiliki keunikan dan keindahan sumberdaya alam yang berpotensi untuk dijadikan daya tarik wisata diantaranya yaitu: a Telagaremis Situ Ayu Salintang Telaga ini merupakan telaga unggulan obyek wisata Telagaremis. Luas telaga ini paling besar diantara telaga yang lainnya, dengan kedalaman mencapai ± 15 meter, bagian dasar telaga banyak terdapat ganggang. Sumber air telaga ini berasal dari 7 mata air yang berada di sekitar pohon beringin pinggir telaga. Air dari telaga ini dipergunakan oleh PT Indosemen di Kabupaten Cirebon. Kegiatan yang berpotensi dilakukan antara lain wisata perahu dan sepeda air. Selain itu juga dapat dilakukan kegiatan wisata memancing yang kini sudah banyak dilakukan oleh warga Desa Kaduela dan sekitarnya. Flora yang terdapat di sekitar Telagaremis antara lain Pinus Pinus merkusii, beringin Ficus benjamina, ketapang Terminalia katapa dan mangga Mangifera sp. Gambar 5 Telagaremis. Keberadaan telaga ini erat kaitannya dengan makam Buyut Ayu Salintang yang makamnya terdapat di pinggir telaga ini, namun sampai saat ini masih belum ada orang yang berani menceritakan keterkaitan makam Buyut Ayu Salintang dengan keberadaan Telagaremis ini. Sebagian masyarakat ada yang menyatakan bahwa Telagaremis dan Situ Ayu Salintang berbeda dipisahkan oleh makam Buyut, namun tidak banyak orang yang mengetahui hal tersebut dan beranggapan Situ Ayu Salintang merupakan nama lain dari Telagaremis. Hal ini dikarenakan lokasi kedua telaga ini yang terlihat menyatu hanya saja tersekat pada salah satu sisinya oleh makam keramat Buyut Ayu Salintang dan mushola serta panggung hiburan seperti yang terlihat pada Gambar 6. a b Gambar 6 a Jembatan penyekat Telagaremis dan Situ Ayu Salintang, b Situ Ayu Salintang. b Telaga Deleg Telaga Deleg merupakan salah satu telaga yang tadah hujan karena air di telaga ini penuh saat musim hujan. Air di telaga ini berwarna kecoklatan seperti yang terlihat pada Gambar 7. Pada telaga ini terdapat ikan yang sengaja dipelihara oleh masyarakat sekitar diantaranya ikan nilem, ikan mas, lele dan ikan nila. Sedangkan saat musim kemarau telaga ini kering dan lahannya digunakan oleh warga sebagai kebun biasanya ditanami umbi-umbian seperti singkong. Selain itu pada lokasi telaga ini juga terdapat sebuah petak sawah yang dikelola oleh kuncen Telagaremis. Tanaman yang terdapat di sekitar telaga yaitu kapuk randu Ceiba petandra, kenanga, mangga Mangifera sp. dan beberapa tanaman palawija. Gambar 7 Telaga Deleg. Pada lokasi Telaga Deleg ini terdapat lahan terbuka yang terdapat banyak bebatuan besar, biasanya warga sekitar menggunakan lahan ini untuk menjemur padi pada musim panen dan sebagian pengunjung biasanya menggunakan lahan ini untuk berkemah. Udara di sekitar camping ground ini cukup panas dan rawan terjadi kebakaran karena banyaknya semak belukar yang mengering pada saat musim kemarau. c Telaga Salam Telaga ini berada di sebelah kiri bawah camping ground telaga Deleg, air telaga ini bening dan sedikit tertutup oleh serasah dari pohon sekitarnya seperti yang tersaji pada Gambar 8. Terdapat beberapa macam burung di sekitar telaga seperti cinenen pisang Orthotomus sutorius, cabe jawa dan jenis burung semak. Tanaman yang terdapat di sekitar telaga diantaranya nangka Artocarpus heterophyllus, kapuk randu Ceiba petandra, beringin Ficus benjamina, sukun Artocarpus communis, akasia Acacia mangium dan pisang. Gambar 8 Telaga Salam. d Telaga Buruy I Telaga ini tertutup oleh semak dan tumbuhan air seperti yang terlihat pada Gambar 9, sehingga pengunjung tidak bisa melihat telaga dari jarak dekat. Udara sekitar telaga terasa panas, pada musim kemarau sering terjadi kebakaran karena semak yang mengelilingi telaga dan air telaga mengering. Jalan setapak menuju telaga ini sudah tidak terlihat, tertutup oleh tumbuhan bawah dan semak yang agak tinggi. Jarang masyarakat yang datang ke lokasi telaga ini. Tanaman yang ada di sekitar telaga berupa pisang, sengon Paraserianthes falcataria dan beberapa jenis semak belukar. Gambar 9 Telaga Buruy I. e Nyi Eloh Air telaga ini berwarna bening Gambar 10 dan mengalir setiap musim di sepanjang tahun. Letak sumber air ini di pinggir jalan dalam kawasan wisata sebelum Telaga Deleg. Biasanya pengunjung yang berkemah di camping ground Telaga Deleg menggunakan air Nyi Eloh ini untuk keperluan selama kegiatan, terdapat MCK yang sudah tidak terawat dan dapat digunakan sebagai tempat ganti pakaian. Tanaman yang terdapat di sekitar sumber air diantaranya kenanga, tanaman pisang, singkong, paku-pakuan dan semak belukar. Air yang berasal dari telaga ini digunakan oleh perusahaan lokal air minum isi ulang. Gambar 10 Nyi Eloh. f Telaga Leutik dan Telaga Buruy II Telaga Leutik dan Telaga Buruy II terdapat di sebelah selatan Telagaremis. Ada beberapa jalan tanah setapak dan berbatu yang menuju kedua lokasi telaga ini, namun sebagian jalan sudah tertutup semak dikarenakan jarang dilalui orang. Masyarakat sekitar sering memancing di telaga ini, karena suasananya sunyi dan udaranya yang sejuk. Ikan yang terdapat di kedua telaga ini cukup beragam diantaranya ikan nila dan lele. Kedua telaga ini airnya surut pada musim kemarau, tepian telaga tidak terlihat karena tertutup oleh semak dan beberapa tumbuhan air seperti eceng gondok Gambar 11. a b Gambar 11 a Talaga Leutik dan b Telaga Buruy II. g Sumur Jalatunda Sumur Jalatunda ini merupakan sumber mata air keramat Gambar 12 yang biasa dipakai memandikan pengunjung oleh Kuncen. Biasanya pengunjung datang pada hari-hari tertentu seperti malam jum ’at kliwon. Kebanyakan pengunjung yang datang berasal dari luar daerah seperti Cirebon dan Indramayu. Pengunjung yang datang memiliki tujuan khusus di luar kegiatan berwisata, kepercayaan mereka terhadap mitos yang berkembang masih cukup tinggi. Beberapa orang datang dengan tujuan ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik seperti mendapatkan pekerjaan atau jodoh. Akan tetapi tidak banyak pengunjung yang mengetahui keberadaan dan mitos Sumur Jalatunda ini. Lokasi Sumur Jalatunda terletak sebelum Telaga Leat. Gambar 12 Sumur Jalatunda. h Telaga Leat dan Telaga Nilem Letak kedua telaga ini sangat berdekatan, memiliki air yang jernih sehingga tanaman yang berada di bawah telaga dapat terlihat seperti yang terlihat pada Gambar 13. Kegiatan wisata yang bisa dilakukan di kedua telaga ini antara lain memancing dan berenang. Namun pengunjung lebih senang berenang di telaga Nilem karena airnya lebih jernih dan dalam serta lebih luas. Pada sepanjang jalan menuju kedua lokasi telaga ini terdapat batu-batuan besar yang menjulang tinggi. Jalan menuju lokasi kedua telaga ini berbatu, bisa dilalui oleh kendaraan bermotor. a b Gambar 13 a Telaga Leat. b Telaga Nilem. i Batu Tumpeng Batu Tumpeng merupakan deretan sebuah batu yang diangggap keramat bagi orang-orang tertentu, bahkan terdapat mitos bahwa batu ini kadang – kadang tidak dapat didokumentasikan atau tidak terlihat di foto. Pada lokasi batu ini berdasarkan informasi beberapa penduduk mempunyai nilai sejarah dan biasanya ada yang menjadikan sebagai tempat pemujaan. Bentuk Batu Tumpeng ini menyerupai tumpeng yang disusun berlapis seperti yang terlihat pada Gambar 14. Selain Batu Tumpeng tersebut juga terdapat beberapa batu besar yang tersusun. Batu Tumpeng ini berada di sebelah kiri atas Telaga Deleg, akses jalan setapak menuju lokasi tidak dapat terlihat jelas karena sudah tertutup semak belukar dan jarang dilalui oleh manusia. Beberapa tanaman yang banyak ditemukan yaitu sengon Paraserianthes falcataria, mahoni Swietenia macrophylla dan melinjo Gnetum gnemon. Gambar 14 Batu Tumpeng. j Camping ground Pinus Camping ground selain di Telaga Deleg juga terdapat di sebelah utara Telagaremis Situ Ayu Salintang yang tersebar menghadap pemandangan Telagaremis, berupa area yang terbuka di bawah tegakan pinus seperti yang disajikan pada Gambar 15. Beberapa tempat yang biasa digunakan untuk mendirikan tenda ditumbuhi oleh tumbuhan bawah dan semak yang akan dibersihkan oleh pihak pengelola apabila sudah ada pengunjung yang siap untuk berkemah. Gambar 15 Camping ground Telagaremis.

5.2.2 Paniis