penelitian kulim di TNTN adalah melabai Dyera sp. 40,55, sedangkan spesies yang memiliki nilai INP terendah yaitu beringin Ficus benjamina 0,82 Tabel
6. Spesies ini sangat sedikit ditemukan di lokasi penelitian. Indeks Nilai Penting dapat mencirikan tingkat penguasaan suatu spesies terhadap tempat tumbuh.
Tabel 6 Indeks Nilai Penting INP spesies pada tingkat pohon yang dijumpai pada plot penelitian kulim di TNTN
No Nama spesies
INP No
Nama spesies INP
1 Kulim
Scorodocarpus borneensis
6,17 15
Kempas Koompassia malaccensis
6,15
2 Kelat Syzygium sp.
29,92 16
Akasia Acacia mangium 6,97
3 Kedondong hutan
Spondias sp 10,66
17 Kuras Dryobalanops
oblongifolia 13,35
4 Kabau Archidendron
microcarpum 2,09
18 Sendok-sendok Endospermum
sp 14,45
5 Pulai Alstonia scholaris
1,97 19
Melabai Dyera sp 40,55
6 Balam Pterospermum
rostratum 14,55
20 Arang-arang Diospyros sp
2,41
7 Bintangur Calophyllum
rubiginosum 16,36
21 Petaling Ochanostachys
amentacea 11,63
8 Balau Shorea sp
9,89 22
Keranji Dialium indum 2,27
9
Meranti Shorea sp 32,05
23
Mempening Lithocarpus lucidus
3,23
10
Medang Litsea sp. 16,58
24
Resak Vatica sp 2,00
11 Mahang Macaranga sp
26,52 25
Daru-daru Strombosia javanica 2,66
12
Tampui Baccaurea crassifolia
6,57
26
Kayu batu Irvingia malayana 5,26
13
Rengas Gluta sp 3,61
27
Terap Artocarpus sp 4,10
14 Beringin Ficus
benjamina 0,82
28 Kepayang Scaphium
macropodum 7,20
5.2.2 Komposisi spesies pada tingkat tiang
Hasil analisis vegetasi pada tingkat tiang ditemukan sebanyak 24 spesies dari 13 famili. Spesies yang memiliki kerapatan yang paling tinggi yaitu kelat
Syzygium sp. 104 individuha. Berikut adalah INP spesies pada tingkat tiang di plot penelitian Tabel 7. Spesies yang paling banyak ditemukan adalah mahang
Macaranga sp.. Nilai INP spesies mahang sebesar 76,58, merupakan spesies dengan nilai INP tertinggi. Spesies yang memilki INP terkecil yaitu mempening
Lithocarpus lucidus sebesar 0,88.
Tabel 7 Indeks Nilai Penting INP spesies pada tingkat tiang yang dijumpai pada plot penelitian kulim di TNTN
No Nama spesies INP
No Nama spesies
INP 1
Mahang Macaranga sp. 76,58
13 Kempas Koompassia malaccensis 2,31
2
Melabai Dyera sp 56,06
14
Kabau Archidendron microcarpum
2,31
3
Meranti Shorea sp 41,95
15
Bintangur Calophyllum rubiginosum
2,30
4
Kelat Syzygium sp 32,75
16
Petaling Ochanostachys amentacea
2,29
5
Medang Litsea sp 22,69
17
Arang-arang Diospyros sp 2,25
6 Balam Pterospermum
rostratum 15,22
18 Antui Goniothalamus
macrophyllus 1,89
7 Kedondong hutan Spondias sp
10,83 19
Resak Vatica sp 1,13
8 Kulim
Scorodocarpus borneensis
8,76 20
Keranji Dialium indum 1,09
9
Tampui Baccaurea crassifolia 7,40
21
Rambutan hutan Nephelium lappaceum
1,07
10
Balau Shorea sp. 2,91
22
Pulai Alstonia scholaris 0,95
11 Sendok-sendok Endospermum
sp. 2,76
23 Kuras Dryobalanops oblongifolia
0,92
12 Akasia Acacia mangium
2,71 24
Mempening Lithocarpus lucidus 0,88
Mahang banyak dijumpai di lokasi penelitian karena spesies ini merupakan spesies pionir yang terdapat pada lokasi hutan yang sudah banyak mengalami
gangguan Gambar 11. TNTN merupakan Hutan Produksi Terbatas milik bekas PT. Inhutani IV yang habis ditebangi dan sudah bukan merupakan hutan primer
lagi.
5.2.3 Komposisi spesies pada tingkat pancang
Sebanyak 21 spesies dari 15 famili pada tingkat pancang. Spesies yang memiliki kerapatan tertinggi yaitu meranti Shorea sp. 460,80 individuha.
Sedangkan untuk melihat nilai INP dari spesies pancang disajikan pada Tabel 8.
a b
Gambar 11 a Daun mahang dan b Bentuk vegetasi mahang.