69
5.6 Pengembangan Pariwisata Alam di TNGC Wilayah SPTN I Kuningan
Pengembangan pariwisata alam yang ada di TNGC terutama wilayah SPTN I Kuningan dapat dilakukan dalam beberapa bentuk pengembangan diantaranya
peningkatan kerjasama pengembangan pariwisata alam, pengembangan produk pariwisata alam dan pengembangan sarana prasarana penunjang kegiatan
pariwisata alam. Kerjasama pengembangan pariwisata alam yang saat ini sudah dilakukan antara BTNGC, masyarakat, investor dan pemerintah daerah perlu
adanya peningkatan kerjasama seperti peningkatan bentuk kerjasama. Pengembangan produk pariwisata alam disesuaikan dengan potensi obyek dan
daya tarik lokasi wisata yang mempunyai daya tarik sumberdaya alam berbeda pada setiap lokasinya. Sedangkan pengembangan sarana dan prasarana penunjang
kegiatan wisata
alam dalam
perencanaan pembangunannya
perlu mempertimbangkan status kawasan yaitu kawasan pelestarian alam sebagai taman
nasional, sehingga rencana pengembangan sarana dan prasarana tersebut harus disesuaikan dengan rencana pengelolaan kawasan.
Lokasi obyek wisata yang berada dekat batas kawasan taman nasional dengan sebagian besar permukiman masyarakat sekitar, serta obyek wisata
tersebut memiliki potensi obyek daya tarik wisata yang berpotensi untuk dikembangkan dan kondisi aksesibilitas baik, maka dalam pembagian sistem
zonasi TNGC obyek wisata tersebut berada dalam zona pemanfaatan. Obyek wisata yang termasuk pada zona pemanfaatan dapat membangun fasilitas
penunjang kegiatan wisata dan wisata yang dapat dilakukan tidak terbatas. Rekomendasi pengembangan pariwisata alam yang ada di TNGC wilayah
SPTN I Kuningan dilakukan pada masing-masing lokasi wisata sesuai dengan potensi obyek dan daya tarik wisata, keinginan pengunjung, rencana pengelolaan
Disparbud, swasta dan masyarakat dan pihak TNGC sebagai pihak yang berwenang berkaitan dengan status kawasan yang merupakan salah satu kawasan
konservasi merupakan tujuan akhir dari penelitian ini yaitu adanya rencana pengembangan seperti yang tersaji pada Tabel 11.
70 Tabel 11 Rekomendasi pengembangan obyek wisata alam di TNGC wilayah SPTN I Kuningan
No Lokasi obyek
Potensi daya tarik Usulan pengunjung
Rencana pengelola Rekomendasi pengembangan
1 Telagaremis
- Pemandangan alam
- Sembilan telaga
Telagaremis Situ Ayu Salintang, Deleg,
Salam, Nyi Eloh, Buruy I, Leutik, Leat, Nilem,
Buruy II -
Sumur Jalatunda -
Batu Tumpeng -
Bumi perkemahan -
Peningkatan sarana dan prasarana yang ada
- Adanya outbound, shelter,
dan saran trasportasi umum -
Adanya atraksi wisata hiburan kesenian
- Peningkatan kebersihan
obyek terutama danau -
Adanya cinderamata yang khas
- Menciptakan produk
cinderamata yang memiliki spesifikasi objek wisata Talaga
Remis -
Pembuatan dan pengembangan sarana objek wisata
- Menjalin kemitraan dengan
pihak swasta dalam peningkatan prasarana wisata
- Pembuatan kolam pemandian
alam di Telaga Nilem dan saran permainan anak
- Pengembangan produk wisata
- Pembuatan
cinderamata khas
Telagaremis seperti papan nama dari kayu
- Penyediaan sarana wisata tirta,
akomodasi dan wisata petualangan sesuai dengan PP 36 tahun 2010
- Pengelolaan pengunjung sesuai
Pedoman pengembangan pariwisata alam di kawasan hutan tahun 2003
- Meningkatkan hubungan kerjasama
2 Paniis
- Aliran sungai Paniis
- Bumi perkemahan
- Adanya outbound, shelter
dan ruang ganti pakaian -
Adanya penataan warung -
Penambahan atraksi wisata -
Menambah dan menggali potensi atraksi yang dapat
menjadi daya tarik obyek wisata, dapat berupa atraksi
budaya maupun seni -
Pembuatan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana
pada obyek wisata -
Pengembangan produk wisata -
Penyediaan sarana
wisata petualangan sesuai PP 36 tahun
2010 -
Meningkatkan hubungan kerjasama -
Pengelolaan pengunjung
70
71
Tabel 11 Lanjutan
No Lokasi obyek
Potensi daya tarik Usulan pengunjung
Rencana pengelola Rekomendasi pengembangan
3 Buper
Cibeureum -
Monyet ekor panjang -
Bumi perkemahan -
Kerajianan pembuatan makanan dan anyaman
bambu -
Pembangunan sarana dan prasarana toilet, tempat
parkir, musola -
Pembuatan tempat santai -
Penataan lokasi wisata dan pembangunan sarana dan
prasarana -
Peningkatan atraksi wisata -
Pengelolaan pengunjung penarikan tiket
- Inventarisasi populasi monyet
- Penyediaan
sarana wisata
petualangan sesuai PP 36 tahun 2010
- Pengembangan produk wisata
- Pengelolaan pengunjung sesuai
Pedoman pengembangan
pariwisata alam di kawasan hutan tahun 2003
- Meningkatkan
hubungan kerjasama
4 Buper Cibunar
- Bumi perkemahan
- Pos pendakian 1 jalur
Linggarjati menuju puncak Gunung Ciremai
- Pemandangan alam
perkebunan dan persawahan
- Penataan warung dan area
berkemah -
Peningkatan kebersihan lingkungan obyek wisata
- Peningkatan sarana dan
prasarana -
Perbaikan jalan menuju obyek
- Penggalian potensi obyek
wisata -
Pembuatan dan peningkatan sarana dan prasarana
- Perbaikan jalan menuju lokasi
dari loket karcis -
Pembuatan kolam renang dari sumber air Cibunian
- Pembuatan outbound
- Pengembangan produk wisata
- Penataan lokasi wisata
- Penyediaan sarana wisata alam
yaitu wisata akomodasi dan sarana wisata petualangan sesuai PP 36
tahun 2010 -
Meningkatkan hubungan
kerjasama
71
72
Tabel 11 Lanjutan
No Lokasi obyek
Potensi daya tarik Usulan pengunjung
Rencana pengelola Rekomendasi pengembangan
5 Buper
Balongdalem -
Upacara adat Kawin Cai -
Situs sejarah makam Pahlawan Samudra,
makam Mbah Buyut Bayu dan Buyut goong
- Balong Kolam
- Pengembangan atraksi wisata
sejarah dan budaya -
Adanya sarana dan prasarana -
Penambahan sarana outbound -
Penataan lokasi obyek wisata -
Pengelolaan pengujung penarikan tiket
- Pembangunan sarana dan
prasarana -
Pengembangan wisata budaya dan sejarah
- Penyediaan sarana wisata tirta dan
wista petualangan sesuai PP 36 tahun 2010
- Pengelolaan pengunjung
- Meningkatkan
hubungan kerjasama
6 Lembah
Cilengkrang -
Pemandangan alam -
Kebun koleksi -
Air terjun -
Sumber air panas -
Bumi perkemahan -
Fauna elang jawa -
Perbaikan jalan -
Pembuatan tempat parkir yang lebih dekat dengan
obyek -
Peningkatan sarana dan prasarana tempat makan,
musola, toilet, dan tempat ganti
- Pembesaran kolam
pemandian -
Adanya outbound -
Pembuatan kolam pemandian air panas alami dengan
memisahkan antara anak-anak, dewasa wanita dan laki-laki
- Peningkatan kemampuan
anggota kompepar dalam memandu wisata
- Penataan dan peningkatan
kualitas saran dan prasarana -
Pengembangan produk wisata -
Penyediaan sarana wisata tirta dan wisata petualangan sesuai dengan
PP 36 tahun 2010 -
Wisata minat khusus pengenalan jenis pohon dan elang jawa
Spizaetus bartelsi -
Meningkatkan hubungan
kerjasama
72
73
Tabel 11 Lanjutan
No Lokasi obyek
Potensi daya tarik Usulan pengunjung
Rencana pengelola Rekomendasi pengembangan
7 Buper
Palutungan -
Air terjun -
Bumi perkemahan -
Peningkatan sarana dan prasarana
- Penambahan sarana
outbound, shelter dan tempat makan
- Perbaikan jalan menuju curug
- Penataan obyek wisata
- Perbaikan dan pembangunan
sarana dan prasarana yang ada -
Penambahan saran outbound -
Perbaikan jalan menuju lokasi -
Pengembangan produk wisata -
Penyediaan sarana akomodasi dan wisata petualangan sesuai dengan
PP 36 tahun 2010 -
Penataan lokasi -
Pengembangan produk wisata pendukung
- Meningkatkan
hubungan kerjasama
73
Berdasarkan Tabel 11 pengembangan obyek wisata alam yang ada di TNGC wilayah SPTN I Kuningan, salah satu rekomendasi pengembangannya yaitu
peningkatan kerjasama pengelolaan yang sudah ada pada beberapa obyek wisata antara BTNGC dengan pihak pengelola. Bentuk kerjasama yang dapat dilakukan
diantaranya pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisata sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu PP No 36 Tahun 2010 mengenai
perngusahaan pariwisata alam pada bagian ketiga yaitu usaha penyediaan sarana wisata alam atau kerjasama dalam pengelolaan dengan menjadikan masyarakat
sekitar kawasan sebagai bagian dari pengelola seperti karyawan. Pihak BTNGC bertindak untuk mengingatkan dan mengontrol program pengembangannya yang
tidak sesuai dengan aturan dan dapat merubah atau mengurangi nilai pelestarian alam kawasan. Salah satu contoh yang dapat mengurangi pelestarian alam antara
lain rencana penanaman jenis-jenis tanaman dari luar daerah atau kawasan eksotik oleh pihak pengelola dengan tujuan keindahan dan koleksi. Oleh karena
itu, pihak BTNGC harus memberikan teguran keras pada investor yang melanggar aturan pengembangan kawasan wisata di TNGC.
Pembangunan dan penataan sarana prasarana yang perlu dikembangkan pada setiap lokasi berbeda sesuai dengan daya tarik dan keinginan pengunjung
serta rencana pengelola seperti pada Tabel 12. Selain pengembangan sarana dan prasarana tersebut dapat pula dilakukan pengembangan sarana dan prasarana
seperti : a.
Penyediaan sarana wisata petualangan: pemandu dari masyarakat sekitar yang sudah diberikan pelatihan terlebih dahulu.
b. Akomodasi: akomodasi yang dapat dilakukan di lokasi wisata TNGC antara
lain dengan memperbaiki bumi perkemahan dengan tujuan pemusatan pengunjung yang ingin berkemah atau dengan pembangunan wisma wisata
alam di sekitar lokasi. Saat ini pada beberapa lokasi seperti Buper Palutungan pengunjung yang ingin menginap dapat bermalam di warung
pedagang sekitar buper tanpa ada tarif khusus.
Tabel 12 Pengembangan sarana dan prasarana di lokasi obyek wisata
No. Lokasi obyek
Bentuk pengembangan obyek
1. Telagaremis
a Penataan lokasi perkemahan
b Penambahan lokasi tempat sampah sekitar telaga
c Penataan jalan setapak menuju sembilan telaga
d Pembuatan papan petunjuk arah dan papan interpretasi
e Pembangunan shelter dan toilet di sekitar telaga Nilem dan area
perkemahan, serta pembuatan tempat duduk santai dan shelter di sekitar 9 telaga terutama Telagaremis
2. Paniis
a Penambahan lokasi tempat sampah
b Penataan lokasi warung dan tempat parkir
c Penataan lokasi tempat santai di sekitar obyek wisata
3. Bumi Perkemahan
Cibeureum a
Penataan lokasi parkir b
Pembangunan tempat penarikan tiket masuk dan tempat duduk santai melihat monyet
4. Bumi Perkemahan
Cibunar a
Penataan lokasi perkemahan b
Perbaikan sarana toilet dan penambahan tempat sampah c
Pembuatan papan interpetasi d
Penataan tempat duduk santai sekitar buper untuk melihat pemandangan alam pegunungan terutama
5. Bumi Perkemahan
Balongdalam a
Penambahan tempat sampah b
Pembangunan lokasi tiket, toliet dan musola c
Penataan jalan setapak tracking yang biasa dipergunakan d
Pembangunan tempat penarikan loket karcis 6.
Lembah Cilengkrang
a Penataan lokasi pemandian air panas
b Penambahan tempat pembuangan sampah
c Penambahan papan interpretasi, khususnya pengenalan jenis
pohon yang ada di sepanjang jalur d
Pembuatan shelter, tempat ganti dan toilet disekitar pemandian air panas
e Penataan lokasi parkir
7. Bumi perkemahan
Palutungan a
Pembuatan tempat duduk santai sekitar pinggir curug b
Pembuatan papan interpretasi, khususnya jenis tanaman yang ada disekitar bumi perkemahan
c Perbaikan sarana mushola, toilet, shelter dan tempat duduk
sekitar bumi perkemahan d
Perbaikan jalan setapak menuju curug
Selain pengembangan sarana dan prasarana rekomendasi pengembangan yang dapat dilakukan pada lokasi wisata alam di TNGC yaitu pengembangan
produk. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengembangan produk yaitu bentuk produk, promosi, pelayanan dan sasaran produk. Hal ini dikarenakan
produk wisata bertujuan untuk meningkatkan ketertarikan pengunjung untuk membeli produk yang ditawarkan. Produk wisata yang dapat ditawarkan di lokasi
wisata alam TNGC disesuaikan dengan sasaran antara lain yaitu: a.
Produk wisata pendidikan Sasaran produk ini adalah semua pengunjung dari berbagai kelas umur,
wisata ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada pengunjung yang mempunyai minat tertentu mengenai pengetahuan alam.
Pelaksanaan pengembangan produk wisata pendidikan membutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memahami kondisi sekitar obyek
wisata dalam pemahaman materi pada pengunjung. b.
Pengembangan paket wisata alam Sasaran produk ini disesuaikan dengan jenis kegiatan dan karakteristik
pengunjung sebagai konsumen utama dan mempertimbangkan variasi atraksi obyek wisata. Pengembangan paket wisata harus memperhitungkan waktu,
jumalah peserta dan lokasi wisata yang dikunjungi. c.
Pengembangan wisata budaya Sasaran produk ini hanya pada pengunjung tertentu yang mempunyai
ketertarikan terhadap kebudayaan masyarakat sekitar lokasi. Namun produk wisata budaya ini hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu. Salah satu contoh
prod uk wisata budaya di TNGC adalah “Kawin Cai” yang diadakan 1 tahun
sekali. Untuk mencapai sasaran produk wisata yang ditawarkan perlu adanya
promosi dengan tujuan memperkenalkan potensi obyek wisata kepada pengunjung dan investor. Beberapa bentuk promosi yang dapat dilakukan melaui radio,
pembuatan buku informasi obyek wisata, leaflet dan pemberian informasi pada pengunjung dengan pelayanan yang baik.
Adapun jenis kegiatan yang berpotensi dilakukan sesuai dengan rekomendasi pengembangan secara rinci pada masing-masing lokasi obyek wisata
adalah:
1. Telagaremis
Potensi daya tarik wisata lokasi ini adalah keindahan panorama alam dan telaga yang tersebar di sekitar lokasi wisata Telagaremis. Adanya 9 telaga tersebut
masih belum banyak diketahui oleh pengunjung dan karakteristik pengunjung yang datang paling banyak usia remaja dan dewasa, maka jenis kegiatan yang
memungkinkan untuk dilakukan antara lain yaitu : a.
Wisata pendidikan Bentuk kegiatan wisata ini lebih difokuskan untuk menambah pengetahuan
mengenai lingkungan dalam pelaksanaannya. Jenis kegiatan tersebut antara lain berkemah dengan mengenalkan kehidupan alam seperti mengenal jenis pohon dan
burung. Selain itu, pengenalan sampah untuk mengingatkan mengenai keberadaan sampah disekitar lingkungan mereka. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan
kesadaran pada pengunjung untuk ikut serta aktif menjaga lingkungan sekitarnya. b.
Wisata air Kegiatan wisata ini menggunakan air sebagai obyek utamanya, hal ini
dikarenakan Telagaremis potensi unggulannya terdapat pada sumberdaya alam berupa air. Jenis kegiatan yang dapat dikembangkan antara lain :
- Berenang di Telaga Nilem dan Leat, kondisi air yang jernih dan luas serta
tidak terlalu dalam seperti Telagaremis. -
Memancing di salah satu telaga yaitu Telaga Leutik dan Buruy II karena suasananya yang cukup sunyi dan banyak terdapat ikan seperti lele dan nila.
- Bermain sepeda air yang kini sudah berjalan di Telagaremis.
Pengembangannya dapat dilakukan dengan memvariasikan bentuk sepeda atau menambah perahu kayu yang kecil untuk pasangan dengan cara
mendayung mengelilingi Telagaremis. c.
Wisata religius Adanya kepercayaan terhadap cerita mitos yang ada di Telagaremis dapat
menjadi daya tarik bagi pengunjung yang memiliki ketertarikan pada hal mistis seperti bermalam di sekitar makam Ayu Salintang dan mandi di Sumur Jalatunda
dengan bantuan kuncen. Kegatan wisata yang dapat dilakukan melihat ritual yang dilakukan masyarakat yang memiliki kepercayaan mistis pada malam tertentu
seperti malam jum’at kliwon dan malam 1 Syuro. d.
Wisata petualangan Bentuk kegiatan wisata ini sasaran utamanya adalah pengunjung usia remaja
dan dewasa yang datang berombongan atau berpasangan untuk menyalurkan jiwa petualangannya dengan bentuk wisata alam menjelajah hutan berkeliling
menelusuri 9 telaga dengan jalur seperti terlihat pada Gambar 38. Sedangkan untuk usia anak-anak dapat dilakukan dengan penjelajahan sekitar Telagaremis
dan hutan pinus dekat telaga. Kegiatan ini dilakukan dengan mengenalkan jenis-jenis tumbuhan dan satwa
yang ditemukan pada sepanjang jalur, memberitahukan siklus air yang ditekankan pada upaya pelestarian alam terutama fungsi hutan dengan kaitannya sebagai
sumber air bersih atau hidrologi.
79 Gambar 38 Peta lokasi 9 telaga di obyek wisata Telagaremis.
79
2. Paniis
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di obyek wisata Paniis antara lain : -
Berkemah: Peserta kegiatan rutin perkemahan ini dapat dijadikan salah satu konsumen tetap dalam setiap tahunnya. Kegiatan berkemah ini dapat dibuat
menjadi satu paket berkemah dengan penambahan kegitan outbound dari pihak pengelola obyek wisata dan kegiatan pengenalan lingkungan hidup seperti
mengenal tumbuhan kopi, pinus dan karet serta cara pemanfaatan hasil hutan non kayunya.
- Wisata pendidikan : Wisata ini dapat dilakukan pada anak sekolah dengan
bekerjasama dengan PDAM untuk melihat proses pengambilan air sebagai air minum untuk daerah Cirebon. Misalnya pengenalan proses, alat dan cara
kerjanya. Selain itu juga dapat dilakukan penelusuran hutan pinus sekitar aliran sungai Paniis untuk pengenalan jenis pohon karet dan kopi serta cara
pemanfaatannya seperti pengambilan getah karet dan pemanenan kopi.
3. Buper Cibeureum
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di Buper Cibeureum selain berkemah antara lain adalah penelusuran hutan “Leuweung jero” untuk pengenalan jenis
tumbuhan dan melihat perilaku monyet ekor panjang yang banyak mendatangi pengunjung yang membawa makanan di sekitar buper dan lapangan bola. Selain
itu, Desa Cibeureum dikenal dengan makanan khas seperti kripik singkong, rengginang dan kopi asli Cibeureum. Pembuatan kopi ini bisa menjadi salah satu
jenis kegiatan wisata lanjutan dari obyek wisata Paniis yang telah mengenal pohon dan cara pemanenan buah kopi, kemudian di desa ini pengunjung dapat
melihat proses pembuatan kopi mulai dari menjemur sampai dikemas. Pengunjung yang datang berkemah di lokasi Buper Cibeureum juga dapat ikut serta dalam
belajar kerajianan yang dimiliki oleh masyarakat sekitar yaitu pembuatan boboko dari bambu tali.
4. Buper Cibunar
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di lokasi ini antara lain adalah wisata petualangan karena pengunjung yang paling banyak datang adalah remaja dan
dewasa. Bentuk wisata petualangannya dapat berupa jelajah hutan sekitar Cibunar dengan pengenalan jenis tumbuhan dan satwa. Pengunjung yang masih sekolah
dapat belajar berkebun mulai dari menanam, memelihara dan memanen hasilnya di area perkebunan warga sebelum buper seperti kebun nilam, cengkih, sayuran
dan umbi. Untuk nilam dan cengkih pengelola bisa bekerjasama dengan pihak pemilik pabrik untuk melihat proses pembuatan minyaknya. Selain itu, adanya
aktivitas masyarakat yang menggunakan tanah untuk pembuatan batu bata sebagai bahan bangunan dan kerajianan ukiran bambu juga bisa menjadi salah satu atraksi
wisata yang ditawarkan sebagai bentuk wisata pendidikan.
5. Buper Balongdalem
Jenis kegiatan wisata yang dapat dilakukan di obyek wisata ini selain berkemah antara lain:
a. Wisata Ziarah
Kegiatan wisata ini dilakukan pada hari-hari tertentu seperti malam tanggal 1 suro dan malam jumat kliwon, pada malam tersebut pengunjung yang berasal
dari sekitar daerah Cirebon dan Indramayu datang berkunjung ke makam Buyut Bayu dan makam Buyut Goong untuk melakukan ziarah dengan pengajian dan
bahkan ada yang melakukan ritual khusus. Kegiatan wisata ziarah ini juga dapat dilakukan di makam pahlawan dengan acara tabur bunga dan pengajian bersama
pada malam sebelum peringatan hari-hari besar nasional seperti hari kemerdekaan dan hari peringatan pahlawan.
b. Wisata Budaya dan Sejarah
Kegiatan wisata ini sangat berpotensi dilakukan karena lokasi wisata Balongdalem ini memiliki situs sejarah berupa makam pahlawan samudra
angkatan laut dan masih ada upacara adat Kawin Cai yangg dilaksanakan setiap 1 tahun sekali. Kegiatan wisata ini dapat menjadi suatu bentuk pendidikan bagi
anak-anak sekolah untuk mengenal dan mempelajari kesenian daerah, serta
mengenang jasa pahlawan yang telah gugur di medan perang untuk melindungi bangsa Indonesia.
c. Wisata Air
Kegiatan wisata ini memanfaatkan kolam air untuk berenang karena air yang jernih atau dapat dikembangkan sebagai wisata air dengan menggunakan
perahu kecil buat anak-anak.
6. Lembah Cilengkrang
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di obyek wisata ini dengan melihat potensi daya tarik wisata yang cukup beragam mulai keindahan alam, keragaman
flora dan faunanya, serta sumber air seperti dua buah curug dan sumber air panas antara lain:
a. Wisata Air
Kegiatan wisata air ini antara lain berendam air panas di alam terbuka dekat aliran sungai dari curug. Bermain air di bawah aliran curug air sabuk dan sawer
serta berenang di bendungan aliran air sungai. Kegiatan wisata air ini merupakan salah satu kegiatan unggulan obyek wisata Lembah Cilengkrang karena setelah
menempuh perjalanan jauh menanjak dan menelusuri jalan setapak pengunjung akan merasa puas dengan merendam kaki atau berendam di air hangat kemudian
merasakan kesegaran air terjun dan aliran air sungainya., b.
Wisata Agro Kegiatan wisata ini dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar.
Pengunjung yang turun dari lembah Cilengkrang setelah menikmati keindahan alam dan beraktivitas wisata, kemudian dibawa menuju perkebunan jambu biji
merah dan peternakan sapi milik warga sekitar untuk belajar memelihara dan memetik buah jambu sebagai oleh-oleh, serta belajar memerah air susu sapi.
c. Wisata Pendidikan
Kegiatan wisata pendidikan bisa dilakukan dengan cara pengenalan jenis tumbuhan di kebun koleksi dan sepanjang perjalanan menunju curug sawer.
Selain itu dapat pula dilakukan pengenalan jenis satwaliar khas yaitu lutung Trachypithecus auratus dan elang jawa Spizaetus bartelsi karena lembah
Cilengkrang merupakan salah satu tempat di TNGC sebagai tempat bersarangnya burung yang terancam punah ini lokasi sarang dapat terlihat pada Gambar 39.
Selain itu jenis kegiatan wisata pendidikan lainnya adalah kegiatan berkemah yang disi oleh kegiatan pengamatan satwa pada malam seperti musang
dan beberapa jenis amfibi sekitar pinggir sungai atau pengenalan jenis tumbuhan yang ada di kebun koleksi dan sepanjang jalur.
d. Wisata Petualangan
Penelusuran jelajah hutan Lembah Cilengkrang yaitu sepanjang perjalanan melihat keindahan panorama alam kopi gede, pengenalan jenis tumbuhan dan
satwa di sepanjang perjalanan. Serta penelusuran titik sumber air panas yang tersebar. Perjalanan dimulai dari tempat parkir melewati perkebunan warga yang
menanam beberapa jenis rimpang sebagai bahan jamu sebelum gerbang masuk dan berakhir di Curug Sawer pada ujung perjalanan.
84 Gambar 39 Peta jalur intepretasi Lembah Cilengkrang.
84
7. Buper Palutungan
Jenis kegiatan yang bisa dilakukan di lokasi wisata ini antara lain : a.
Wisata Pendidikan Pengenalan jenis tumbuhan, belajar menyediakan pembibitan mulai dari
penyemaian dan belajar menanam di area yang terbuka sebelah atas buper bekas penebangan dan kebakaran. Pengujung yang mengikuti kegiatan ini diberikan
pemahamaan mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan bahayanya jika hutan terbakar dan lahannya terbuka seperti bahaya longsor.
Pengelola juga bisa bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk diadakan kegiatan wisata agro yaitu belajar menanam, memelihara dan memanen sayuran
yang ada di sekitar buper milik masyarakat sekitar dan belajar memerah susu sapi di peternakan sekitar buper.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Taman Nasional Gunung Ciremai memiliki potensi sumberdaya pariwisata alam untuk dikembangkan. Obyek-obyek wisata yang ada di TNGC wilayah
SPTN I Kuningan beserta daya tariknya yaitu : Telagaremis hutan pinus, 9 telaga yang tersebar disekitar di lokasi obyek wisata, sumur Jatunda dan cerita mitos
serta Batu Tumpeng, Paniis aliran sungai dan hutan pinus, Buper Cibeureum tegakkan hutan pinus dan monyet ekor panjang, Buper Cibunar pos I pendakian
jalur Linggarjati dan panorama alam berupa pegunungan, area perkebunan serta persawahan, Buper Balongdalam situs sejarah makam pahlawan, sumber air,
bumi perkemahan serta makam buyut bayu dan buyut goong, Lembah Cilengkrang pemandangan lembah, pegunungan, curug Sabuk, curug Sawer,
sebaran sumber air panas, kebun koleksi dan keanekaragaman flora dan fauna khas seperti elang jawa Spizaetus bartelsi dan Buper Palutungan bumi
perkemahan, Curug Ciputri, tegakan pinus dan pemandangan alam pegunungan. Pengunjung yang datang ke lokasi wisata di TNGC wilayah SPTN I
Kuningan di dominasi oleh pengunjung yang berasal dari luar daerah, dengan usia paling banyak remaja dan dewasa. Daya tarik obyek wisata yang ada di TNGC
terletak pada keindahan panorama alam yang khas pada setiap lokasi obyek. Sedangkan pengelolaan obyek wisata yang ada di TNGC wilayah SPTN I
Kuningan berada dalam beberapa pihak diantaranya yaitu pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, masyarakat melalui Kompepar,
Pemerintah desa memalui karang taruna dan Badan Usaha Milik Desa, serta pihak swasta.
Rekomendasi pengembangan obyek wisata alam di TNGC wilayah SPTN I Kuningan berdasarkan pada daya tarik obyek, keinginan pengunjung dan rencana
pengelola. Jenis pengembangan yang dapat dilakukan yaitu pengembangan sarana dan prasarana yang bisa dilakukan diantaranya penataan lokasi dan perbaikan
kualitas serta kuantitas sarana dan prasarana yang ada melalui kerjasama dengan