Parasekuen dan Daur Kontinental yang Ekivalen dengannya

22 Makin lama sekuen stratigrafi makin sering digunakan sebagai prosedur dalam memerikan reservoar hidrokarbon sebagai contoh, lihat Posamentier Chamberlain, 1992; Reynolds, 1994. Karya tulis yang pertama-tama menyajikan konsep dan teknik penerapan konsep sekuen stratigrafi resolusi tinggi adalah karya Van Wagoner dkk 1990.

2.5.2 Parasekuen dan Daur Kontinental yang Ekivalen dengannya

Sedimen laut dangkal umumnya tersusun dalam satuan-satuan yang makin kasar ke atas gambar 2-24. Satuan-satuan itu dapat dibedakan menjadi dua komponen. Pertama, lintap fasies yang mencerminkan lingkungan yang makin dangkal ke atas; Kedua, lintap fasies yang mencerminkan lingkungan yang makin dalam ke atas. Walau demikian, perlu diketahui bahwa volume kedua komponen itu di dalam satuan endapan yang mengkasar ke atas tidaklah sama. Satuan yang mengkasar ke atas terutama disusun oleh lintap fasies yang mencerminkan lingkungan yang makin dangkal ke atas, sedangkan lintap fasies yang mencerminkan lingkungan yang makin dalam ke atas hanya berperan sebagai sisipan diantara komponen-komponen dominan tersebut. Komponen yang mencerminkan lingkungan yang makin dalam ke atas kadang-kadang berwujud hardground atau omision surface yang menandai transisi dari fasies perairan yang relatif dangkal menjadi fasies perairan yang lebih dalam. Dalam terminologi sekuen stratigrafi, satuan seperti itu disebut parasekuen parasequence. Van Wagoner dkk 1990 men- definisikan parasekuen sebagai paket relatif selaras dari sejumlah lapisan atau himpunan lapisan yang satu sama lain memiliki kaitan genetik serta dibatasi oleh marine flooding surface atau oleh bidang lain yang korelatif dengannya. Untuk parasekuen yang terletak di dekat batas sekuen, maka batas atas atau batas bawahnya dapat berupa batas sekuen. Marine flooding surface adalah bidang yang memisahkan strata muda dari strata yang lebih tua, pada bidang mana ditemukan bukti-bukti perubahan kedalaman ke arah atas. Proses peningkatan kedalaman seperti itu biasanya disertai dengan erosi bawahlaut atau non-pengendapan serta mengindikasikan hiatus minor. Marine flooding surface memiliki bidang yang korelatif dengannya, baik di bagian cekungan yang lebih dalam maupun di tepi cekungan yang lebih dekat ke darat. Cara pengenalan batas-batas parasekuen serta perbedaannya dengan batas sekuen telah dibahas oleh Van Wagoner dkk 1990. Dalam karya tulis itu, mereka menyatakan bahwa batas-batas parasekuen laut dangkal pada dasarnya berupa condensed horizon yang datar dan mencirikan terjadinya peningkatan kedalaman yang tiba-tiba serta dapat dicirikan oleh adanya akumulasi karbonat bahari, fosfat, atau glakonit. Batas-batas itu juga menandai tempat terjadinya perubahan litologi dan ketebalan, serta kadang-kadang berasosiasi dengan lag deposits. Jika lag deposits terdapat di batas itu, maka endapan tersebut akan disusun oleh material sedimenter hasil rombakan sedimen yang terletak dibawahnya. Parasekuen merupakan produk fluktuasi kesetimbangan antara pasokan sedimen dengan volume akomodasi. Fluktuasi pasokan sedimen akibat proses-proses autosiklis, misalnya avulsi avulsion dan perpindahan lobus, mungkin merupakan faktor utama yang mengontrol pembentukan parasekuen. Walau demikian, perubahan muka air laut frekuensi tinggi mungkin juga menjadi faktor pengontrol pembentukan parasekuen. Parasekuen dibatasi oleh marine flooding surface. Karena itu, parasekuen tidak akan dapat dikenali keberadaannya pada paket sedimen yang tidak mengandung rekaman perubahan kedalaman. Walau masih harus dibuktikan dulu kebenarannya, kemungkinan besar paket yang mirip dengan parasekuen juga dapat terbentuk dalam strata non-bahari, misalnya paket avulsi fluvial. Marine flooding surface mungkin dapat dikorelasikan dengan lapisan batubara dan wet palaeosol di dataran pantai serta dengan batulumpur limpah banjir overbank mudstone. Tidak ada kriteria yang dapat digunakan untuk mengenal parasekuen laut-dalam. Parasekuen memiliki satuan yang korelatif dengan salah satu tipe paket endapan pada lereng klinoform. Parasekuen tidak memiliki satuan yang korelatif dengan fasies kipas dasar cekungan, kecuali jika sedimen juga di-bypass menuju dasar cekungan. Mitchum Van Wagoner 1991 memperkirakan bahwa individu lobe atau leveed channel di laut dalam kemungkinan juga memiliki individu parasekuen tersendiri. 23

2.5.3 Parasekuen Set