53 jelas memperlihatkan terjadi peristiwa-peristiwa progradasi pergerakan offlap break ke arah laut, retrogradasi pergerakan
offlap break ke arah darat, dan aggradasi kedudukan offlap break secara stasioner. Variasi muka air laut relatif dapat dibaca dari coastal onlap curve. Pergeseran coastal onlap ke arah darat mengindikasikan
penaikan muka air laut relatif, sedangkan pergeseran coastal onlap ke arah laut mengindikasikan penurunan muka air laut relatif. Hal ini dapat dilihat pada gambar 5-4, dimana pergeseran coastal onlap ke arah darat pada lowstand wedge, highstand
systems tract, dan transgressive systems tract berasosiasi dengan penaikan muka air laut relatif, sedangkan penurunan muka air laut relatif yang kemudian diikuti oleh pengendapan kipas bawahlaut berasosiasi dengan pergerakan coastal onlap ke arah
laut. Besaran pergerakan lateral coastal onlap sebagian tergantung pada besaran perubahan muka air laut relatif dan sebagian lain tergantung pada topografi cekungan. Besaran pergerakan itu sama dengan perubahan muka air laut relatif dibagi dengan
tangen kemiringan topografis. Dengan demikian, adalah suatu hal yang sukar untuk mengetahui besaran perubahan muka air laut relatif dari coastal onlap curve, meskipun frekuensi perubahannya sendiri terekam dalam kurva tersebut. Walau demikian,
perlu selalu dicamkan bahwa suatu penampang seismik mungkin tidak memperlihatkan salah satu bahkan semua rekaman perubahan-perubahan tersebut. Sebagai contoh, suatu penampang seismik mungkin tidak memotong lowstand wedge dan, oleh
karena itu, perubahan muka air laut relatif yang berasosiasi dengan lowstand wedge itu tidak akan tampak dalam diagram kronostratigrafi yang direkonstruksikan dari garis tersebut. Analisis kronostratigrafi tiga dimensi diperlukan untuk mendapatkan
pemahaman yang menyeluruh mengenai sejarah perubahan muka air laut di suatu daerah. Selain itu, erosi yang terjadi pada rentang waktu yang panjang mungkin menyebabkan terhapusnya jejak perubahan muka air laut yang terbentuk sebelumnya.
Coastal onlap curve dari sejumlah cekungan yang diteliti oleh Exxon pada dasawarsa 1970-an dan digunakan untuk merekonstruksikan coastal onlap curve global-komposit diterbitkan oleh Haq dkk 1988. Bentuk kurva yang seperti mata gergaji
itu muncul sebagai artefak dari proses perajahannya. Pergeseran coastal onlap ke arah cekungan yang berlangsung tiba-tiba merepresentasikan batas antara onlapping topset dari highstand systems tract dengan onlapping topset dari lowstand systems
tract. Dalam beberapa kasus, pola-pola onlap dalam lowstand fan juga dimasukan ke dalam coastal onlap curve. Ketidak- setangkupan variasi coastal onlap hendaknya tidak dipandang sebagai ketidaksetangkupan perubahan muka air laut relatif
berupa penurunan yang cepat dan penaikan yang lambat. Ketidaksetangkupan daur coastal onlap merupakan produk tanggapan sedimen terhadap variasi muka air laut yang seperti gelombang sinus itu.
5.4.2 Kurva Muka Air Laut Relatif
Kurva perubahan muka air laut relatif dapat direkonstruksikan dengan cara merajahkan pergerakan vertikal topset dari waktu ke waktu. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa topset diendapkan sebagai satuan yang relatif datar dan dekat dengan muka
air laut. Sudah barang tentu asumsi ini tidak sahih dalam skala detil karena topset paralik sekalipun sedikit banyaknya akan miring. Walau demikian, asumsi tersebut cukup baik digunakan untuk mengukur perubahan muka air laut relatif berskala besar.
Untuk memperoleh diagram yang lebih akurat, pergerakan vertikal dari offlap break harus diukur dengan menggunakan asumsi bahwa offlap break berada pada kedalaman yang tetap dari waktu ke waktu. Sekali lagi, asumsi inipun tidak terlalu sahih pada
skala detil karena pada kenyatannya kedalaman offlap break merupakan fungsi kesetimbangan antara pasokan sungai dengan perombakan bahari, sedangkan kesetimbangan itupun akan berubah dengan berubahnya posisi muka air laut relatif.
Penaikan muka air laut relatif akan menyebabkan naiknya topset dan offlap break, relatif terhadap bidang-bidang yang ada dibawahnya, sedangkan penurunan muka air laut relatif akan menyebabkan turunnya offlap break dan bergesernya topset ke
arah cekungan. Dengan demikian, kurva muka air laut relatif dapat direkonstruksikan dari pergerakan vertikal topset danatau offlap break. Detil-detil sejarah perubahan muka air laut akan hilang apabila sebagian topset terhapus oleh erosi.
Variasi laju perubahan muka air laut relatif dapat menghasilkan pola sistem topset-clinoform yang khas. Muka air laut statis tidak memperlihatkan perubahan posisi offlap break dan coastal onlap pada arah vertikal. Walau demikian, titik coastal onlap
dapat bergerak ke arah cekungan sejalan dengan perkembangan toplap surface. Konfigurasi offlapping clinoform yang dihasilkannya disebut oblique offlap seperti yang telah diperlihatkan pada gambar 3-10.
Peningkatan laju penaikan muka air laut relatif akan menyebabkan offlap tumbuh ke luar dan ke bagian atas sedemikian rupa sehingga pola yang dihasilkan adalah aggradasional. Pola seperti ini disebut aggradational offlap. Pola ini kemudian dapat
berubah menjadi transgresional. Penurunan laju penurunan muka air laut relatif akan menyebabkan offlap tumbuh ke luar dan ke atas sedemikian rupa
sehingga pola yang dihasilkan adalah progradasional. Pola seperti ini disebut sigmoidal offlap lihat gambar 3-10. 5.4.3 Sebuah Contoh dari Endapan Tersier di Laut Utara
Gambar 5-4 merupakan diagram kronostratigrafi endapan Paleosen di Laut Utara. Coastal onlap curve dari endapan Paleosen dan Eosen dari penampang seismik yang dibuat dari lintasan yang dekat dengan lintasan seismik itu diperlihatkan
pada gambar 5-5 Jones Milton, 1994. Kurva tersebut memiliki sifat-sifat sbb: 1.
Pergeseran coastal onlap terjadi sejalan dengan bervariasinya frekuensi dan besaran muka air laut relatif. Ada dua geseran besar yang terlihat dari gambar itu: 1 dari T30 hingga T45; 2 dari T6070 hingga T98. Coastal onlap bergeser sekitar 100
km selama daur-daur tersebut. Pergeseran yang pertama sama dengan pergeseran coastal onlap ke arah cekungan seperti ditunjukkan pada gambar 5-3.
2. Pergeseran coastal onlap dengan frekuensi lebih tinggi umumnya memiliki besaran yang lebih rendah, sekitar 10-40 km.
3. Berbeda dengan pola coastal onlap curve, dimana pergeseran ke arah cekungan berlangsung cepat dan pergeseran ke arah
daratan berlangsung lambat, kurva ini memperlihatkan pergeseran coastal onlap ke arah cekungan yang lebih berangsur yang dalam hal ini direpresentasikan oleh satuan-satuan toplapping clinoform.
54 Gambar 5-6 merupakan kurva perubahan muka air laut relatif dari lintasan seismik yang sama Jones Milton, 1994. Kurva
itu dibuat dalam skala milidetik belum dikonversikan ke dalam skala kedalaman serta belum memperhitungkan efek-efek kompaksi. Walau demikian, dengan memakai konversi kasar 1 m untuk setiap 1 milidetik, kita akan memperoleh gambaran
mengenai besaran dan frekuensi perubahan muka air laut relatif pada Paleogen. Perubahan muka air laut relatif dengan besaran yang berbeda-beda juga dapat dilihat pada gambar tersebut dan dapat ditafsirkan sebagai penyebab terjadinya
geseran-geseran coastal onlap seperti terlihat pada gambar 5-5. Besaran perubahan muka air laut di bagian bawah gambar itu adalah beberapa ratus meter.
Kala Paleosen di Laut Utara merupakan waktu dimana terjadi pemasokan sedimen yang cepat ke dalam cekungan laut dalam yang sebelumnya tidak terlalu banyak memperoleh pasokan sedimen klastika dan merupakan tempat pembentukan
endapan kapur. Dilihat dari sejarahnya, tingginya pasokan sedimen itu terjadi sejala dengan terangkatnya Scottish mainland. Pengangkatan itu sendiri terjadi akibat berkembangnya suatu mantle hotspot. Berdasarkan rekonstruksi cekungan, Milton dkk
1991 berpendapat bahwa peristiwa pengangkatan tidak hanya mempengaruhi hinterland, namun juga cekungannya. Analisis kronostratigrafi yang dilakukan oleh Jones Milton 1994 memungkinkan proses pengangkatan itu ditunjukkan, ditentukan
rentang waktu terjadinya, serta diukur besarannya. Dengan demikian, peningkatan pasokan sedimen klastika dapat ditunjukkan berlangsung bersamaan dengan peristiwa penurunan muka air laut relatif yang disebabkan oleh aktivitas tektonik. Karena itu,
tidak mengherankan apabila sekarang kita menemukan bahwa rekaman Paleosen di daerah itu awalnya didominasi oleh kipas bawahlaut. Daur perubahan muka air laut orde-3 juga dapat dikenal dalam diagram tersebut. Pengetahuan mengenai daur itu
dapat dipakai sebagai faktor pengontrol individu-individu paket stratigrafi yang ada dalam paket endapan Paleogen. 5.5 PEREKONSTRUKSIAN DIAGRAM KRONOSTRATIGRAFI DARI DATA LAIN
Diagram kronostratigrafi paling mudah direkonstruksikan dari sumber data yang memperlihatkan hubungan umur antara berbagai satuan pengendapan dengan jelas. Pada skala cekungan, data yang dimaksud biasanya adalah data seismik. Walau
demikian, diagram kronostratigrafi sebenarnya dapat pula dibuat berdasarkan data singkapan atau potret udara, meskipun hasil perekonstruksian dengan data seperti ini jarang diterbitkan. Diagram kronostratigrafi yang dibuat berdasarkan data sumur atau
data well logs yang terpisah-pisah, sangat sukar dilaksanakan secara objektif. Tanpa adanya suatu penampang melintang yang melukiskan hubungan umur sebagaimana diperlihatkan oleh rekaman seismik atau serangkaian data yang terletak lebih kurang
sejajar, seorang analis hanya akan dapat membuat diagram kronostratigrafi berdasarkan model pengendapan yang dimilikinya. Diagram itu pada gilirannya akan tampak sangat sederhana, bahkan mungkin akan terasa dibuat-buat. Diagram tersebut sering
dibuat dari data sumur. Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan oleh mereka yang akan membuat diagram kronostratigrafi berdasarkan data sumur akan diberikan di bawah ini.
Proses pembuatan diagram kronostratigrafi dari data sumur melibatkan proses analisis sekuen serta pengidentifikasian interval-interval progradasi dan retrogradasi, bidang-bidang hiatus dan erosi, baik hiatus dan erosi bahari maupun hiatus dan
erosi non-bahari lihat Bab 4. Berbagai interval dan bidang itu kemudian dikorelasikan dengan menggunakan data biostratigrafi lihat Bab 6. Diagram kronostratigrafi yang dibuat juga menggunakan umur biostratigrafi sebagai sumbu vertikal. Bidang-bidang
dan events yang ada pada diagram kronostratigrafi ini, seperti yang terlihat dalam diagram kronostratigrafi yang didasarkan pada data seismik, adalah:
1.
Bidang-bidang yang merepresentasikan proses-proses seumur, misalnya batas sekuen dan condensed section, akan berbentuk segitiga.
2. Bidang atau lapisan yang merepresentasikan ketidaksamaan umur diakron—misalnya ravinement surface, endapan
batupasir, dan endapan klinoform —akan berbentuk seperti jajaran genjang.
3. Bidang-bidang yang merepresentasikan peristiwa tertentu, misalnya permulaan kembali proses pengendapan, akan muncul
sebagai garis-garis yang tidak horizontal. Praktek paling aman untuk membuat diagram kronostratigrafi suatu cekungan dari data sumur adalah dengan pertama-tama
menggambarkan penampang melintang dari satu sumur ke sumur yang lain, seperti yang kemungkinan akan diperlihatkan oleh penampang seismik, kemudian membuat diagram kronostratigrafi berdasarkan penampang tersebut.
55
BAB 6 BIOSTRATIGRAFI
6.1 PENDAHULUAN