KONSEP GRADED STREAM PROFILE

67 umumnya kompleks. Proses pengendapan yang aktif terutama berlangsung secara terbatas pada sabuk meander sedemikian rupa sehingga menghasilkan tepi-tepi sungai yang memiliki elevasi relatif lebih tinggi dibanding elevasi dataran banjir. Bagian luar dari tepi sungai bagian yang lebih ke arah darat disusun oleh endapan overbank yang berjari-jemari dengan endapan dataran banjir yang terletak disampingnya. Pergerakan air dalam sabuk meander mungkin agak terbatas karena adanya ambang yang berupa sumbat alahan abandoned channel plug, namun mungkin pula relatif bebas sehingga alur cukup mudah bermigrasi ke arah lateral menghasilkan gosong tanjung point bar dan endapan lateral lain yang berasosiasi dengannya. Beban sungai sinusitas tinggi masa kini sangat bervariasi, mulai dari material suspensi berbutir halus Jackson, 1976, 1978; Stewart, 1963, campuran pasir kasar dan gravel Bernard Major, 1963; McGowen Garner, 1970; Levey, 1975; Arche, 1983, serta gravel Gustavon, 1978; Ori, 1982; Forbes, 1983; Campbell Hendry, 1987. Rekaman stratigrafi dari sungai sinusitas tinggi juga memperlihatkan jenis dan deretan fasies yang sangat bervariasi serta berubah secara berangsur menjadi fasies- fasies sungai sinusitas rendah Puigdefabregas, 1973; Miall, 1983, 1987; Stewart, 1983. Fasies alur sinusitas tinggi berupa tubuh pasir berbentuk tabuler hingga sheet-like sand yang satu sama lain dipisahkan oleh endapan overbank dan endapan dataran banjir yang berbutir halus gambar 7-1b; Friend, 1983. Tubuh-tubuh pasir seperti pita dapat tersebar lebih luas apabila proses migrasi sabuk meander tidak berlangsung dengan baik Puigdefabregas Van Vliet, 1978. Endapan overbank yang berasosiasi dengannya berwujud tubuh sedimen berbutir halus berbentuk taji dan makin menipis ke arah dataran banjir yang ada disekitarnya Tornqvist, 1993. 7.2.3 Sistem Sungai Sinusitas Rendah Sistem alur sinusitas rendah, atau sistem sungai menganyam, terbentuk apabila sedimen berbutir kasar seperti pasir dan gravel menjadi beban utama dalam sungai. Pada kasus ini, apabila tepi sungai tidak dibentuk oleh material kohesif, maka posisi aliran sungai dapat mengalami perubahan-perubahan ekstrim gambar 7-1c. Setiap individu alur terus-menerus bergeser dan bercabang-cabang sedemikian rupa sehingga membentuk anyaman, disertai dengan hadirnya berbagai jenis bedform di bagian tengah sungai; bedform itupun selalu bermigrasi Leopold Wolman, 1957; Coleman, 1969; Collinson, 1970; Smith, 1974; Cant Walker, 1976, 1978; Miall, 1977; Cant, 1978a,b. Tingginya beban sedimen dan mobilitas sistem alur menyebabkan rekaman stratigrafi sistem ini terutama berupa tubuh sedimen lensoid yang cekung ke atas serta dicirikan oleh kehadiran lapisan silang-siur dalam berbagai skala, banyaknya endapan akrasi lateral, dan tidak adanya fasies tepi alur Moody-Stuart, 1966; Campbell, 1976; Hazeldine, 1983; Bristow, 1987. 7.2.4 Penggolongan Sistem Fluvial Tipe-tipe dasar dari sistem sungai seperti telah dikemukakan di atas sering sukar dikenal keberadaannya dalam rekaman stratigrafi. Karena itu, sebagian ahli kemudian mencoba menyusun skema penggolongan lain yang didasarkan pada besar butir sedimen yang menjadi beban sungai. Besar butir dipandang sebagai parameter pembeda sistem fluvial karena aspek itu bisa diukur, baik pada sungai masa kini maupun pada endapan sungai purba; baik pada singkapan maupun data bawah permukaan. Berdasarkan aspek itu, sistem fluvial secara garis besar dibedakan menjadi empat tipe: 1 sungai dengan muatan beban dasar sangat banyak high-bedload dominated river; 2 sungai dengan muatan beban dasar cukup banyak bedload dominated river; 3 sungai dengan muatan beban dasar dan beban suspensi dalam proporsi yang lebih kurang sama mix-load river; dan 4 sungai yang terutama dimuati oleh beban suspensi suspended load dominated river Schumm, 1977; Schumm Brankenridge, 1987; Orton Reading, 1993. Setiap tipe sungai itu memiliki geometri endapan alur, kumpulan fasies, dan pola urutan vertikal yang khas gambar 7-2 dan tabel 7-1.

7.3 KONSEP GRADED STREAM PROFILE

Proses-proses pengendapan, penutupan endapan tua oleh endapan yang lebih muda, dan erosi pada semua sistem pengendapan dikontrol oleh bidang kesetimbangan atau base level yang akan menentukan dan mempengaruhi ruang akomodasi lihat Bab 2. Bidang kesetimbangan yang memisahkan zona erosi dengan zona pengendapan dalam sistem fluvial dapat dipengaruhi oleh berbagai jenis base level Miall, 1987, 1992; Posamentier, 1988; Wescott, 1993 seperti muka air danau, the level of trunk-stream drainage, posisi nick points, posisi muka air tanah ground-water table, dan muka air laut relatif. Hal ini berbeda dengan sistem pesisir dan sistem laut-dangkal yang praktis hanya dipengaruhi oleh satu tipe base level yakni muka air laut. Karena itu, khusus untuk sistem fluvial, diperkenalkanlah konsep graded stream profile untuk menyatakan bidang kesetimbangan yang memisahkan zona erosi dan zona pengendapan pada sistem fluvial serta yang menjadi faktor pengontrol akomodasi fluvial Mackin, 1948; Sloss, 1962. Mackin 1948 menyatakan: graded stream atau graded river adalah sungai yang kelerengannya berubah secara berangsur, dalam rentang waktu bertahun-tahun, dengan tetap mempertahankan peranannya sedemikian rupa sehingga memungkinkan air untuk tetap mengalir dan mengangkut beban sedimen menuju cekungan. Graded river merupakan sebuah sistem kesetimbangan. Karakternya yang khas adalah bahwa perubahan pada salah satu faktor pengontrolnya akan ditransmisikan ke seluruh bagian profilnya. Graded profile dapat dipandang sebagai perwujudan kondisi kesetimbangan antara pengendapan dan erosi. Graded profile muncul sedemikian rupa sehingga sungai bisa mengangkut beban tanpa menyebabkan terjadinya erosi atau pengendapan yang berarti pada sistem ini. Kelerengan pada setiap titik graded river profile merupakan fungsi dari luah dan beban sedimen volume dan kapasitasnya. Penurunan kelerengan di bagian hilir terjadi sejalan dengan peningkatan luah dan penurunan besar butir 68 sedimen gambar 7-2. Keseluruhan bentuk lereng akan berubah dari waktu ke waktu sedemikian rupa sehingga makin mendekati bentuk cekung ke atas, mendatar di sekitar muara sungai, dan miring secara curam di bagian hulu. Sungai selalu berproses untuk memiliki graded profile yang stabil. Gangguan pada sistem kesetimbangan —misalnya akibat perubahan muka air laut, iklim, dan tektonik —mendorong sungai untuk membentuk kondisi kesetimbangan baru dengan cara mengubah sebagian karakter eksternal dan internalnya Schumm Ethridge, 1991; Germanoski Schumm, 1993; Schumm, 1993 seperti lebar alur, kaliber sedimen, kecepatan aliran, boundary roughness, kedalaman, luah sedimen, kelerengan, dan planform lihat tabel 7-2. Mekanisme autosiklis dapat menyebabkan berubahnya karakter sungai, meskipun hal itu biasanya hanya berlangsung pada rentang waktu yang relatif pendek. Perubahan yang lebih mendasar dapat terjadi akibat pengaruh faktor-faktor allosiklis. Perubahan-perubahan seperti itulah yang pada gilirannya akan menyebabkan terjadinya perubahan besar dalam arsitektur fluvial. Hasil-hasil penelitian terhadap sungai masa kini menunjukkan bahwa proses peneraan menuju bentuk kesetimbangan baru memakan waktu yang cukup lama. Bahkan banyak sungai masa kini sebenarnya masih terus melakukan peneraan terhadap peristiwa pelelehan gletser dari jaman es terakhir Wilcox, 1967; Church Slaymaker, 1989. Pengenalan terhadap adanya perubahan sistematis berskala besar seperti itu, serta batas-batas sekuen yang terbentuk sebagai akibatnya, dapat meningkatkan pemahaman kita mengenai stratigrafi endapan fluvial.

7.4 ARSITEKTUR ENDAPAN FLUVIAL