Jenis-Jenis Systems Tract Lain

19

2.4.8 Faktor-Faktor Pengontrol Batas-Batas Systems Tracts

Pembentukan systems tracts ditafsirkan oleh Van Wagoner dkk 1988 sebagai fungsi dari interaksi antara guntara, pasokan sedimen, dan tektonik. Menurut penulis, selain itu ada satu faktor lain yang penting karena mempengaruhi pembentukan bidang transgresi dan maximum flooding surface, yakni daerah topset. Gambar 2-15 memperlihatkan hubungan antara akomodasi topset dengan systems tract dalam suatu sistem sederhana yang dicirikan oleh subsidensi menerus dan guntara sinusoidal. Beberapa kondisi yang menentukan pembentukan setiap tipe batas systems tract adalah sbb: 1. Batas sekuen tipe-1 alas dari lowsand systems tract terbentuk ketika laju penaikan muka air laut berharga nol dan penurunan terjadi melewati offlap break. Waktu pembentukan batas ini merupakan fungsi dari guntara dan subsidensi. 2. Batas antara lowstand fan dengan lowstand prograding wedge terbentuk ketika laju penaikan muka air laut relatif berharga nol, namun kemudian diikuti oleh penaikan hingga melewati offlap break. Waktu pembentukan batas ini merupakan fungsi dari guntara dan subsidensi. 3. Batas antara lowstand prograding wedge dengan transgressive systems tract terbentuk ketika laju pembentukan akomodasi topset sama, atau sedikit lebih tinggi, dari laju pemasokan sedimen. Kondisi itu mungkin terjadi ketika muka air laut pertama kali menutupi topset higstand systems tract yang terbentuk sebelumnya. Waktu pembentukan batas ini merupakan fungsi dari guntara, subsidensi, pasokan sedimen, dan luas topset. 4. Batas antara transgressive systems tract dengan highstand systems tract yakni maximum flooding surface terbentuk ketika laju pembentukan akomodasi topset sama, atau sedikit lebih rendah, dibanding laju pemasokan sedimen. Waktu pembentukan batas ini merupakan fungsi dari guntara, subsidensi, suplai sedimen, dan luas topset. Dari penjelasan singkat di atas tampak jelas bahwa pembentukan batas-batas systems tract dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Volume suatu systems tract merupakan fungsi dari durasi dan laju pemasokan sedimen. Selain itu, pemasokan sedimen juga memiliki kaitan lain dengan systems tract. Sebagai contoh, di daerah lintang tinggi, rendahnya posisi muka air laut pada jaman es berasosiasi dengan adanya tudung es yang mempengaruhi sistem pengaliran sungai. Faktor-faktor ini, serta sejumlah faktor lain misalnya topografi cekungan akan menyebabkan terdistorsinya geometri sekuen ideal seperti yang dilukiskan pada gambar 2-15. Memang, sebenarnya sukar bagi kita untuk menemukan suatu penampang seismik yang mirip dengan diagram ideal tersebut. Walau demikian, hal itu tidak mengandung pengertian bahwa model tersebut salah. Memang, model tersebut hendaknya tidak digunakan sebagai sebuah sablon template.

2.4.9 Jenis-Jenis Systems Tract Lain

Van Wagoner dkk 1990 menyatakan bahwa systems tract hendaknya ditentukan secara objektif berdasarkan jenis-jenis bidang pembatasnya, posisinya dalam sekuen jika hal ini dapat ditentukan, dan berdasarkan geometri internalnya. Ada dua systems tract yang tidak tercakup dalam skema penggolongan systems tract yang diajukan oleh para peneliti Exxon. Berikut akan dijelaskan kedua systems tract tersebut. Midstand systems tract atau forced regressive systems tract dalam peristilahan Hunt dan Tucker, 1992 adalah suatu paket strata yang terbentuk ketika subsidensi tidak cukup besar untuk melampaui laju pemasokan sedimen sehingga tidak memungkinkan terjadinya transgresi. Systems tract ini kemungkinan besar terbentuk dalam cekungan dimana subsidensi tektonik rendah atau negatif danatau laju pemasokan sedimen tinggi. Keberadaan midstand systems tract orde-3 pada tepian cekungan telah dilaporkan oleh Jones dan Milton 1994 serta Milton dan Dyce 1995, sewaktu mereka meneliti endapan Paleogen di Laut Utara. Di daerah shelf-break margin seperti Delta Rhone atau endapan Tersier di Laut Utara, midstand systems tract mungkin terdiri dari satu satuan kipas dan prograding wedge. Di daerah ramp margin, systems tract ini mungkin hanya akan disusun oleh prograding wedge. 20 Regressive systems tract gambar 2-20 adalah systems tract teoritis yang akan terbentuk jika ada dua perioda penaikan muka air laut yang cepat dan diselingi oleh satu perioda penaikan muka air laut yang lambat atau apabila ada dua perioda pemasokan sedimen yang tinggi dan diselingi oleh satu perioda pemasokan sedimen yang rendah. Batas bawah dari systems tract ini adalah maximum flooding surface, sedangkan batas atasnya berupa maximum prograding surface sehingga secara keseluruhan systems tract ini membentuk suatu prograding wedge. Geometri internal dari baji sedimen ini berubah dari aggradasional menjadi progradasional dan kembali menjadi aggradasional. Regressive systems tract kemungkinan akan terbentuk ketika siklus guntara lebih rendah dibanding subsidensi sehingga batas sekuen tipe-2 sekalipun tidak dapat terbentuk sewaktu terjadi penurunan muka air laut global. Situasi lain yang dapat menyebabkan terbentuknya systems tract ini adalah jika dalam perioda penaikan muka air laut yang menerus, terjadi fluktuasi pasokan sedimen. Posamentier James 1993 memper- kirakan bahwa transgressive systems tract mungkin dapat terbentuk dalam foreland basin. Walau demikian, kedua peneliti itu cenderung menamakan systems tract yang terbentuk dalam foreland basin dan tidak memiliki batas sekuen bawah sebagai shelf-margin systems tract.

2.4.10 Composite Sequence dan Composite Systems Tracts