Sistem Informasi Geografis TINJAUAN PUSTAKA

BPS, 2006. Hal ini sejalan dengan pendapat Susanto 1997, semakin tinggi tingkat pendidikan formal akan semakin luas tingkat pengetahuan seseorang untuk melakukan pengelolaan permukiman lebih baik. c. Umur responden Umur merupakan salah satu identitas yang dapat mempengaruhi pola fikir dan kemampuan kerja Purwanti, 2007. d. Jenis pekerjaan dan jumlah pendapatan e. Kondisi kesehatan, meliputi luas bangunan, pencahayaan dan penghawaan, fasilitas air bersih dan air kotor, pembuangan limbah padat dan cair, serta pembuangan sampah.

2. Aspek Budaya dan Prilaku

Parameter yang digunakan dalam menilai keberlanjutan dari aspek budaya dan prilaku adalah. a. Kearifan lokal tipe bangunan, pemakaian bahan bangunan, konstruksi bangunan. b. Prilaku masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.

2.7. Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi geografi SIG merupakan teknologi untuk penanganan data spasial. SIG terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang mampu menangkap, menyimpan dan memproses informasi spasial berupa data kualitatif dan kuantitatif, menyatukan, dan menginterpretasi peta Farina, 1998. Menurut Star dan Estes 1990, SIG merupakan suatu sistem informasi yang menggunakan data referensi berupa spasial koordinat geografi dan non spasial. SIG umumnya dipergunakan untuk bidang pekerjaan perencanaan kota dan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan bidang lainnya. SIG merupakan penggantian peta-peta yang terbuat dari kertas ke file-file yang ditampilkan di layar komputer. Proses penyusunan SIG meliputi pengumpulan data dalam berbagai bentuk, pemasukan data, pengelolaan data, pengolahan dan analisis, dan terakhir berupa hasil produk. Aplikasi SIG selain untuk menyimpan data, mengorganisir dan menganalisis, mengkombinasi dan menampilkan informasi geografinya, juga dapat membuat berbagai model seperti rupa bumi, DAS, dan sistem pertanian, bahkan simulasi yang sesuai dengan kebutuhan. Menurut Foote and Lynch 1996, tiga hal penting yang dimiliki oleh SIG, yaitu 1 SIG berhubungan dengan berbagai aplikasi database lainnya dengan menggunakan geo-reference sebagai dasar utama dalam proses penyimpanan dan akses informasi, 2 SIG merupakan sebuah teknologi yang terintegrasi karena dapat menyatukan berbagai teknologi geografi yang ada seperti penginderaan jauh, Global Positioning System GPS, dan Computer-Aided Design CAD, dan 3 SIG dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan, bukan hanya dilihat sebagai sistem perangkat keraslunak. Selanjutnya Cabuk 1995 menyatakan penggunaan SIG dalam studi perencanaan lanskap dua dimensi berdasarkan data dan analisis lingkungan alami, budaya, sosial-ekonomi, dan data demografi merupakan jalan terbaik. Dengan SIG dapat ditentukan penggunaan lahan yang sesuai dengan daya dukung dan kondisi kehidupan masyarakatnya.

III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret hingga September 2007 di hulu DAS Ciliwung, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, hulu DAS Ciliwung terletak pada 106º55’00”-107º00’00” Bujur Timur dan 06º35’00”-06º45’00” Lintang Selatan. Lokasi penelitian terletak di Kampung Neglasari dan Kampung Pondok Caringin Desa Tugu Utara di daerah hulu atas yang berada di ketinggian 1.000-1.050 m dpl, Kampung Cilember Abaya dan Kampung Cirangrang Desa Cilember di daerah hulu tengah yang berada di ketinggian 700-750 m dpl, dan Kelurahan Katulampa di daerah hulu bawah yang berada di ketinggian 300-350 m dpl Gambar 2. Kelima kampung ini dipilih sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut masing-masing memiliki karakteristik topografi, iklim, hidrologi, dan keadaan sosial-ekonomi kependudukan yang relatif berbeda sehingga diharapkan memberikan masukan dalam menyusun rekomendasi menuju perumahan sehat dan berwawasan Lingkungan di bagian hulu DAS Ciliwung. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DAS Ciliwung bagian hulu