3. Penggunaan Lahan
Fungsi utama kawasan Bopunjur sebagai konservasi air dan tanah kurang berfungsi sebagaimana mestinya akibat perkembangan pembangunan yang pesat
dan kurang kendali. Penggunaan lahan, merupakan indikator penting dalam mengenali kondisi keseluruhan wilayah penelitian. Hal ini berkaitan dengan
terpeliharanya daerah resapan air, pengurangan aliran permukaan, pengendalian erosi saat musim penghujan, dan mencegah kekeringan saat musim kemarau. Oleh
karena itu, penggunaan lahan digunakan sebagai skala proporsi dengan mengelompokkan penggunaan lahan yang berpotensi untuk dikembangkan
menjadi lahan perumahan. Penggunaan lahan terdiri atas 4 kelas, yaitu kelas sangat sesuai atau S1
berupa lahan permukiman, kelas sesuai atau S2 berupa lahan semak belukar dan rumput, kelas sesuai marjinal atau S3 berupa penggunaan lahan sebagai ladang,
sawah, dan perkebunan teh, dan kelas tidak sesuai atau N berupa penggunaan
lahan sebagai air dan hutan 2.6.
Prilaku Manusia
Dahama dan Batnagar 1980 dalam Hidayati 1993, prilaku terbentuk melalui proses tertentu, yang pembentukannya senantiasa berlangsung dalam
interaksi manusia dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang berperan dalam pembentukannya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa
kecerdasan, dorongan atau minat perhatiannya untuk mengolah pengaruh- pengaruh dari luar, sedangkan yang tergolong faktor eksternal adalah obyek,
orang, kelompok dari hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk prilaku.
Batasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup dapat dipahami dari pengertian lingkungan hidup yang tertera pada Undang-undang RI Nomor 4
tahun 1997, tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup, yaitu lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.
Berkaitan dengan tingkah laku, Bakker 1984 menyatakan, bahwa tingkah laku tidak hanya ditentukan oleh lingkungannya, tetapi juga sebaliknya, yaitu
lingkungan ditentukan oleh tingkah laku. Kedua hal tesebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan ini merupakan hubungan dua
arah atau sebagai ketergantungan ekologi. Analisis prilaku masyarakat dilakukan dengan mengidentifikasi prilaku
masyarakat dalam merespon lingkungan atau penilaian keberlanjutan masyarakat dalam mengelola lingkungan. Dengan kata lain, bagaimana seseorang dapat
mengelola lingkungan agar dapat memberdayakan dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya sehingga kualitas lingkungan terjaga dan lingkungan perumahan
menjadi sehat. Parameter prilaku masyarakat yang digunakan ditinjau dari beberapa aspek,
antara lain.
1. Kondisi Sosial Ekonomi