4.1.4. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan pada lokasi penelitian diklasifikasikan menjadi 8 jenis penggunaan lahan, yaitu air, semak belukar, lahan terbangun, hutan, perkebunan
teh, ladang, rumput, dan sawah. Penggunaan lahan pada Desa Tugu Utara, Desa Cilember, dan Kelurahan Katulampa dapat dilihat pada Tabel 5, sedangkan peta
penggunaan lahan pada ketiga desa dapat dilihat pada Lampiran 3. Luas lahan terbangun di Desa Tugu Utara adalah seluas 109,1 ha 8,1, di Desa Cilember
seluas 65,8 ha 22,2, dan di Kelurahan Katulampa seluas 183 ha 61. Tabel 5. Luas dan persentase penggunaan lahan di lokasi penelitian
No. Penggunaan
Lahan DAS Ciliwung Hulu
Bagian atas Bagian tengah
Bagian bawah Desa Tugu Utara
Desa Cilember Kelurahan katulampa
Luas ha Luas ha
Luas ha 1. Air 0,2
0,0 6,8
2,3 5,3
1,8 2. Semak
belukar 223,4 16,7
106,9 36 96,9 32,3
3. Lahan terbangun
109,1 8,1
65,8 22,2
183 61 4. Hutan
628,8 46,1 50,2 16,9
4,2 1,4 5. Perkebunan
teh 243,3
18,2 12,3 4,1
0,0 0,0 6. Ladang
76,1 5,7 23,9 8,1
0,0 0,0 7. Rumput
2,0 0,1 19,2 6,5
3,7 1,2 8. Sawah
56,5 4,2 11,6 3,9
6,6 2,2
Jumlah 1339,4
100,0 296,7 100,0 299,7
100,0
Sumber: PPLH IPB 2006
4.2. Kondisi Lahan
4.2.1. Karakteristik Lahan
Daerah aliran sungai Ciliwung bagian Hulu secara umum memiliki variasi ketinggian dari 300 - 1000 m dpl. Berdasarkan variasi ketinggian, DAS
Ciliwung bagian Hulu dibedakan menjadi Hulu bagian atas 900 mdpl. Hulu bagian tengah 600 – 900 mdpl, dan Hulu bagian bawah 300-600 m dpl.
Identifikasi karakteristik lahan meliputi kemiringan lereng, bahaya longsor, dan penggunaan lahan. Ketiga karakteristik tersebut digunakan sebagai skala proporsi
dalam menilai kesesuaian lahan untuk pengembangan lahan perumahan di lokasi penelitian.
4.2.1.1. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng di wilayah DAS Ciliwung hulu terdiri atas empat kelas, yaitu kelas kemiringan lereng S1 atau datar 10, S2 atau landai 10-15, S3
atau agak curam 15-20, dan N atau curam 20. Data kemiringan lereng di
lokasi penelitian ini selanjutnya digunakan sebagai salah satu skala proporsi untuk menilai kelas kesesuaian lahan perumahan.
Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa wilayah Hulu bagian atas Desa Tugu Utara seluas 1339,4 ha, wilayah yang paling luas termasuk ke dalam kelas
kemiringan lereng S110 atau sangat sesuai seluas 534,1 ha 39,9. Kelas kemiringan lereng S2 10-15 atau sesuai mencakup luasan 234,9 ha 17,5.
Kelas kemiringan lereng curam S3 15-20 atau sesuai marjinal mencakup luasan 202,1 15,1, sedangkan kelas N 20 atau tidak sesuai seluas 368,3
ha 27,5. Peta kesesuaian lahan perumahan berdasarkan kemiringan lereng di Hulu bagian atas Desa Tugu Utara dapat dilihat pada Gambar 5.
Pada wilayah Hulu bagian tengah Desa Cilember seluas 296,7 ha, wilayah yang paling luas termasuk ke dalam kelas kemiringan lereng S1 atau sangat sesuai
seluas 253,2 ha 85,3. Kelas kemiringan lereng N memiliki luasan wilayah terkecil, yaitu 4,4 ha atau 1,5. Kelas kemiringan lereng S2 dan S3 memiliki
luasan berturut-turut 23,6 ha 8,0, dan 15,5 ha 5,2. Peta kesesuaian lahan perumahan berdasarkan kemiringan lereng di Hulu bagaian tengah Desa
Cilember dapat dilihat pada Gambar 6. Pada wilayah Hulu bagian bawah Kelurahan Katulampa dengan luas 299,7
ha, kelas kemiringan lereng S1atau sangat sesuai mencakup seluruh luas kelurahan sebesar 299,7 ha atau 100. Kondisi ini sangat menguntungkan untuk
pembangunan fasilitas sarana, prasarana dan utilitas umum dan perumahan, karena tidak menghadapi kendala kemiringan lereng yang berarti. Peta kesesuaian
lahan perumahan berdasarkan kemiringan lereng di Hulu bagian bawah Kelurahan Katulampa dapat dilihat pada Gambar 7.
Tabel 6. Luas dan persentase kesesuaian lahan berdasarkan kemiringan lereng di lokasi penelitian
DAS Ciliwung Hulu
Luas ha
Kesesuaian Lahan S1 S2 S3 N
Luas ha Luas ha Luas ha Luas ha
Bagian atas DesaTugu Utara
1.339,4 534,1 39,9 234,9 17,5 202,1 15,1 368,3 27,5
Bagian tengah Desa Cilember
296,7 253,2 85,3 23,6 8,0
15,5 5,2 4,4 1,5
Bagian bawah Kelurahan
Katulampa 299,7 299,7 100
0,0 0,0 0,0
0,0 0,0
0,0
Gambar 5. Peta kesesuaian lahan perumahan di Hulu bagian atas Desa Tugu Utara berdasarkan kemiringan lereng.
Gambar 6. Peta kesesuaian lahan perumahan di Hulu bagian tengah Desa Cilember berdasarkan kemiringan lereng.
Gambar 7. Peta kesesuaian lahan perumahan di Hulu bagian bawah Kelurahan Katulampa berdasarkan kemiringan lereng
4.2.1.2. Bahaya Longsor
Berdasarkan data yang didapat dari Bappeda Kabupaten Bogor 2007, kualitas lahan yang menjadi faktor pembatas lainnya untuk lokasi perumahan
adalah bahaya longsor. Terdapat empat klasifikasi bahaya longsor, yaitu S1 normal, S2 potensial, S3 bahaya, dan N sangat bahaya. Data bahaya longsor
di lokasi penelitian ini selanjutnya digunakan sebagai skala proporsi untuk menilai kelas kesesuaian lahan perumahan berdasarkan kelas potensi rawan bencana
longsor. Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa wilayah Hulu bagian atas Desa Tugu
Utara seluas 1339,4 ha, wilayah yang paling luas termasuk ke dalam kelas kesesuaian S2 atau potensial mencakup luasan 722,7 ha 54,0 . Kelas
kesesuaian S1 atau normal mencakup luasan 183,1 ha 13,7 merupakan luasan wilayah terkecil. Kelas kesesuaian S3 atau bahaya memiliki luasan wilayah 433,6
ha atau 32,4, sedangkan kelas N atau sangat bahaya tidak terdapat di wilayah ini. Peta kesesuaian lahan Desa Tugu Utara berdasarkan bahaya longsor dapat
dilihat pada Gambar 8. Wilayah Hulu bagian tengah Desa Cilember seluas 296,7 ha, wilayah yang
paling luas termasuk ke dalam kelas kesesuaian S1 atau normal yang mencakup
luasan 115,1 ha 38,8, sedangkan yang memiliki luas paling kecil adalah kelas N atau sangat bahaya dengan luas 7,2 ha 2,4. Kelas kesesuaian S2 atau
potensial mencakup luasan 98,0 ha atau 33,0, sedangkan kelas S3 atau bahaya mencakup luasan 76,4 ha 25,7. Peta kesesuaian lahan perumahan di Hulu
bagian tengah berdasarkan bahaya longsor dapat dilihat pada Gambar 9. Pada wilayah Hulu bagian bawah Kelurahan Katulampa dengan luas 299,7
ha, kelas kemiringan lereng S1 atau sangat sesuai mencakup seluruh luas kelurahan sebesar 299,7 ha atau 100. Peta kesesuaian lahan perumahan
berdasarkan bahaya longsor di hulu bagian bawah Kelurahan Katulampa dapat dilihat pada Gambar 10.
Tabel 7. Luas dan persentase kesesuaian lahan berdasarkan bahaya longsor di lokasi penelitian.
DAS Ciliwung Hulu
Luas ha
Kesesuaian Lahan S1 S2
S3 N
Luas ha Luas ha Luas ha Luas ha
Bagian atas Desa Tugu Utara
1.339,4 183,1 13,7 722,7 54,0 433,6 32,4 0,0 0,0 Bagian tengah
Desa Cilember 296,7 115,1 38,8 98,0 33,0 76,4 25,7 7,2 2,4
Bagian bawah Kelurahan Katulampa
299,7 299,7 100,0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Gambar 8. Peta kesesuaian lahan perumahan di Hulu bagian atas Desa Tugu Utara berdasarkan bahaya longsor.
Gambar 9. Peta kesesuaian lahan perumahan di Hulu bagian tengah Desa Cilember berdasarkan bahaya longsor.
Gambar 10. Peta kesesuaian lahan perumahan di Hulu bagian bawah Kelurahan
Katulampa berdasarkan bahaya Longsor.
4.2.1.3. Penggunaan Lahan
Fungsi utama kawasan Bopunjur sebagai konservasi air dan tanah kurang berfungsi sebagaimana mestinya akibat perkembangan pembangunan yang pesat
dan kurang kendali. Penggunaan lahan, merupakan indikator penting dalam mengenali kondisi keseluruhan wilayah penelitian. Hal ini berkaitan dengan
terpeliharanya daerah resapan air, pengurangan aliran permukaan, pengendalian erosi saat musim penghujan, dan mencegah kekeringan saat musim kemarau. Oleh
karena itu, penggunaan lahan digunakan sebagai skala proporsi dengan mengelompokkan penggunaan lahan yang berpotensi untuk dikembangkan
menjadi lahan perumahan. Wilayah penelitian termasuk dalam daerah konservasi air dan tanah
dengan tetap mempertahankan daerah hutan lindung, sempadan sungai, dan mata air RTTR Daerah Bopunjur, 2001. Penggunaan lahan di wilayah penelitian
terdiri atas 4 kelas, yaitu kelas sangat sesuai atau S1 berupa lahan permukiman, kelas sesuai atau S2 berupa lahan semak belukar dan rumput, kelas sesuai
marjinal atau S3 berupa penggunaan lahan sebagai ladang, sawah, dan perkebunan teh, dan kelas tidak sesuai atau N berupa penggunaan lahan sebagai air dan hutan.
Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa wilayah Hulu bagian atas Desa Tugu Utara seluas 1339,4 ha, wilayah yang paling luas termasuk ke dalam kelas
kesesuaian S3 atau sesuai marjinal seluas 802,9 ha 59,9. Kelas S2 atau cukup sesuai memiliki luasan wilayah terkecil yaitu 20,8 ha 1,6. Kelas S1 atau
sangat sesuai memiliki luasan wilayah 110,0 ha 8,2, sedangkan kelas N atau tidak sesuai memiliki luas 405,7 ha 30,3. Peta kesesuaian lahan perumahan
Hulu bagian atas berdasarkan penggunaan lahan dapat dilihat pada Gambar 11. Wilayah Hulu bagian tengah Desa Cilember seluas 296,7 ha. wilayah yang
paling luas termasuk ke dalam kelas S3 atau sesuai marjinal mencakup luasan 216,6 ha 73,0, sedangkan kelas N atau tidak sesuai memiliki luasan wilayah
terkecil dari luas wilayah yaitu 5,1 ha 1,7. Kelas S1 atau sesuai memiliki luasan wilayah 65,8 ha 22,2, sedangkan kelas S2 atau sesuai memiliki luas 9,2
ha atau 3,1. Penggunaan Lahan di wilayah Hulu bagian tengah yang mendominasi adalah kelas kesesuaian S3 atau sesuai marjinal. Dengan demikian,
jika Desa Cilember akan dikembangkan menjadi lahan perumahan sebaiknya
memperhatikan penggunaan lahan tersebut. Peta kesesuaian lahan perumahan berdasarkan penggunaan lahan dapat dilihat pada Gambar 12.
Untuk wilayah Hulu bagian bawah Kelurahan Katulampa seluas 299,7 ha, wilayah yang paling luas termasuk ke dalam kelas S1 atau sangat sesuai yang
mencakup luasan 183,3 ha 61,2. Kelas S2 atau sesuai memiliki luasan wilayah terkecil yaitu 25,1 ha 8,4. Kelas kesesuaian S3 atau sesuai marjinal memiliki
luasan wilayah 91,3 ha 30,5. Di wilayah Hulu bagian bawah Kelurahan Katulampa tidak terdapat kesesuaian lahan N atau tidak sesuai berdasarkan
kesesuaian penggunaan lahan. Dengan demikian, wilayah Hulu bagian bawah dapat dikembangkan menjadi lahan perumahan pada lahan sangat sesuai sampai
sesuai marjinal. Peta kesesuaian lahan berdasarkan penggunaan lahan perumahan di Hulu bagian bawah Kelurahan Katulampa dapat dilihat pada Gambar 13.
Tabel 8. Luas dan persentase kesesuaian lahan perumahan berdasarkan penggunaan lahan di lokasi penelitian
DAS Ciliwung Hulu
Luas ha
Kesesuaian Lahan S1 S2
S3 N
Luas ha Luas ha
Luas ha Luas ha
Bagian atas Desa Tugu Utara
1.339,4 110,0 8,2 20,8 1,6 802,9
59,9 405,7 30,3 Bagian tengah
Desa Cilember 296,7 65,8 22,2
9,2 3,1 216,6 73,0 5,1
1,7 Bagian bawah
Kel.Katulampa 299,7 183,3
61,2 25,1 8,4 91,3
30,5 0,0 0,0
Gambar 11. Peta kesesuaian lahan perumahan di Hulu bagian atas Desa Tugu Utara berdasarkan penggunaan lahan.
Gambar 12. Peta kesesuaian lahan perumahan di Hulu bagian tengah Desa Cilember berdasarkan penggunaan lahan.
Gambar 13. Peta kesesuaian lahan perumahan di Hulu bagian bawah Kelurahan Katulampa berdasarkan penggunaan lahan.
4.2.2. Kesesuaian Lahan Perumahan