pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan input. Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh
petani sendiri. 3. Kelas S3 sesuai marginal, yaitu lahan mempunyai faktor pembatas yang
berat, dan faktor pembatas ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak
daripada lahan yang tergolong S2. Untuk mengatasi faktor pembatas pada S3 memerlukan modal tinggi sehingga perlu adanya bantuan atau intervensi
pemerintah atau pihak swasta.
4. Kelas N tidak sesuai, yaitu lahan yang mempunyai faktor pembatas yang
sangat berat dan atau sulit diatasi. Penentuan kelas suatu lahan untuk perumahan tempat tinggal didasarkan
pada kemampuan lahan sebagai penopang pondasi. Sifat lahan yang berpengaruh adalah daya dukung tanah dan sifat-sifat tanah yang berpengaruh terhadap biaya
penggalian dan konstruksi. Hasil evaluasi lahan disajikan dalam bentuk peta dan laporan. Peta kesesuaian lahan dengan penjelasan penting dalam legenda
merupakan penyajian yang paling efektif dari hasil evaluasi, sedangkan keterangan yang lebih detil disajikan dalam laporan.
2.5.2. Karakteristik Lahan
Karakteristik lahan mencakup faktor-faktor lahan yang dapat diukur atau ditaksir seperti kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah, ketersediaan air, dan
sebagainya Hardjowigeno Widiatmaka., 2001. Satu jenis karakteristik lahan dapat berpengaruh terhadap lebih dari satu jenis kualitas lahan, misalnya tekstur
tanah dapat berpengaruh terhadap ketersediaan air, mudah tidaknya tanah diolah,dan kepekaan erosi.
Selanjutnya beberapa parameter yang menjadi kriteria kesesuaian lahan tempat tinggal dengan maksimum tiga lantai tanpa ruang bawah sebagai berikut.
1. Kemiringan lereng
Kemiringan lereng sangat berpengaruh terhadap longsor. Daerah dengan kemiringan lereng yang curam akan cenderung menjadi kritis jika tidak dilakukan
penanganan yang mengikuti kaidah konservasi sehingga akan mengancam kestabilan lahan perumahan. Pembangunan perumahan pada tanah dengan lereng
yang curam membutuhkan konstruksi bangunan yang lebih kuat dan akibatnya biaya akan lebih besar. Hubungan antara kemiringan lereng dengan fungsi hidro-
biologis adalah bahwa semakin kecil kemiringan lereng akan memperbesar kemungkinan air hujan untuk meresap ke dalam tanah. Selain itu, aliran air pada
daerah datar cenderung lebih lambat dibandingkan dengan daerah curam sehingga kemungkinan timbulnya erosi kecil. Dengan demikian pengaruh daerah dengan
lereng datar terhadap kemungkinan timbulnya gangguan kestabilan lahan permukiman semakin kecil. Menurut Zee 1990, parameter yang menjadi
pembatas, yaitu sangat sesuai 10, cukup sesuai 10-15, sesuai marginal 15- 20, dan tidak sesuai 20, sedangkan menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka
2007 kemiringan lereng yang baik 8, sedang 8-15, dan buruk 15. Selanjutnya Masykur 2005 mengemukakan kemiringan lereng akan berpengaruh
pada faktor penambahan biaya pembangunan. Untuk lahan dengan kemiringan lereng 0-4 tidak perlu penambahan biaya, kemiringan lereng 5-10 perlu
penambahan biaya sebesar 20, kemiringan lereng 11-15 perlu penambahan 30, dan kemiringan lereng 15 akan memerlukan penambahan biaya sebesar
40. Dalam mengevaluasi kemiringan lereng yang digunakan sebagai faktor pembatas merupakan kombinasi menurut para ahli di atas, yaitu sangat sesuai
memiliki kemiringan lereng 10, cukup sesuai dengan kemiringan lereng 10- 15, sesuai marginal memiliki kemiringan lereng 15-20, dan tidak sesuai
dengan kemiringan lereng 20.
2. Bahaya Longsor
Bahaya longsor merupakan parameter yang penting dalam menentukan kesesuaian lahan untuk perumahan karena bahaya longsor dapat mempenaruhi
tingkat kenyamanan, dan keamanan penghuni. Oleh karena itu lokasi lahan perumahan seharusnya terbebas dari ancaman longsor. Wilayah DAS Ciliwung
secara umum memiliki katagori bahaya longsor, sehingga parameter bahaya longsor digunakan dalam evaluasi kesesuaian lahan perumahan. Menurut
Bappeda Kabupaten Bogor 2007 bahaya longsor diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu: daerah bebas bahaya longsor normal, potensi, bahaya, dan sangat
bahaya
3. Penggunaan Lahan