Kesesuaian Lahan Perumahan Kondisi Lahan

Gambar 12. Peta kesesuaian lahan perumahan di Hulu bagian tengah Desa Cilember berdasarkan penggunaan lahan. Gambar 13. Peta kesesuaian lahan perumahan di Hulu bagian bawah Kelurahan Katulampa berdasarkan penggunaan lahan.

4.2.2. Kesesuaian Lahan Perumahan

Perumahan merupakan wadah fisik hunian untuk tempat bernaung dan tinggal dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, peran tempat tinggal bukan hanya sekedar tempat bernaung, melainkan juga merupakan tempat untuk melindungi diri dari kondisi alam yang tidak selamanya menguntungkan. Oleh karena itu, kesesuaian lahan perumahan perlu mempertimbangkan faktor fisik yang berpengaruh pada kestabilan dan keberlanjutan lahan perumahan. Sehubungan dengan itu, diperlukan parameter pembatas dalam menentukan kesesuaian lahan perumahan guna mendapatkan lahan yang sesuai dalam pengembangan lahan perumahan. Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa wilayah di DAS Ciliwung Hulu yang dievaluasi meliputi wilayah Hulu bagian atas seluas 1339,4 ha. Hulu bagian tengah seluas 296,7 ha dan Hulu bagian bawah seluas 299,7 ha. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk perumahan menunjukan bahwa kesesuaian lahan untuk perumahan penduduk di Hulu bagian atas Gambar 14. dan bagian tengah Gambar 15. didominasi oleh kelas kesesuaian lahan S3 atau sesuai marjinal masing-masing Hulu bagian atas seluas 695,2 ha atau 51,9 dan Hulu bagian tengah seluas 216,8 ha atau 73,1, sedangkan kesesuaian lahan S1 atau sangat sesuai di wilayah Hulu bagian atas seluas 51 ha atau 3,8 dan wilayah Hulu bagian tengah 28 ha atau 9,4. Hal ini menunjukan bahwa hanya sebagian kecil wilayah Hulu bagian atas dan bagian tengah berpotensi untuk pengembangan perumahan. Lahan yang tidak sesuai untuk perumahan di wilayah Hulu bagian atas seluas 548,5 ha atau 41 dan Wilayah Hulu bagian tengah seluas 16,7 ha atau 5,6 hal ini disebabkan kondisi topografi wilayah yang berada pada kemiringan lereng 20, sangat potensial terjadi longsor, dan berada di lahan hutan lindung atau badan air. Kondisi lahan tersebut termasuk lahan kritis untuk perumahan sebagaimana diungkapkan oleh Sani dalam Mulyana 2008 bahwa salah satu ciri-ciri lahan kritis untuk perumahan adalah memiliki kemiringan curam sehingga tidak layak dari segi kenyamanan hunian dan keamanan penghuni perumahan, karena akan rentan terhadap gerakan longsor. Dari hasil penelitian Sabar 2001 menyebutkan bahwa telah terjadi degradasi DAS berupa lahan gundul, tanah kritis, erosi pada lereng-lereng curam yang digunakan untuk permukiman. Gambar 14. Peta kesesuaian lahan di Hulu bagian atas Desa Tugu Utara Gambar 15. Peta kesesuaian lahan di Hulu bagian tengah Desa Cilember Kesesuaian lahan perumahan pada wilayah Hulu bagian bawah didominasi oleh kelas kesesuaian S1 atau sangat sesuai Gambar 16. seluas 183 ha atau 61,2, artinya bahwa wilayah DAS Ciliwung Hulu bagian bawah sangat sesuai untuk lahan perumahan, hal ini disebabkan sebagian besar kondisi topografi wilayah berada pada kemiringan lahan 10, dan tidak berpotensi terjadi longsor. Gambar 16. Peta kesesuaian lahan di Hulu bagian bawah Kelurahan Katulampa Tabel 9. Luas dan persentase kesesuaian lahan perumahan di lokasi penelitian DAS Ciliwung Hulu Luas ha Kesesuaian Lahan S1 S2 S3 N Luas ha Luas ha Luas ha Luas ha Bagian atas Desa Tugu Utara 1339,4 51,0 3,8 44,7 3,3 695,2 51,9 548,5 41,0 Bagian tengah Desa Cilember 296,7 28,0 9,4 35,2 11,9 216,8 73,1 16,7 5,6 Bagian bawah Kel.Katulampa 299,7 183,3 61,2 25,1 8,4 91,3 30,5 0,0 0,0

4.2.3. Penyebaran Permukiman Existing di Lokasi Penelitian