Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Perumahan

mendiami suatu wilayah permukiman adalah 1 kepadatan dan komposisi penduduk, 2 kelompok sosial, 3 adat dan kebudayaan, 4 pengembangan ekonomi, 5 pendidikan, 6 kesehatan, dan 7 hukum dan administrasi. - Bangunanrumah, merupakan wadah bagi manusia keluarga. Oleh karena itu, dalam perencanaan dan pengembangannya perlu mendapatkan perhatian khusus agar sesuai dengan rencana kegiatan yang berlangsung di tempat tersebut. Pada prinsipnya bangunan yang digunakan sesuai dengan fungsinya seperti sebagai pelayanan masyarakat misalnya sekolah, rumah sakit, dan lainnya, sebagai tempat rekreasi fasilitas hiburan, dan sebagainya. - Jejaringnetworks, merupakan sistem buatan atau alam berupa fasilitas untuk operasional suatu wilayah permukiman, seperti jaringan air bersih di daerah pegunungan dapat dengan mudah diperoleh karena adanya sumber mata air. Sistem buatan yang diperlukan di dalam wilayah perumahan, antara lain, sistem jaringan air bersih, sistem jaringan listrik, sistem jaringan transportasi, sistem komunikasi, drainase, dan tata letak fisik. Permukiman perdesaan di Indonesia umumnya merupakan perumahan yang mengelompok. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh keadaan sosial bangsa Indonesia yang bersifat gotong royong sehingga cenderung berkeinginan tinggal berdekatan dengan tetangga. Kelompok-kelompok tersebut dihubungkan oleh jalan kecil jalan desa atau jalan setapak. Permukiman perdesaan biasanya dicirikan oleh dominasi lanskap pertanian dan penyelenggaraannya diatur oleh adat istiadat dan pola-pola tradisional yang berlaku pada suatu daerah. Undang- undang yang masih sangat kuat dipengaruhi oleh pola-pola tradisional.

2.3. Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Perumahan

Menurut Kuswartojo 2005, indikator rumah sehat adalah menyangkut prilaku hidup sehat penduduk, yaitu dengan tidak membuang sampah di sungai, tidak buang hajat di sungai, tidak membiarkan selokan kotor dan air tergenang, dan kondisi rumah terhadap faktor kesehatan dengan memperhatikan lingkungan fisik, kualitas udara permukiman dan ventilasi, dan terpenuhinya sarana kesehatan lingkungan. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan permukiman adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan danatau masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan permukiman serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat Sanropie, 1992. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan permukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan Kepmenkes Nomor 829MenkesSKVII1999 meliputi parameter sebagai berikut. 1. Lokasi, yaitu a tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya, b tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir TPA sampah atau bekas tambang, dan c tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan. 2. Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan. 3. Kebisingan dan getaran, yaitu a kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A dan b tingkat getaran maksimum 10 mmdetik. 4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman, yaitu a kandungan Timah hitam Pb maksimum 300 mgkg, b kandungan Arsenik As total maksimum 100 mgkg, c kandungan Cadmium Cd maksimum 20 mgkg, dan d kandungan Benzoa pyrene maksimum 1 mgkg. 5. Prasarana dan sarana lingkungan, yaitu a memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan, b memiliki sarana drainase yang baik, c memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata, d tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan, e pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan, f pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan, g memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya, h pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya, dan i tempat pengelolaan makanan TPM harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan. 6. Pepohonan untuk penghijauan lingkungan permukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan, dan kelestarian alam. Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes Nomor 829MenkesSKVII1999 sebagai berikut. 1. Bahan bangunan tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan kesehatan. 2. Komponen dan penataan ruangan meliputi a lantai kedap air dan mudah dibersihkan, b dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah dibersihkan, c langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan, d bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir, e ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya, dan f dapur harus memiliki sarana pembuangan asap. 3. Pencahayaan alam danatau buatan baik langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata. 4. Kualitas udara, yaitu a suhu udara nyaman antara 18-30ºC dan b kelembaban udara 40-70. 5. Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10 luas lantai. 6. Vektor penyakit, tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah. 7. Penyediaan air, yaitu a tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 literoranghari dan b kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih danatau air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002. 8. Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman. 9. Pembuangan limbah, yaitu a limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah dan b limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah. 10. Kepadatan hunian dengan luas kamar tidur minimal 8 m² dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur. Persyaratan tersebut di atas berlaku juga terhadap kondominium, rumah susun rusun, rumah toko ruko, rumah kantor rukan pada zona permukiman. Pelaksanaan ketentuan mengenai persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan permukiman menjadi tanggung jawab pengembang atau penyelenggara pembangunan perumahan, dan pemilik atau penghuni rumah tinggal untuk rumah. Setiap manusia di manapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan di antara anggota keluarga, tempat berlindung dari segala macam ganguan baik dari kondisi alam maupun binatang buas. Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 4 Tahun 1992, rumah adalah struktur fisik terdiri atas ruangan, halaman, dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga. Departemen Pekerjaan Umum Ditjen Cipta Karya 2002 menentukan syarat rumah menjadi sehat sebagai berikut. 1. Aspek kesehatan ruangan dan peranginan, penyediaan air bersih, pembuangan air bersih, limbah, dan sampah yang menimbulkan pencemaran, bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab, tidak tercemar bau, rembesan air kotor, dan udara kotor. 2. Aspek kekuatan bangunan rumah memiliki konstruksi dan bahan bangunan yang menjamin keamanan, seperti konstruksi bangunan yang cukup kuat, baik untuk menahan berat sendiri maupun pengaruh lain, seperti angin, hujan, gempa, dan lainnya. 3. Aspek kenyamanan udara lingkungan dan udara di dalam rumah. 4. Keterjangkauan pemakaian bahan bangunan dapat menjamin keawetan dan kemudahan dalam pemeliharaan, tahan api dan air. 5. Rumah yang baik adalah minimal memiliki ruang tamu, ruang makan, ruang tidur, dapur, dan kamar mandi yang terpisah satu dengan yang lain. Dengan demikian keterkaitan kondisi rumah dengan permukiman sangatlah erat karena dari rumah yang merupakan unit terkecil dengan prilaku penghuninya, akan terbentuk lingkungan permukiman yang sehat berwawasan lingkungan. Pengertian dari wawasan lingkungan adalah pandangan, yang tercermin dalam prilaku yang selalu mengupayakan hubungan yang serasi, antara manusia dan masyarakatnya dengan alam dan berbagai unsur buatannya. Dengan adanya hubungan yang serasi, pengembangan yang berkelanjutan dapat terus berlangsung Kuswartojo, 1997. Silas 2001 mengemukakan rumah yang berkelanjutan harus memenuhi lima syarat dasar yang dapat dinikmati oleh penghuni saat ini dan yang akan datang sebagai berikut. 1. Mendukung peningkatan produktifitas kehidupan penghuni baik secara sosial, ekonomi, dan politik. Artinya setiap anggota penghuni terinspirasi untuk melakukan tugas lebih baik. 2. Tidak menimbulkan gangguan lingkungan dalam bentuk apapun sejak pembangunan, pemanfaatan dan kelak bila harus dimusnahkan. Ukuran yang dapat digunakan terhadap lingkungan adalah efektifitas konsumsi energi. 3. Meningkatkan mobilitas kesejahteraan penghuninya secara fisik dan spiritual. artinya penghuni mengalami terus peningkatan mutu kehidupan fisik dan spiritual. 4. Menjaga keseimbangan antara perkembangan fisik rumah dengan mobilitas sosial ekonomi penghuninya. 5. Membuka peran penghuni atau pemilik yang besar dalam mengambilan keputusan terhadap proses pengembangan rumah dan rukun warga tempat ia berinteraksi.

2.4. Daerah Aliran Sungai