Tipe Perumahan Perumahan Formal Tertata

keperluan kosumsi, atau maksimalisasi penggunaan lahan dengan konstruksi kualitas rendah membuat persil perumahan terus mengecil dan permukiman menjadi padat, sehingga jarak antar bangunan rumah menjadi mengecil atau bahkan jarak antara atap satu dengan yang lain hanya setengah meter. Kondisi ini juga menyebabkan terbatasnya infrastruktur sebagaimana yang diungkapkan oleh Sastra 2006 bahwa tingginya kepadatan bangunan mengakibatkan minimnya lahan yang tersedia bagi sarana infrastruktur, menyebabkan rendahnya kualitas suatu lingkungan perumahan. Untuk mengatasi masalah kepadatan bangunan agar tidak semakin padat, pihak pemerintah daerah perlu memberlakukan dan mensosialisaikan adanya koefisien dasar bangunan KDB seperti yang tercantum dalam Kaji Ulang Rencana Detail Tata Ruang RDTR kawasan Puncak 2003, KDB untuk wilayah Hulu bagian atas dan Hulu bagian tengah adalah 16,5 dan menurut RTRW Kota Bogor wilayah kota Bogor memiliki KDB 40 dari luas lahan.

4.3.4. Tipe Perumahan

Di Desa Tugu Utara Kampung Neglasari dan Kampung Pondok Caringin, Desa Cilember Kampung Cilember Abuya dan Kampung Cirangrang bersifat terbuka. Tipe perumahan terbuka adalah perumahan yang pencapaiannya dapat dilalui oleh lebih dari satu jalan masuk Handayani, 2008. Jalan masuk ini merupakan jalan lingkungan yang menghubungkan kampung satu dengan kampung lain. Jalan tersebut dapat berupa jalan kecil yang disebut dengan gang, yang berfungsi juga sebagai jalan yang menghubungkan rumah satu dengan yang lainnya. Jalan ini terbentuk tanpa rencana setelah bangunan-bangunan rumah didirikan. Berbeda dengan lingkungan formal yang terbentuk dengan perencanaan sehingga jalan penghubung antar rumah lebih teratur. Gambar 25. Jalan lingkungan, a perumahan informal, b perumahan formal a b Menurut Zee 1986 terdapat tiga tipe permukiman yaitu linier, plaza, dan streetplan. Tipe permukiman linier memiliki kecenderungan bentuk susunan rumah tidak teratur, jarak antar rumah kecil, dan memiliki pekarangan rumah yang terbatas. Tipe permukiman streetplan memiliki bentuk susunan rumah teratur menghadap ke jalan, memiliki jalan yang tertata secara bertingkat dari jalan lingkungan sampai jalan raya, penghubung hingga jalan lingkungan Koestoer, 1995. Tipe perumahan yang terdapat di lokasi penelitian Tabel 19 adalah tipe linier dan streetplan. Hubungan antara unit permukiman dihubungkan oleh jalan desa, aktivitas dalam lingkungan kampung melalui jalan sempit dengan lebar setengah hingga satu meter yang dibangun atas swadaya masyarakat. Menurut Edward Hall 1963 diacu dalam Handayani 2008, jarak tersebut merupakan jarak ideal untuk terjadinya komunikasi sosial. Pada jarak ini komonikasi dapat terjadi dengan baik karena jika seseorang berbicara. Dia tidak perlu berteriak dan gerak anggota badan yang sengaja membantu maksud dalam komunikasi masih dapat dilihat dengan jelas oleh lawan bicara. Warga kampung \sering mengobrol dengan tetangga tanpa harus meninggalkan rumah masing-masing. Secara umum letak bangunan rumah di perumahan informal di tiga desa tidak teratur, satu sama lain ada yang saling berhadapan langsung ada yang saling membelakangi tergantung dari posisi jalan. Jalan di perumahan dan kampung secara sosial berfungsi sebagai penghubung masyarakat dari satu perumahan kampung ke perumahan kampung lain sehingga proses interaksi sosial yang lambat laun membentuk suatu ikatan sosial di antara warga Gambar 26. Tabel 19. Tipe perumahan DAS Ciliwung Hulu Kampung Tipe permukiman Persentase Linier Streetplan Bagian atas Desa Tugu Utara Neglasari Linier 100 Pondok Caringin Linier Bagian tengah Desa Cilember Cilember Abaya Linier 100 Cirangrang Linier Bagian bawah Kel.Katulampa Perumahan MBR Street plan 50 Katulampa Linier 50 Sumber: Zee 1986 Gambar 26. Gang sebagai fungsi sosial

4.4. Kondisi Sosial Ekonomi