Likelihood GPS Farm Mendedah Virus AI ke Manusia L2

21 memiliki risiko terkontaminasi di hatchery, likelihood telur tetas terkontaminasi AI menyebabkan infeksi pada anak ayam bibit adalah rendah. Ayam bibit selama di GPS farm telah mendapat perlakuan sistem pengendalian berupa vaksinasi dan pemeriksaan virus AI dengan PCR, sehingga kemungkinan telur tetas yang dimasukkan ke hatchery terinfeksi AI adalah amat sangat rendah sehingga penilaian akan bernilai amat sangat rendah dengan uncertainty rendah. 4.5.5 Likelihood Hatchery Mendedah Virus AI ke Manusia L5 Sistem biosekuriti di hatchery menggunakan sistem one flow, dimana sistem sanitasi, sirkulasi udara dan alur kegiatan menggunakan satu alur yaitu dari daerah bersih menuju daerah kotor. Daerah bersih meliputi storage egg room ruang penyimpanan telur, ruang setter pengeraman dan ruang hatcher penetasan dan daerah kotor ialah ruang produksi dan ruang grading telur. Antar ruangan yang berbeda terdapat sistem sanitasi untuk pekerja yang melintas. Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan di hatchery ialah pemeriksaan bakteri dan jamur berupa pemeriksaan total plate count TPC, koliform, Salmonella dan Aspergillus spp. Tujuan pemeriksaan laboratorium ini untuk menilai efektifitas sanitasi di hatchery terutama setelah pencucian mesin. Kemungkinan pendedahan ke pegawai hatchery adalah sangat rendah karena penggunaan masker, tutup kepala dan sarung tangan menjadi prosedur baku di hatchery. Kontak pekerja dengan telur hanya saat grading telur, transfer dari mesin setter ke hatcher dan saat telur telah menetas. Telur yang di grading telah di fumigasi di kandang dan saat menetas tiap mesin setter diberi formalin cair untuk desinfektan dan untuk membuat bulu ayam cepat mengering dan berwarna cerah. Berdasarkan perlakuan selama di GPS farm yang menyebabkan kemungkinan telur tetas yang dimasukkan ke hatchery terinfeksi AI adalah amat sangat rendah dan kemungkinan pendedahan ke pegawai hatchery sangat rendah maka likelihood hatchery mendedah virus AI ke manusia adalah amat sangat rendah dengan uncertainty rendah. 4.5.6 Likelihood Hatchery Mendedah Virus AI ke Lingkungan L6 Limbah hatchery berupa air dari pencucian mesin tetas saat pull chick akan tersaring ke saluran pembuangan dan masuk ke dalam kolam khusus untuk pengendapan, setelah itu air yang telah mengalami pengendapan baru teralirkan ke selokan. Pendedahan ke lingkungan melalui penjualan limbah padat berupa cangkang telur, telur yang tidak menetas dan DOC afkir ke petani digunakan sebagai pupuk atau pakan ternak lele. Telah dibuktikan bahwa suspensi virus AI di dalam air mampu mempertahankan daya penularannya selama lebih dari 100 hari pada suhu 17 C. Virus dapat bertahan pada suhu di bawah minus 50 C dalam waktu yang tidak terbatas Perez et al. 2005. Hasil wawancara menyatakan bahwa DOC afkir tersebut direbus terlebih dahulu sebelum diberikan sebagai pakan lele. Berdasarkan perlakuan ayam bibit selama di GPS farm dan perlakuan sebelum diberikan sebagai pakan, maka likelihood virus AI mendedah ke lingkungan adalah amat sangat rendah dengan uncertainty rendah.

4.5.7 Ringkasan Penilaian Pendedahan

Penilaian pendedahan diperoleh dengan melihat dari evaluasi kemungkinan manusia terinfeksi AI, kemungkinan hewan rentan terinfeksi AI dan kemungkinan 22 lingkungan terkontaminasi AI. Penilaian ini dilakukan baik pada GPS farm maupun hatchery. Ringkasan penilaian pendedahan pada GPS farm dan hatchery tersaji pada Tabel 14. Tabel 14 Ringkasan penilaian pendedahan virus AI melalui anak ayam bibit asal Belanda Kemungkinan pendedahan Kemungkinan pendedahan virus AI Kemungkinan risiko pendedahan Hewan rentan Manusia Lingkungan GPS farm Amat sangat rendah Amat sangat rendah Amat sangat rendah Sangat rendah GPS farm → hatchery Amat sangat rendah Amat sangat rendah Amat sangat rendah

4.6 Hasil Penilaian Konsekuensi

Penilaian konsekuensi masuknya virus AI melalui importasi anak ayam bibit asal Belanda terdiri dari dampak langsung dan tidak langsung. Dampak langsung dapat berupa dampak terhadap hewan dan satwa liar serta populasinya, meliputi efek biologis serta kerugian produksi yang dapat dihasilkan; dampak terhadap kesehatan masyarakat; dan dampak terhadap lingkungan, meliputi lingkungan fisik, kehidupan, keragaman hayati serta spesies yang dilindungi. Dampak tidak langsung berupa konsekuensi ekonomi yang meliputi biaya pengendalian dan pemberantasan, kompensasi, surveilans dan pemantauan, penerapan biosekuriti, efek domestik dan kerugian perdagangan; dan konsekuensi lingkungan yang meliputi penurunan pariwisata serta penurunan ketentraman masyarakat. Berdasarkan hasil pengumpulan data dari pendapat pakar dan literatur, maka didapatkan ringkasan hasil penilaian konsekuensi yang disajikan pada Tabel 15. Dampak langsung terhadap anak ayam bibit GPS yang terkena AI akan menimbulkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi dan kemungkinan ayam yang sembuh tetap membawa virus AI. Selain itu, jika kasus AI terjadi pada masa produksi, maka akan terjadi penurunan produksi telur di GPS farm. Peternakan GPS dengan anak ayam bibit layer dari Belanda berlokasi di Kabupaten Bogor; untuk anak ayam bibit broiler berlokasi di Kabupaten Bandung, Jepara, Malang dan Lampung Tengah. Pengaruh terhadap satwa liar sangat kecil karena kontak langsung anak ayam bibit dengan satwa liar sangat kecil terjadi, walaupun demikian dengan melihat dampak langsung pada peternakan GPS maka penilaian akan bersifat signifikan di tingkat provinsi. Pengaruh terhadap kesehatan masyarakat antara lain virus AI bersifat zoonosis dan menyebabkan kematian di manusia. Kasus AI pada manusia terakhir terjadi pada 10 November 2013, dari tahun 2003 hingga saat ini telah menyebabkan 163 kematian dari 195 kasus dengan hasil uji laboratorium positif WHO 2014. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan pengaruh terhadap kesehatan masyarakat yaitu signifikan di tingkat nasional. Penggunaan desinfektan atau bahan kimia untuk sanitasi lingkungan yang tercemar hanya sampai tahapan peternakan, karena GPS farm berada di lokasi khusus yang telah memenuhi persyaratan. Dampak terhadap kehidupan,