18
4.5.1 Likelihood GPS Farm Mendedah Virus AI ke Hewan Rentan L1
Sistem pengendalian terhadap AI yang dilakukan di breeder GPS meliputi biosekuriti, sanitasi dan vaksinasi. Biosekuriti dilakukan dengan sangat ketat,
meliputi pengaturan lalu lintas kendaraan keluar masuk farm, penanganan hewan liar, pest control, hingga pelaksanaan kunjungan manusia ke farm. Sistem
kandang closed house dan pagar tembok di sekeliling area farm membuat ayam terisolasi dengan lingkungan luar sehingga kontak langsung dengan hewan lain di
luar kandang tidaklah mungkin terjadi serta tercipta kondisi lingkungan optimum sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ayam. Sekitar
bangunan kandang dipasangi jaring net, hal ini dilakukan agar tidak ada burung liar yang masuk ke dalam area kandang. Pest control meliputi kontrol burung liar,
tikus, serangga dan lain-lain. Vaksinasi AI pada ayam bibit dilakukan oleh tim vaksinasi yang ada di farm, jenis vaksin dan waktu pemberiannya ditentukan oleh
dokter hewan di farm tersebut.
Dari hasil wawancara, jadwal vaksinasi AI yang dilakukan di GPS farm antara lain umur dua, delapan, 18 dan 36 minggu atau ada juga yang
menggunakan jadwal dua, enam, 12, 22, 42 dan 54 minggu. Sebelum vaksinasi dan tiga minggu setelah vaksinasi dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap
AI melalui uji serologis untuk mengetahui nilai titer yang telah dicapai serta keseragamannya. Uji deteksi terhadap AI menggunakan PCR dilakukan pada saat
anak ayam bibit dalam masa karantina, umur delapan, 25 dan 45 minggu. Hasil uji ini akan dilaporkan ke Dinas Peternakan setempat untuk mendapatkan sertifikat
bebas AI.
Kemungkinan pendedahan AI ke hewan rentan antara lain melalui penjualan ayam yang dilakukan di GPS farm broiler berupa ayam pejantan afkir yang tidak
memenuhi syarat performa ideal saat seleksi umur enam minggu, dan untuk GPS broiler dan layer berupa ayam sexslip salah pengelompokan jenis kelamin saat
umur 10 minggu, ayam yang sudah tidak produksi saat periode produksi, atau penjualan ayam saat akhir masa pemeliharaan. Saat penjualan, faktor sanitasi dan
biosekuriti sangat diperhatikan, dengan lokasi penjualan dilakukan di luar area GPS farm dan dilakukan penyemprotan dengan desinfektan. Ayam GPS biasa
dijual ke pengepul yang sudah memiliki pelanggan tetap untuk disalurkan ke penjual sate, soto atau bakso. Pengepul biasanya memiliki tempat penampungan
ayam. Hewan rentan yang berada di tempat penampungan ayam sangat bervariasi asal dan umurnya. Lama ayam di penampungan juga bervariasi. Menurut Harder
dan Werner 2006, siklus infeksi antar unggas terjadi melalui kontak langsung dari unggas terinfeksi, rantai oral-fecal, melalui air dan benda lain yang tercemar.
Adanya hewan lain seperti burung liar atau unggas lainnya di tempat penampungan juga dapat menyebabkan pendedahan virus AI ke hewan tersebut.
Kemungkinan lain ayam GPS afkir dibawa oleh pengepul ke Rumah Potong Hewan Unggas RPHU, ayam yang dibawa ke RPHU biasanya yang berumur
enam minggu karena bobot ayam berkisar 2 kg masih seperti ayam broiler komersil. Rumah Potong Hewan Unggas memiliki sistem biosekuriti dan
pengolahan limbah yang baik, sehingga kemungkinan kontak dengan hewan rentan sangat jarang terjadi.
Kemungkinan pendedahan AI ke hewan rentan lainnya ialah melalui penjualan pupuk yang dilakukan pada saat berakhir masa pemeliharaan
65 minggu. Pupuk dikarungkan lalu dijual ke petani, jika daerah sekitar GPS
19 farm terdapat pertanian, maka pupuk akan diprioritaskan untuk dijual ke pertanian
tersebut untuk mencegah pertanian tersebut menggunakan pupuk dari daerah lain. Kemungkinan pendedahan AI ke hewan rentan pada kondisi ini ialah jika hewan
rentan seperti ayam, bebek atau burung liar kontak dengan pupuk terkontaminasi AI di pertanian tersebut maka dapat menimbulkan infeksi.
Adanya sistem pengendalian yang telah dilakukan di GPS farm terutama biosekuriti, vaksinasi dan pemeriksaan virus AI dengan PCR membuat
kemungkinan ayam yang dijual telah melalui waktu pemeriksaan AI dengan PCR. Adanya vaksinasi terhadap AI akan memberikan kekebalan atau menekan virus
yang ada di dalam tubuh ayam bibit. Jika terjadi infeksi pada anak ayam bibit, maka virus akan terdeteksi pada saat pemeriksaan dengan PCR. Ditemukannya AI
saat pemeriksaan PCR akan dilakukan uji ulang oleh Karantina jika masih dalam masa karantina atau oleh Dinas Peternakan setempat jika hasil laboratorium
setelah masa karantina. Jika hasil uji laboratorium ulang menyatakan hasil positif maka akan dilakukan uji ulang oleh Balai Besar Veteriner di daerah yang
membawahi peternakan tersebut. Jika konfirmasi virus dinyatakan positif dilanjutkan dengan isolasi virus dalam telur berembrio. Jika strain yang
ditemukan belum ada di Indonesia maka langkah yang dilakukan adalah pemusnahan terhadap bibit ayam tersebut. Jika strain yang ada sudah ada, namun
bersifat subklinik maka langkah yang dilakukan adalah vaksinasi AI, jika bersifat klinik maka dilakukan pemusnahan. Sehingga likelihood GPS farm mendedah
virus AI ke hewan rentan adalah amat sangat rendah dengan uncertainty rendah.
4.5.2 Likelihood GPS Farm Mendedah Virus AI ke Manusia L2
Kemungkinan GPS farm mendedah virus AI ke manusia ialah melalui kontak langsung dengan pekerja, tamu farm atau saat penjualan ayam. Pekerja
farm ialah anak kandang, pengawas kandang, manajer atau dokter hewan farm. Tamu farm bisa berasal dari kalangan pemerintah atau perusahaan. Kontak yang
terjadi saat penjualan ayam ialah dengan pengepul ayam, petugas RPHU dan pembeli ayam dari pengepul rumah tangga.
Sanitasi untuk pekerja dan tamu farm dilakukan di tiap tempat masuk antar area, antara lain di pintu gerbang farm, pintu gerbang area kantor, pintu gerbang
area kandang dan pintu kandang. Pekerja atau pegunjung harus melalui ruangan sanitasi, ruangan ini berupa lorong yang dibuat berliku-liku dengan dipping kaki
dan spraying di sepanjang lorong serta celup tangan hand dipping berupa larutan desinfektan di depan lorong. Pekerja atau pegunjung setelah melalui bangunan
sanitasi harus mandi dan mengenakan pakaian khusus area kantor, kemudian melalui ruangan sanitasi lainnya menuju ke area kantor menggunakan alas kaki
yang sudah disediakan. Barang-barang yang ingin dibawa masuk ke area kantor dimasukkan ke dalam kotak fumigasi yang memiliki dua sisi yaitu sisi area luar
dan area kantor. Prosedur mandi dan sanitasi yang sama juga harus dilakukan saat memasuki area kandang, pakaian yang digunakan juga harus diganti dengan
pakaian khusus area kandang. Alas kaki diganti dengan sepatu boot dan diberi perlengkapan berupa penutup kepala dan sarung tangan serta masker. Kandang
GPS berada jauh dari pintu gerbang area kandang dan dikelilingi oleh pagar dari kawat, di depan area kandang terdapat ruangan sanitasi. Sepatu boot dilepas di
luar pintu kandang setelah melalui ruangan sanitasi. Terdapat spray otomatis dan celup tangan saat pintu kandang terbuka, kemudian menggunakan sepatu boot