Likelihood Belanda Terinfeksi AI L1

13 Sistem kesehatan hewan dilakukan oleh Netherlands Food and Consumer Product Safety AuthorityNederlandse Voedsel- en Warenautoriteit NVWA berada dibawah Ministry of Economic Affairs GN 2014b. Jumlah dokter hewan negara Belanda sebanyak 4 768 orang dan paramedik sebanyak 966 orang, total 5 734 orang, sehingga penyebarannya sebesar 0.1381 orangkm 2 OIE 2013. Status kesehatan unggas Belanda berdasarkan catatan note dari OIE 2014 adanya kasus H5 dan H7 avian influenza dalam bentuk HPAI dan LPAI yang dapat dilihat pada Tabel 5. Kejadian HPAI H7N7 di Belanda terjadi pada bulan Maret hingga Mei tahun 2003 dengan lokasi di Gelderland, Utrecht, Limburg dan Noord-Brabant. Outbreak AI terjadi di Gelderland sebanyak 168 kasus, Utrecht sebanyak 29 kasus, Limburg sebanyak 32 kasus dan Noord-Brabant sebanyak 12 kasus dengan jumlah total unggas yang dimusnahkan sebanyak 6 215 236 ekor. Kasus pada tahun 2010 terjadi di peternakan ayam petelur yang dipelihara secara dilepas pada saat periode bertelur laying. Kasus pada tahun 2011 dan 2012 terjadi di peternakan ayam petelur yang dipelihara secara dilepas pada saat periode bertelur laying dan periode pembesaran rearing, serta terjadi di peternakan kalkun untuk tujuan produksi daging. Kasus pada tahun 2013 dan 2014 terjadi pada peternakan unggas yang secara pemeriksaan laboratorium menunjukkan positif AI. Kasus AI terbaru terjadi pada November 2014 yaitu outbreak HPAI H5N8 pada peternakan petelur komersil dan peternakan breeder di provinsi Utrecth, Zuid-Holland dan Overijssel. Hingga saat ini tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda pada unggas yang terkena kasus antara lain stamping out, kontrol lalu lintas unggas di dalam wilayah kasus, membuat zona proteksi 3 km dan zona surveilans 10 km, screening sampel darah dan usap trakhea atau kloaka dalam zona surveilans, desinfeksi tempat yang terinfeksi, melarang vaksinasi dan tidak ada perlakuan untuk hewan yang terinfeksi GN 2014b. Swayne dan Suarez 2000 menyatakan bahwa ketika terjadi kasus wabah HPAI, stamping out dan depopulasi merupakan pertahanan pertama untuk menghentikan penyebaran dan menghilangkan penyakit. Berdasarkan data kejadian kasus AI di Belanda dan deskripsi sistem kesehatan hewan yang dilakukan, maka likelihood terjadinya negara Belanda terinfeksi AI saat ini adalah tinggi, yaitu kejadiannya sangat mungkin terjadi dengan uncertainty rendah. 4.3.2 Likelihood Peternakan Pure Line Terinfeksi AI L2 Pure line galur murni adalah indukan dari anak ayam bibit. Tahapan peternakan pure line di Belanda dapat diketahui dari data pemasukan anak ayam bibit ke Indonesia. Data EQVet bulan Januari-Oktober 2014 menunjukkan bahwa Belanda merupakan salah satu negara asal anak ayam bibit ke Indonesia dengan negara lainnya adalah Amerika, Inggris dan Jerman. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pemasukan anak ayam bibit berdasarkan strain asal dari negara Belanda yaitu Cobb dan Isa Brown. Strain Cobb merupakan jenis broiler pedaging dan strain Isa Brown merupakan jenis layer petelur. Setiap pengiriman anak ayam bibit harus mencantumkan data dari breeder dan peternakan berupa form A dan B yang menunjukkan data asal anak ayam bibit. Form ini berisi mengenai alamat peternakan pure line asal anak ayam bibit, pernyataan bahwa peternakan terbebas dari AI dalam 3 tahun terakhir, tidak terbukti secara fisik bahwa penyakit tersebut ditemukan, program vaksinasi dan 14 ditandatangani oleh dokter hewan yang telah terdaftar sebagai spesialis unggas. Dokumen form A dan form B menunjukkan bahwa lokasi peternakan pure line berada di Herveld, Gelderland dan Siebengewald, Noord-Limburg. Dari Tabel 5 menunjukkan bahwa Gelderland merupakan provinsi dengan adanya kejadian AI tiap tahunnya sedangkan tidak untuk Noord-Limburg. Dokumen lainnya yang diperlukan adalah surat keterangan kesehatan hewan berupa deklarasi untuk ekspor, dokumen ini dibutuhkan untuk mendapatkan ijin impor dari Indonesia. Dokumen ini berisi pernyataan bahwa anak ayam bibit yang ditetaskan dari telur tetas yang berasal dari peternakan yang bebas HPAI dan Newcastle disease seperti yang telah ditentukan oleh OIE, serta peternakan tersebut telah dilakukan pemeriksaan kesehatan secara reguler sesuai dengan aturan hukum nasional Belanda dan komunitas Uni Eropa. Kejadian AI di Overijssel pada November 2014 terjadi di peternakan breeder. Kontak langsung antara unggas liar dengan unggas di peternakan breeder tidak mungkin terjadi, namun kemungkinan masuknya HPAI H5N8 dapat melalui manusia, kendaraan, peralatan, muntahan, hewan lain atau produk dari hewan yang terkontaminasi virus ke lokasi peternakan EFSA 2014. Berdasarkan data tersebut, maka likelihood peternakan pure line asal anak ayam bibit terinfeksi AI adalah rendah, yaitu kejadiannya jarang terjadi dengan uncertainty rendah.

4.3.3 Likelihood AI Tidak Terdeteksi pada Pure Line di Peternakan L3

Uji laboratorium dilakukan secara reguler oleh pemerintah Belanda di laboratorium nasional Central Veterinary Institut CVI di Lelystad. Uji diagnostik yang dilakukan untuk AI antara lain dengan enzyme-linked immunosorbent assay ELISA, haemagglutination HA test, haemagglutination inhibition HI test, neuraminidase inhibition assay, intavenous pathogenicity index IVPI test, polymerase chain reaction PCR, real-time PCR, virus isolation dan virus sequencing OIE 2014. Peternakan pure line juga melakukan uji laboratorium di peternakannya. Hasil wawancara dengan breeder GPS di Indonesia menyatakan bahwa dilakukan uji terhadap AI dengan PCR pada umur satu hari, delapan, 25 dan 45 minggu. Berdasarkan data tersebut, maka likelihood AI tidak terdeteksi pada pure line di peternakan adalah amat sangat rendah, yaitu kejadiannya amat sangat jarang terjadi dengan uncertainty sedang.

4.3.4 Likelihood AI Tidak Terdeteksi pada Anak Ayam Bibit di Hatchery

L4 Informasi tahapan hatchery dapat dilihat dari form B dan surat keterangan kesehatan hewan yang berisi pernyataan bahwa dilakukan fumigasi dan desinfeksi terhadap telur tetas dan peralatan hatchery secara rutin setiap kali penetasan. Tidak ada vaksinasi yang dilakukan kecuali vaksinasi Mareks secara in ovo. Anak ayam bibit yang akan diekspor harus diletakkan pada boks kontainer baru yang bersih dan telah didesinfeksi dan tidak akan ada kontak dengan unggas lain. Telur tetas yang berasal dari peternakan yang terinfeksi tanpa adanya vaksinasi menyebabkan virus AI membunuh embrio dalam telur sehingga telur tidak akan menetas. Namun pada kasus outbreak HPAI, DOC yang menetas tetap memiliki risiko terkontaminasi di hatchery jika hal ini terjadi USDA 2010. Pada kasus adanya vaksinasi akan dapat menyebabkan terjadinya AI subklinik pada 15 DOC yang tidak menunjukkan gejala klinis Wibawan 2012. Data dari HC menunjukkan bahwa lokasi hatchery berada di Warder, Noord-Holland, tidak ada kasus AI yang terjadi di provinsi ini. Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap AI di hatchery. Berdasarkan data tersebut, maka likelihood untuk AI tidak terdeteksi pada anak ayam bibit di hatchery adalah tinggi, yaitu kejadiannya sangat mungkin terjadi dengan uncertainty rendah.

4.3.5 Likelihood AI Tidak Terdeteksi di Karantina Belanda L5

Tahapan karantina Belanda antara lain dilakukan pengecekan dokumen dan pemeriksaan fisik oleh otoritas veteriner pada saat hari pemberangkatan terhadap anak ayam bibit dan harus tidak menunjukkan adanya gejala penyakit. Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap AI. Berdasarkan data tersebut, maka likelihood AI tidak terdeteksi di karantina Belanda adalah tinggi, yaitu kejadiannya sangat mungkin terjadi dengan uncertainty rendah.

4.3.6 Likelihood AI Tidak Terdeteksi di Karantina Indonesia L6

Tindakan yang dilakukan karantina Indonesia antara lain pengecekan dokumen dan pemeriksaan fisik oleh petugas karantina pada saat hari kedatangan di atas pesawat. Jika ditemukan gejala penyakit atau adanya dokumen yang tidak lengkap maka dilakukan tindakan penahanan, penolakan atau pemusnahan. Setelah adanya surat perintah bongkar, dilanjutkan pemeriksaan di Cargo. Pemeriksaan yang dilakukan ialah pemeriksaan fisik dan penghitungan dan pemisahan anak ayam bibit yang mati selama di perjalanan. Bangkai anak ayam bibit yang mati akan dimusnahkan di incinerator milik karantina. Jika dokumen persyaratan telah lengkap dan anak ayam bibit tidak menunjukkan gejala penyakit maka anak ayam bibit dimasukkan ke dalam Instalasi Karantina untuk masa karantina selama 21 hari. Perjalanan menuju IKH menggunakan kendaraan mobil boks yang telah dicuci dengan desinfektan sebelumnya dan dikawal oleh petugas karantina. Instalasi karantina hewan yang digunakan untuk melakukan tindakan karantina berada dalam satu area dengan peternakan. Selama masa karantina dilakukan observasi dan pemeriksaan laboratorium. Observasi dilakukan terhadap gejala penyakit yang dapat timbul akibat terbawa oleh anak ayam bibit, diharapkan selama periode ini penyakit akan menampakkan gejala klinisnya. Pemeriksaan laboratorium menggunakan reverse-transcriptase polymerase chain reaction RT-PCR terhadap H5N1 dan tidak dilakukan terhadap H7. Pemeriksaan PCR yang dilakukan akan mendeteksi matriks Influenza A, H5 dan N1 dengan sensitivitas dan spesifisitas uji 100. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode screening test untuk menduga prevalensi dengan prevalensi dugaan sebesar 50 untuk memaksimalkan jumlah sampel. Sampel usapan trakhea atau kloaka diambil tiap pen di dalam kandang, kemudian digabung ke dalam media transport berdasarkan linenya. Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan pooling berdasarkan line A, B, C dan D. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil amplifikasi RT-PCR adalah adanya perbedaan materi dan metode yang digunakan serta adanya perbedaan strain dan subtipe virus yang diteliti, selain itu perbedaan kualitas masing-masing sampel juga ikut berperan Noroozian et al. 2007. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas laboratorium pernah ditemukan hasil pemeriksaan laboratorium positif terhadap 16 matriks Influenza A, setelah dikonfirmasikan ke Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor ternyata dinyatakan hasil negatif. Setelah dilakukan pengambilan sampel dan uji laboratorium ulang, menunjukkan hasil negatif. Berdasarkan data tersebut, maka likelihood AI tidak terdeteksi di karantina Indonesia adalah sangat rendah, yaitu kejadiannya sangat jarang terjadi dengan uncertainty rendah.

4.3.7 Likelihood Virus AI Masuk ke Indonesia L7

Berdasarkan hasil penggandaan tiap tahapan dengan menggunakan matriks penggandaan antar likelihood Tabel 3, maka likelihood virus AI masuk ke Indonesia adalah amat sangat rendah dengan uncertainty sedang.

4.4 Alur Tapak Risiko Penilaian Pendedahan

Alur tapak risiko penilaian pendedahan menggambarkan kemungkinan virus AI pada anak ayam bibit asal Belanda yang terinfeksi dapat mendedah ke hewan rentan, manusia dan lingkungan di wilayah Indonesia. Alur tapak risiko ini disajikan pada Gambar 4. Gambar 4 Alur tapak penilaian pendedahan virus AI melalui anak ayam bibit asal Belanda Hatchery Kemungkinan GPS farm mendedah virus AI ke hewan rentan Kemungkinan GPS farm mendedah virus AI ke manusia Kemungkinan GPS farm mendedah virus AI ke lingkungan Likelihood L1 Likelihood L2 Likelihood L3 Kemungkinan hatchery mendedah virus AI ke hewan rentan Kemungkinan hatchery mendedah virus AI ke manusia Kemungkinan hatchery mendedah virus AI ke lingkungan Likelihood L4 Likelihood L5 Likelihood L6 Anak ayam bibit terinfeksi AI masuk ke Indonesia GPS farm