8 bahaya yang diidentifikasi di awal. Matrik perkiraan risiko untuk analisis risiko
impor tersaji pada Tabel 7.
Tabel 6 Penilaian konsekuensi keseluruhan
Jika Nilai
Ada dampak langsung atau tidak langsung „G‟ Ekstrim
Lebih dari satu dampak „F‟ Ekstrim
Ada satu dampak „F‟ sedangkan lainnya „E‟ Ekstrim
Ada satu dampak „F‟ dan lainnya tidak seluruhnya „E‟ Tinggi
Semua dampak termasuk kategori „E‟ Tinggi
Satu atau lebih dampak termasuk kategori „E‟ Sedang
Semua dampak termasuk kategori „D‟ Sedang
Satu atau lebih dampak termasuk kategori „D‟ Rendah
Semua dampak termasuk kategori „C‟ Rendah
Satu atau lebih dampak termasuk kategori „C‟
Sangat rendah Semua dampak termasuk kategori „B‟
Sangat rendah Satu atau lebih dampak termasuk kategori „B‟
Diabaikan Semua dampak termasuk kategori „A‟
Diabaikan
Sumber: Copper dan Beckett 2005 Tabel 7 Matrik perkiraan risiko impor
Likelihood Konsekuensi
Diabaikan Sangat rendah
Rendah Sedang
Tinggi Ekstrim
Tinggi D
SR R
S T
E Sedang
D SR
R S
T E
Rendah D
D SR
R S
T Sangat rendah
D D
D SR
R S
Amat sangat rendah
D D
D D
SR R
Diabaikan D
D D
D D
SR
Sumber: Copper dan Beckett 2005
Keterangan: D: diabaikan, SR: sangat rendah, R: rendah, S: sedang, T: tinggi, E: ekstrim
3.5.5 Ketidakpastian
Tingkat ketidakpastian uncertainty menunjukkan adanya sebaran nilai dari variabel, dalam penilaian risiko kualitatif hal ini menjadi sangat penting untuk
diketahui. Ketidakpastian disebabkan oleh sedikitnya pengetahuaninformasi mengenai nilai-nilai kemungkinan. Ketidakpastian dinyatakan secara kualitatif
dalam beberapa kategori Tabel 8.
Tabel 8 Kategori ketidakpastian kualitatif
Kategori Penafsiran
Rendah Data lengkap, bukti kuat disajikan berbagai referensi, berbagai penulis memiliki
kesimpulan sama, dilakukan observasi terstruktur Sedang
Beberapa data tidak lengkap, bukti yang disajikan referensi terbatas, kesimpulan penulis bervariasi
Tinggi Data sangat jarang, tidak tersedia, bukti tidak tersedia di referensi, ada pada laporan
tidak terpublikasi hasil pengamatan atau komunikasi
Sumber: EFSA 2006
9
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya
hazard identification
adalah suatu
proses mengidentifikasi agen patogen yang berpotensi terbawa bersama dengan
komoditas saat importasi OIE 2004. Identifikasi bahaya dibuat berdasarkan adanya komoditas anak ayam bibit asal Belanda yang masuk ke Indonesia yang
didapatkan dari data Electronic System for Animal Quarantine EQ-Vet. Data importasi anak ayam bibit dapat dilihat pada Tabel 9. Langkah-langkah
identifikasi bahaya masuknya virus AI ke Indonesia melalui anak ayam bibit asal negara Belanda dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 9 Data importasi anak ayam bibit Januari-Oktober 2014
Bulan Amerika
Belanda Inggris
Jerman f
Jumlah f
Jumlah f
Jumlah f
Jumlah Januari
10 191 675
1 16 450
1 15 300
Februari 5
107 345 2
31 278 1
5 324 Maret
3 77 832
1 20 580
April 7
94 072 Mei
7 136 421
1 14 770
Juni 6
120 105 1
8 904 1
20 580 Juli
9 165 969
Agustus 7
61 494 1
3 995 September
3 29 130
2 10 500
2 7 210
Oktober 8
118 702 1
5 674 1
20 580
Total 65
1 102 745 8
93 386 7
83 764 1
3 995
Sumber: EQ-Vet Karantina
Keterangan: f: frekuensi
Tabel 10 Langkah-langkah identifikasi bahaya hazard masuknya virus AI melalui importasi anak ayam bibit asal Belanda
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah AI dapat terbawa oleh anak ayam bibit
Ya 2
Apakah AI ada di negara Belanda Ya
3 Apakah AI merupakan penyakit eksotik untuk Indonesia
Tidak 4
Apakah negara Indonesia memiliki daerah bebas AI atau dengan prevalensi rendah
Ya 5
Apakah AI masuk ke dalam program pengendalian di Indonesia Ya
6 Apakah Belanda memiliki strain yang lebih virulen
Tidak
Identifikasi sebagai hazard
Ya
Avian influenza telah diidentifikasi dapat terbawa melalui komoditas anak ayam bibit. Menurut Setyawati 2010, DOC telah terinfeksi oleh virus AI dengan
gejala subklinik dan berpotensi sebagai salah satu penyebab cepatnya penyebaran AI di Indonesia, sehingga perlu diwaspadai pendistribusiannya ke daerah yang
masih bebas AI. Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta menggolongkan