Perubahan jenis bangunan HASIL DAN PEMBAHASAN

nilai yang sama yaitu - sehingga bila diartikan maka rata-rata wisatawan yang berkunjung ke Pulau Pari adalah usia 30 tahun kebawah, atau dengan kata lain semakin tua umur responden makan semakin berkurang minat untuk berkunjung ke Pulau Pari, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan dimana wisatawan yang berkunjung ke pulau tersebut kebanyakan usia-usia muda. Selain usia, analisi TCM juga melihat pendidikan responden yang diwawancarai, dimana nilai yang diperoleh yaitu negatif - sehingga jika diartikan maka pendidikan tidak menjadi faktor yang mempengaruhi terhadap jumlah kunjungan ke Pulau Pari. Adapun X9 tingkat kepuasan pengunjung menunjukan nilai - atau berbanding terbalik dengan nilai P-value yang berarti bahwa ketidakpuasan pengunjung akan mempengaruhi jumlah kunjungan ke Pulau Pari, sehingga wisatawan yang tidak puas dengan sekali kunjungan akan mengulangi kunjunganya ke Pulau Pari. Untuk X10 alternatif kunjungan menunjukan nilai negatif - yang berarti bahwa banyaknya alternatif kunjungan tidak mempengaruhi besarnya jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Pari, sehingga hal tersebut bukan menjadi faktor yang mempengaruhi banyak dan sedikitnya jumlah pengunjung. Selain melihat hubungan antara faktor Q kunjungan dan X biaya, analisis tersebut juga melihat surplus konsumen dan nilai ekonomi total Pulau Pari berdasarkan jumlah kunjungan dan biaya yang dikeluarkan wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Pari. Selain melihat pengaruh antara variabel, analisis Travel Cost Method juga melihat nilai dari consumers surplus yang diperoleh dari persamaan U=b0b1+1RQb1+1 sehingga diperoleh nilai U=1000926,439, selanjutnya di h itung harga pembatas dengan persamaan P=RQa1b1 dengan nilai P=389,082, untuk menghitung harga pembatas maka dilakukan dengan persamaan R=PxRQ sehingga di peroleh nilai R= 128,218, kemudian untuk memperoleh nilai CR maka dilakukan perhitungan dengan rumus CS=U-R sehingga di peroleh nilai CR=1000,798. Nilai CR dapat dikategorikan sebagai keuntungan yang diperoleh pengunjung dari prediksi harga yang telah disiapkan sebelumnnya dengan kisaran harga diatas harga sebenarnya, sehingga keuntungan tersebut dapat di gunakan pada kebutuhan lainnya. Surplus konsumen terjadi apabila jumlah maksimum yang mampu konsumen bayar lebih besar dari jumlah yang secara aktual harus dibayar untuk mendapatkan barang atau jasa. Selisih jumlah tersebut disebut consumers surplus CS dan tidak dibayarkan dalam konteks memperoleh barang yang diinginkan Yulianda et al., 2010. Aspek Ekologi a. Perbandingan kualitas air Pulau Pari Dari data kualitas air yang diperoleh dari tahun 1997-2014, untuk sebaran suhu di Pulau Pari menunjukan kondisi yang cenderung stabil dimana kisaran suhu yang diperoleh dari penelitian sebelumnya sampai pada saat penelitian berlangsung yaitu berkisar antara 29-32 C, sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi suhu di perairan Pulau Pari tidak mengalami perubahan, begitu juga dengan parameter pH, yang berkisar antara 7-8,03 sehingga menunjukan bahwa tidak adanya perubahan nilai pH. Parameter salinitas menunjukan nilai yang cenderung meningkat, meskipun tidak begitu besar, yaitu berkisar antara 30-32 ppm tahun 1997-2007, dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 33 ppm, sedangkan parameter nitrat menunjukan nilai yang berfluktuasi yakni pada tahun 1997 sebesar 0,003mgl, dan pada tahun 2002 menurun, dengan kisaran 0,001-0,002. Tahun 2007 nilai nitrat kembali meningkat dengan kisaran 0,1097-0,275, nanti pada tahun 2014 nilai nitrat menurun yaitu 0,015 mgl. Peningkatan nilai nitrat pada tahun 2007 disebabkan karena adanya peningkatan aktifitas masyarakat, seperti budidaya rumput laut dan pengolahan hasil budidaya rumput laut di Pulau Pari, sedangkan untuk parameter fosfat menunjukan nilai yang cenderung meningkat yaitu pada tahun 1997-2007 berkisar antara 0,001-0,008 dan pada tahun 2014 meningkat, yaitu sebesar 0,0216-0,1900. Peningkatan nilai fosfat sangat dipengaruhi oleh aktivitas daratan, karena semakin besar aktivitas daratan maka semakin besar pula nilai fosfat yang ada diperairan, namun demikian nilai fosfat yang diperoleh belum melebihi baku mutu lingkungan yakni sebesar 1 mgl, sehingga belum membahayakan organisme perairan PP RI NO. 82 Tahun 2001. Tingkat perubahan kualitas air dari tahun yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kualitas air tahun 1997-2014 Parameter Satuan Tahun 1997 2002 2007 2014 Suhu C 29 30-32 27-31 32 pH - 7 8-8,03 7,75 7,1-7,4 Salinitas Ppt 32 30 32 32-33 Nitrat mgl 0,003 0,001-0,002 0,1097-0,272 0,015-0,040 Phosphat mgl 0,007 0,001-0,006 0,0041-0,0080 0,0216-0,1900

b. Analisis kesesuaian lahan untuk rumput laut

Kesesuaian lahan suatu perairan untuk pengembangan budidaya laut merupakan faktor penting dalam memulai suatu usaha, dimana menurut Dahuri et al, 2004, bahwa pembangunan berkelanjutan suatu wilayah kepulauan secara ekologis, salah satunya harus memenuhi persyaratan yaitu ditempatkan pada lokasi yang secara biofisik “Sesuai”. Persyaratan tersebut dapat dilihat pada peta kesesuaian lahan untuk pengembangan usaha budidaya rumput laut di Perairan Pulau Pari yang disajikan pada Gambar 12. 24 DKI Jakarta Gambar 12. Peta kesesuaian lahan untuk budidaya rumput laut 24

Dokumen yang terkait

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pulau Kecil Berpenghuni (Studi Kasus di Pulau Lancang Besar, Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kab. Adrninistrasi Kep. Seribu DKI Jakarta)

2 29 290

Studi Ekologi Populasi Mangrove jenis Rhizophora stylosa di Pulau Tengah, Gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara

0 11 97

Keberlanjutan pembangunan pulau-pulau kecil : sudi kasus kelurahan Pulau Panggang dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

0 10 216

Analisis finansial usaha rumput laut kering tawar di Pulau Pari, Kelurahnn Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu

0 14 102

Alternatif pengembangan gugusan Pulau Pari Kepulauan Seribu sebagai Obyek Ekowisata Bahari di DKI Jakarta

0 8 159

Perencanaan Strategis Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu di Kelurahan Pulau Panggang Kecamatan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta

0 6 16

Keberlanjutan pembangunan pulau pulau kecil sudi kasus kelurahan Pulau Panggang dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

0 6 206

Parameter Oseanografi sebagai faktor penentu pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii di pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

0 11 78

Kerapatan dan Penutupan Jenis Lamun di Gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta

0 3 13

Pengelolaan Sumberdaya Air untuk Pengembangan Pariwisata di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta | Sinulingga | Majalah Geografi Indonesia 13120 26871 1 SM

0 2 10