Dimensi ekonomi Analisis multidimensional scaling MDS untuk wisata bahari

Analisis keberlanjutan kegiatan wisata bahari pada Gambar 26 menunjukan nilai sebesar 51,59 yang dalam skala ordinal dianggap cukup sesuai, tetapi masih perlu ditingkatkan agar tercapai nilai yang sesuai yaitu 75- 100. Sedangkan untuk usaha budidaya rumput laut nilai keberlanjutan yang diperoleh yaitu sebesar 57,45, atau masuk kategori Cukup Sesuai, sehingga dimensi yang belum dianggap berlanjut perlu ditingkatkan lagi agar dapat mendorong tercapainya keberlanjutan pengelolaan untuk semua dimensi. Kedua usaha tersebut sebenarnya bisa dikembangkan secara bersamaan, tetapi dalam proses pengelolaanya dimensi-dimensi yang masih dianggap kurang berlanjut harus diperbaiki sehingga antara budidaya rumput laut dan wisat bahari bisa sama-sama dikembangkan di pulau tersebut. Bengen 2004 mengemukakan bahwa pembangunan keberlanjutan memiliki 4 dimensi, yaitu ekologi, sosial ekonomi, dan kelembagaan. Cicin-Sain Knecht 1998 dan Yulianda et al.2010 menyatakan bahwa pembangunan keberlanjutan harus memenuhi 3 dimensi yaitu ekologi, sosial, dan ekonomi, sehingga jika dalam pengelolaan Pulau Pari tidak memperlihatkan status keberlanjutan semua dimensi maka usaha tersebut perlu dipertimbangkan lagi dalam pengelolaanya. KESIMPULAN

1. Kesimpulan

a. Dampak perubahan pemanfaatan terhadap kondisi pengelolaan Pulau Pari: - Aspek sosial-ekonomi pasca terjadinya perubahan pemanfaatan meliputi peningkatan biaya hidup, perubahan pola prilaku masyarakat cenderung matrealistis dan terjadinya persaingan antar sesama pengelola wisata. - Aspek ekologi meliputi perubahan kondisi kualitas perairan yang diduga diakibatkan karena adanya aktivitas daratan sehingga mengalami peningkatan nilai fosfat dari tahun 1997-2014. Dampak lain yang ditimbulkan yaitu degradasi wilayah pantai akibat pengambilan pasir untuk keperluan bangunan. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap perubahan sosial ekonomi dalam pengelolaan Pulau Pari yaitu hilangnya mata pencaharian utama masyarakat berupa usaha budidaya rumput laut, yang disertai dengan adanya mata pencaharian baru yang dianggap lebih menguntungkan, sehingga perlahan kebiasaan masyarakat mulai berubah dan akhirnya beralih ke usaha wisata bahari. c. Analisis keberlanjutan dari usaha budidaya rumput laut diperoleh nilai yang menunjukan skor cukup berlanjut, begitu juga dengan usaha wisata bahari, ke dua usaha tersebut belum masuk dalam kategori sangat berlanjut, sehingga dimensi yang dianggap berpengaruh terhadap keberlanjutan pengelolaan Pulau Pari harus diperbaiki. d. Rekomendasi pengelolaan Pulau Pari - Pengelolaan usaha budidaya rumput laut : Jika pengelolaanya terfokus pada budidaya rumput laut, maka faktor-faktor pendukung dalam pengelolaannya yang masih memiliki nilai Kurang Berlanjut seperti pada dimensi ekologi, ekonomi, infrastruktur, dan kelembagaan harus diperbaiki sehingga tercapai pengelolaan yang terintegrasi. - Pengelolaan wisata bahari : Usaha wisata bahari dianggap usaha yang memberikan keuntungan dari semua aspek terutama aspek ekonomi, tetapi ada beberapa dimensi yang masih dianggap kurang berlanjut bahkan tidak berlanjut, seperti dimensi infrastruktur dan kelembagaan. Oleh karena itu kedua dimensi tersebut harus diperbaiki agar dalam pengelolaannya dapat terintegrasi tanpa memberikan dampak dikemudian hari.

Dokumen yang terkait

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pulau Kecil Berpenghuni (Studi Kasus di Pulau Lancang Besar, Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kab. Adrninistrasi Kep. Seribu DKI Jakarta)

2 29 290

Studi Ekologi Populasi Mangrove jenis Rhizophora stylosa di Pulau Tengah, Gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara

0 11 97

Keberlanjutan pembangunan pulau-pulau kecil : sudi kasus kelurahan Pulau Panggang dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

0 10 216

Analisis finansial usaha rumput laut kering tawar di Pulau Pari, Kelurahnn Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu

0 14 102

Alternatif pengembangan gugusan Pulau Pari Kepulauan Seribu sebagai Obyek Ekowisata Bahari di DKI Jakarta

0 8 159

Perencanaan Strategis Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Terpadu di Kelurahan Pulau Panggang Kecamatan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta

0 6 16

Keberlanjutan pembangunan pulau pulau kecil sudi kasus kelurahan Pulau Panggang dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

0 6 206

Parameter Oseanografi sebagai faktor penentu pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii di pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta

0 11 78

Kerapatan dan Penutupan Jenis Lamun di Gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta

0 3 13

Pengelolaan Sumberdaya Air untuk Pengembangan Pariwisata di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta | Sinulingga | Majalah Geografi Indonesia 13120 26871 1 SM

0 2 10