terbatas, sehingga jika musim panen tiba gudang tersebut tidak cukup untuk menampung hasil budidaya sehingga sebagian besar hasil budidaya harus
langsung dijual. Transportasi laut yang khusus mengangkut hasil budidaya kedaerah pemasaran saat ini masih mengandalkan transportasi umum yang
beroperasi setiap hari, sehingga masih kurang efektif dalam proses pemasaranya karena harus tergantung pada transportasi umum yang hanya satu arah. Sarana
dan prasaran listrik sebenarnya telah ada tetapi pada saat budidaya dilakukan sekitar tahun 2000an listrik di Pulau Pari belum aktif 24 jam atau hanya beroperas
beberapa jam saja sehingga untuk mengelola hasil budidaya rumput laut sangat terkendala pada keaadan listrik yang tidak mendukung, nanti pada saat ini listrik
telah aktif 24 jam sehingga dalam hal ini atribut pendukung dari dimensi infrastruktur telah terpenuhi.
Gambar 17. Atribut infrastruktur yang menjadi faktor pengungkit keberlanjutan budidaya rumput laut Pulau Pari
Analisis leverage pada Gambar 17 menunjukan bahwa ada 3 atribut yang memiliki nilai lebih dari 1,5 yang berarti atribut tersebut menjadi faktor
pengungkit sehingga atribut tersebut harus diperbaiki serta ditingkatkan agar dalam usaha budidaya rumput laut bisa berkelanjutan. Keempat atribut tersebut
yakni sarana listrik, transportasi pengangkut hasil budidaya ke daerah pemasaran, serta teknologi pengolahan limbah industri. Munculnya atribut yang sensitif tidak
terlepas dari kondisi infrastruktur yang ada di Pulau Pari, infrastruktur tersebut dianggap belum memadai sehingga menjadi faktor yang harus di tingkatkan agar
dapat berkelanjutan guna mendukung usaha budidaya rumput laut di Pulau Pari.
e. Dimensi kelembagaan
Dimensi kelembagaan menunjukan ada beberapa atribut yang menjadi penentu terhadap keberhasilan usaha budidaya rumput laut, atribut yang dimaksud
meliputi peran lembaga keuangan yang mendukung usaha budidaya rumput laut, dimana sebesar 68 responden menyatakan bahwa telah menerima bantuan dari
beberapa lembaga pemerintah yang didirikan di Pulau Pari, sehingga untuk memulai usaha budidaya rumput laut bantuan tersebut memang sangat efektif dan
membantu, terutama bagi masyarakat yang tingkat perekonomiannya masih tergolong menengah ke bawah. Selain itu lembaga penyuluh juga sangat
0,40 0,35
7,40 1,30
2,50 3,31
2 4
6 8
Sarana dan prasarana pasar untuk pemasaran Rumput Laut
Ketersediaan industri pengolahan rumput laut Teknologi pengolahan limbah industri
Ketersediaan gudang penampung sementara Trasfortasi pengangkut hasil budidaya ke daerah
pemasaran Sarana listrik
Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100
berpengaruh terhadap keberhasilan usaha budidaya, menurut masyarakat peran kelembaga penyuluh dalam usaha budidaya rumput laut sangat membantu dan
menjadi penentu terhadap keberhasilan usaha. Sebanyak 53 dari total responden merasa puas dengan kerja dan partisipasi penyuluh dalam membantu
masyarakat untuk budidaya, selain itu dukungan dari pemerintah daerah sangat diharapkan, seperti memfasilitasi masyarakat mulai dari tahap budidaya sampai
pada pemasahan hasil budidaya, sedangkan terkait dukungan pemerintah terhadap usaha budidaya mayoritas dari responden atau sekitar 50 responden merasa
belum puas terhadap dukungan pemerintah, karena menurut masyarakat Pulau Pari pemerintah belum sepenuhnya mendukung usaha budidaya yang mereka
lakukan. Pemerintah seharusnya menyediakan lembaga penjamin mutu sehingga hasil budidaya masyarakat yang sampai pada konsumen merupakan hasil pilihan
yang berkualitas baik. Menurut hasil wawancara mengenai lembaga yang mengatur mengenai ketersediaan penjamin mutu untuk budidaya rumput laut
mayoritas responden atau sebanyak 83 responden mengatakan bahwa belum ada penjamin mutu yang disediakan oleh pemerintah untuk menjamin setiap hasil
budidaya yang mereka lakukan.
Gambar 18. Atribut kelembagaan yang menjadi faktor pengungkit keberlanjutan budidaya rumput laut
Menurut analisis leverage pada dimensi kelembagaan menunjukan bahwa semua atribut menjadi faktor pengungkit terhadap keberlanjutan budidaya, dimana
analisis RMS Root Mean Square menunjukan nilai 1,5 sehingga semua atribut menjadi faktor pengungkit, atau sensitif, sehingga dalam usaha budidaya rumput
laut kelima atribut tersebut merupakan faktor yang harus diperhatikan dan terus ditingkatkan sehingga tercapai suatu keberlanjutan dari segi kelembagaan.
Analisis keberlanjutan untuk dimensi kelembagaan dapat dilihat pada Gambar 18.
f. Analisis keberlanjutan pada masing-masing dimensi
Berdasarkan hasil analisis multidimensi scaling diperoleh beberapa dimensi yang masih harus diperbaiki yakni dimensi ekologi, ekonomi,
infrastruktur dan dimensi kelembagaan, keempat dimensi tersebut memiliki nilai kurang dari 75, yang berarti cukup sesuai, sedangkan dimensi Sosial dalam
analisis tersebut diperoleh nilai 76 yang berarti sustainable atau masuk dalam kategori baik. Menurut Susilo 2003 bahwa nilai 51-75 dikategorikan cukup
sesuai dan nilai 76-100 masuk dalam kategori baik atau sustainable.
13,28 18,51
7,75 10,92
5 10
15 20
Peran lembaga keuangan… Kelembagaan penyuluh
Dukungan Pemerintah daerah untuk… Ketersediaan penjamin mutu
Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100