Komunitas Hewan Padang Lamun.

Sedangkan dalam Fortes 1990, peran lamun bagi manusia baik langsung maupun tidak langsung, dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. Peran tradisional, seperti sebagai bahan tenunan keranjang, kompos untuk pupuk. 2. Peran kontemporer, seperti penyaring air buangan dan pembuatan kertas.

2.2 Komunitas Hewan Padang Lamun.

Kikuchi Peres 1977 membagi komunitas hewan di padang lamun berdasarkan struktur mikrohabitatnya serta pola kehidupan hewannya itu sendiri, dalam empat kategori, yaitu: 1. Kategori pertama ialah biota yang hidup di daun. Kelompok ini terdiri dari: a. Flora epifitik dan mikro serta meiofauna yang hidup di dalamnya seperti Protozoa, Foraminifera, Nematoda, Polychaeta, Rotifera, Tardigrada, Copepoda dan Arthropoda. b. Fauna sesil seperti Hidrozoa, Actinia, Bryozoa, Polychaeta dan Ascidia. c. Epifauna bergerak, merayap dan berjalan di daun seperti Gastropoda, Polychaeta, Turbelaria, Nemertinia, Crustacea, dan beberapa Echinodermata. d. Hewan-hewan yang dapat berenang bebas tetapi juga dapat beristirahat di daun seperti Mysidacea, Hydromedusa, Cephalopoda, dan Syngnathidae. 2. Kategori kedua, ialah biota yang menempel pada batang dan rhizoma. Biota yang termasuk kategori ini adalah Polychaeta dan Amphipoda. a. Kategori ketiga ialah spesies bergerak yang hidup di perairan di bawah tajuk daun yaitu berupa ikan, udang, dan cumi-cumi. Hewan-hewan yang bergerak cepat ini, dapat dibagi lagi dalam sub kategori berdasarkan periode mereka tinggal di padang lamun, yaitu penghuni tetap, penghuni musiman, pengunjung temporal, migrasi tak menentu. b. Kategori keempat ialah hewan-hewan yang hidup pada dan di dalam sedimen. Semua jenis bentos, baik epifauna maupun infauna bentos termasuk dalam kelompok ini. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, ada empat kategori utama asosiasi ikan dengan padang lamun di perairan Indonesia Tomascik et al. 1997 yaitu: 1. Penghuni penuh yang memijah dan menghabiskan kebanyakan hidupnya di padang lamun full-time residents, misalnya Apogon margaritophorus. 2. Penghuni yang menghabiskan hidupnya di padang lamun selama masa juvenil hingga siklus dewasa hidupnya, tetapi memijah di luar padang lamun, misalnya Halichoeres leparensis, Pranaesus duodecimalis, Paramia quiquelineata, Gerres macrosoma, Monacanthus lomemtosus, Monachanthus hajam, Hemigliphidodon plagiumetopon dan Sygnathoides biacukealus. 3. Penghuni yang ada di padang lamun hanya selama tahapan juvenilnya, misalnya Siganus canaliculatus, Siganus virgatus, Siganus chrysospilos, Lethrinus spp, Scarus spp, Abudefduf spp, Monachanthus mylii, Pelatus quadrilineatus dan Upeneus tragula. 4. Penghuni berkala atau transit yang mengunjungi padang lamun untuk berlindung atau mencari makan occasional residents. Dalam Bell Pollard 1989, dijelaskan bahwa ikan di ekosistem lamun menempati dalam suatu tempat yang berbeda, sehingga dapat digolongkan dalam dua golongan yang berbeda berdasarkan tempat hunian yaitu: 1. Golongan pertama, dibagi menjadi tiga kelompok : a. yang beristirahat di daun. b. yang hidup di bawah tajuk daun. c. yang ada di atas atau di dalam sedimen. 2. Golongan kedua, dibagi atas dasar kolom air yang dihuni: a. yang makan di atas tajuk daun. b. yang bernaung di bawah tajuk daun. Pilihan tempat ini diduga mempunyai kaitan dengan cara makan dan morfologi ikan Misalnya spesies dalam kolom air umumnya bergerak cepat sebagai pemakan plankton yang hidup di atas daun atau di bawah tajuk daun, spesies yang bergerak lambat yang makan plankton dan atau biota yang berasosiasi dengan daun atau substrat. Sebaliknya spesies bentik relatif menetap dan makan sebagian besar organisme yang beasosiasi dengan tajuk yang agak ke bawah atau substrat.

2.3 Peran Padang Lamun Bagi Ikan