adanya lapisan minyak di atas permukaan laut, dan masuknya limbah organik yang mudah terurai ke lingkungan laut Hutagalung Rozak 1997.
4.2.7 Nilai pH
Nilai pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena akan mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan dalam air. Nilai pH
merupakan suatu ekspresi dari konsentrasi ion hydrogen H
+
di dalam air. Variasi pH umumnya bisa disebabkan oleh proses-proses kimia dan biologis yang dapat
menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat asam maupun alkalis. Selain itu variasi pH juga bisa disebabkan masukkan limbah yang bersifat asam atau alkalis
dari daratan. Nilai pH yang diperoleh dari semua lokasi penelitian berkisar 8,06-8,13
Tabel 5. Kepmen Negara LH No. 51 tahun 2004 menetapkan nilai ambang batas pH 7-8,5 + 0,2 untuk biota laut dan terlihat bahwa semua stasiun penelitian berada
dalam kisaran ini. Diantara kelima stasiun penelitian, nilai pH yang rendah ditemukan pada stasiun V. Kondisi ini diduga sangat terkait dengan masukan
bahan organik. Keberadaan bahan organik yang tinggi akan meningkatkan aktivitas mikrobiologi dalam penguraiannya, sehingga selajutnya bisa
mengakibatkan kondisi kolom air yang anoksik. Selain itu juga, pada beberapa stasiun lainnya menunjukan nilai pH yang tinggi. Kondisi pH yang tinggi diduga
terkait dengan proses fotosintesis. Phillips Meñes 1988 menyatakan bahwa nilai pH di perairan tropis bisa meningkat hingga 9,4 selama proses fotosintesis
berlangsung. Swingle 1968 berpendapat bahwa batas toleransi pH ikan umumnya
berkisar antara pH 4 dan pH 11 dan untuk mendukung kehidupan ikan secara wajar diperlukan perairan dengan pH yang berkisar antara 5-9. Jadi, kisaran nilai
pH perairan ini masih dalam batas toleransi yang memungkinkan ikan dan biota air lain hidup dan berkembang.
4.3 Struktur Komunitas Lamun
4.3.1 Komposisi Jenis Lamun dan Substrat
Berdasarkan hasil pengukuran dan observasi pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa padang lamun di perairan Pulau Pasi ini merupakan vegetasi
campuran heterospesifik yang terdiri dari Cymodocea serrulata, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Syringodiun isoetifolium,
Thalassodendron ciliatum dan Halophila ovalis. Jenis lamun Halophila ovalis tidak ditemukan di dalam pengamatan transek kuadrat tetapi ditemukan tumbuh
diluar batas pengamatan 150 m dari garis pantai dan kedalaman 10-15 m di perairan stasiun I. Pemulihan dari lamun tropis tergantung dari jenis dan habitat
tempat hidupnya. Beberapa tumbuhan memiliki kemampuan untuk pulih kembali dalam lingkungan yang tidak stabil. Halodule uninervis dan Halophila ovalis
dapat bertumbuh dengan cepat dan bertahan hidup dalam lingkungan yang tidak stabil dan di tempat dimana sedimen secara terus-menerus terdeposit. Arus pasang
surut yang kuat dan kekeruhan air yang tinggi di wilayah batas penetrasi cahaya dan karenanya kedalaman yang lamun bisa tumbuh. Halophila ovalis,
H. decipiens, H. spinulosa dan H. tricostata ditemukan di perairan yang lebih dalam dengan arus pasang surut yang kuat dan kekeruhan air yang tinggi
penetrasi cahaya matahari terbatas Coles et al. 1993. Komposisi jenis lamun
pada masing-masing stasiun seperti tertera pada Tabel 6 serta jenis lamun dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 6 Komposisi Jenis Lamun di Perairan Pulau Pasi Jenis Lamun
Stasiun I
II III
IV V
Cymodocea serrulata
b
Cymodocea rotundata
a
Enhalus acoroides
b
Thalassia hemprichii
b
Syringodium isoetifolium
a
Thalassodendron ciliatum
a
Halophila ovalis
a
+ +
+ +
+
+
+ +
+
+ +
+ +
+ +
+
+
+ +
+
+
Keterangan: + = ada a = Jenis Pioner
= tidak ada b = Jenis Klimaks
= ditemukan diluar pengamatan Sebaran jenis lamun pada masing-masing stasiun berbeda-beda kecuali
untuk jenis Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii. Kedua jenis lamun ini penyebarannya cukup merata karena ditemukan pada kelima stasiun penelitian.
Padang lamun pada lokasi penelitian mempunyai tipe vegetasi campuran. Hemminga Duarte 2000, mengemukakan bahwa karakteristik padang lamun
pada daerah tropis dan sub tropis Indo-Pasifik yaitu memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi dan bertipe vegetasi campuran mixed vegetation.
Perbedaan komposisi jenis lamun dan sebaran pada masing-masing stasiun penelitian ini diduga berkaitan dengan kemampuan adaptasi jenis lamun tersebut
terhadap kondisi lingkungan yang berbeda. Pada stasiun I, II dan III yang bertipe substrat Pasir berlumpur dengan tingkat kekeruhan yang tinggi, jenis lamun yang
ditemukan terutama dari jenis klimaks, yaitu: Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan Cymodocea rotundata. Kelompok ini berukuran relatif lebih besar.
Selain itu, kelompok ini juga memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan masa hidup yang lebih lama Hillman et al. 1989; Duarte 1991 serta umumnya hidup
pada kondisi habitat yang relatif stabil. Walau komposisi jenis di antara ketiga lokasi ini relatif sama, namun Enhalus acoroides adalah jenis lamun yang peka
terhadap gangguan kekeruhan dan penutupan oleh sedimen Terrados et al. 1997; Vermaat et al. 1997 ditemukan dalam kondisi kepadatan, presentasi
tutupan dan INP yang relatif lebih baik pada stasiun dengan perairan yang lebih jernih Stasiun IV dan V. Phillips Meñez 1988, mengemukakan bahwa
Thalassia hemprichii dominan di daerah rataan terumbu mati dan rataan subtidal pada substrat Pasir dan patahan karang yang bersih.
Walaupun hasil penelitian Duarte et al. 1997 menunjukkan bahwa jenis klimaks yang berukuran besar sensitif terhadap gangguan kekeruhan, namun
demikian beberapa diantaranya tahan terhadap kondisi ini, yaitu Enhalus acoroides Terrados et al. 1997. Kemampuan adaptasi jenis ini yang menjelaskan
keberadaannya di kelima stasiun penelitian terutama pada stasiun I, II dan III yang kekeruhannya tinggi.Substrat tempat tumbuh lamun di perairan Pulau Pasi ini
terdiri dari beberapa tipe substrat yaitu, pasir kasar, lumpur berpasir, pasir berlumpur dan pecahan karang Tabel 7. Pada stasiun IV dan V yang bertipe
substrat pasir kasar dan pecahan karang. Jenis lamun yang ditemukan terutama dari jenis pioneer, yaitu: Syringodium isoetifolium dan Thalassodendron ciliatum.
Tabel 7 Tipe substrat tempat hidup lamun di perairan Pulau Pasi
Jenis lamun Tipe substrat
Pasir halus
Pasir kasar
Pasir berlumpur
Lumpur berpasir
Pecahan karang
Gastropoda Cymodocea serrulata
Cymodocea rotundata
Enhalus acoroides
Thalassia hemprichii
Syringodium
isoetifolium
Thalassodendron
ciliatum
Halophila ovalis
Kelompok ini relatif berukuran kecil, memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan masa hidup yang lebih singkat Hillman et al. 1989; Duarte 1991. Jenis pioner
merupakan kelompok yang pertama menempati lokasi setelah terjadinya gangguan Duarte et al. 1997.
4.3.2 Frekwensi Lamun