Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener H’, Indeks Keseragaman

Komunitas ikan di stasiun V kelimpahannya didominasi oleh Parupeneus barberinus 8 individu Peringkat 3, Siganus canaliculatus 6 individu peringkat 1 dan Caranx caeruleopinnatus 5 individu menempati peringkat ke-7 dalam jumlah individu. Sedangkan untuk bobot basah didominasi oleh Parupeneus barberinus 265 g peringkat 2, Chelonodon patoca 220 g peringkat 6 dan Siganus canaliculatus 201 g menempati peringkat ke-1 dalam bobot basah Komunitas ikan di stasiun II kelimpahannya didominasi oleh Siganus canaliculatus 55 individu peringkat 1, Pelatus quadrilineatus 24 individu peringkat 2 dan Apogon melas 14 individu menempati peringkat ke-4 untuk dalam jumlah individu. Sedangkan untuk bobot basah didominasi oleh Siganus canaliculatus 1.552 g peringkat 1, Pelatus quadrilineatus 537 g peringkat 3 dan Parupeneus barberinus 227 g menempati peringkat ke-2 dalam bobot basah Tabel 10 dan 11. Diani 1993 mengemukakan bahwa ikan yang terdapat pada ekosistem lamun merupakan ikan-ikan yang masih dalam tahap stadia muda juvenile dan subadult. Hal ini ditegaskan juga melalui Tomascik et al. 1997 bahwa kebanyakan ikan karang yang berasosiasi dengan padang lamun adalah ikan-ikan yang memijah dan bertumbuh dari masa juvenile sampai menjadi dewasa. Namun ada juga jenis ikan karang yang hanya berada di padang lamun pada stadia juvenile saja misalnya jenis Siganus canaliculatus, Siganus virgatus, Lethrinus sp, Scarus sp, Abudefduf sp dan Pelatus quadrilineatus.

4.4.2 Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener H’, Indeks Keseragaman

E dan Indeks Dominansi Simpson C Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis jumlah individu ikan karang di masing-masing stasiun penelitian, untuk nilai indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi di kemukakan pada Tabel 13 dan Tabel 14. Nilai keanekaragaman dan Keseragaman tertinggi ditemukan di stasiun V berturut-turut sebesar 3,92 dan 0,96 namun memiliki nilai dominansi yang rendah sebesar 0,07 yang berarti keanekaragaman sedang dengan komunitas yang tidak terlalu tertekan karena jenis yang mendominasi tidak signifikan pengaruhnya akibat adanya jenis-jenis lain dengan kelimpahan yang hampir berimbang. Keanekaragaman ikan karang di stasiun ini memiliki keanakaragaman sedang dengan komunitas yang baik dari sisi keseragaman dan Dominansi karena tidak ada spesies tertentu yang mendominasi dari segi jumlah individunya. Tabel 13 Indeks Keanekaragaman H’, Keseragaman E dan Dominansi C jenis ikan di perairan Pulau Pasi STASIUN INDEKS H E C I 3,62 0,77 0,16 II 3,25 0,75 0,18 III 3,45 0,79 0,15 IV 3,75 0,96 0,10 V 3,92 0,96 0,07 Malam 4,19 0,75 0,13 Siang 4,47 0,83 0,09 Secara komunitas keseimbangan antar individu, kondisi ikan-ikan di Stasiun V relatif lebih baik dibandingkan dengan yang ada di keempat stasiun lainnya karena nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman lebih besar dan nilai indeks dominansinya lebih kecil Tabel 13 dan Tabel 14. Dengan demikian secara ekosistem, kondisi ikan karang di stasiun V relatif lebih stabil. Ikan-ikan yang tertangkap di malam hari dan di siang hari dilihat dari kelimpahan didominasi oleh jenis Siganus canaliculatus, Pelatus quadrilineatus dan Parupeneus barberinus. Nilai keanekaragaman ikan karang saat penangkapan di siang hari lebih tinggi dibandingkan dengan di siang hari. Hal ini disebabkan karena ikan-ikan yang lebih aktif di siang hari diurnal fish adalah dari jenis ikan herbivore seperti dari family Siganidae, Scaridae, Chaetodontidae, Teraponidae dan Apogonidae. Ikan-ikan ini mencari makan dengan cara memakan daun-daun lamun. Dalam penelitian Peristiwady 1994 di padang lamun pantai selatan Lombok, didapatkan adanya potongan lamun dalam lambung ikan: Caranx sp, Arothron immaculatus, Cheilio inermis, Stolephoms indictuts dan Apogon chinensis. Dibandingkan dengan jumlah ikan-ikan karnivora di terumbu karang, jumlah ikan herbivora lebih sedikit, kurang lebih hanya 22 dari seluruh jenis Sale 1991. Selain ikan-ikan herbivore yang aktif di siang hari, ada juga ikan- ikan karnivore yang aktif di siang hari seperti dari famili Mullidae, Tetraodontidae, Labridae dan Chaetodontidae. Mangsa predator diurnal ini terutama invertebrata kecil seperti sponge, coral, tunicata, bintang laut, dan kerang- kerangan. Ada juga ikan-ikan planktinovor diurnal yang terdiri dari family Pomacentridae, Serranidae dan Achanturidae. Hal inilah yang menyebabkan keanekaragaman jenis ikan karang di padang lamun lebih tinggi di siang hari. Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai keanekaragaman jenis ikan adalah suhu. Menurut Ayala Reyes 2008, nilai keanekaragaman ikan karang meningkat ketika suhu naik 1 o C dari kondisi suhu awal dan akan menurun lagi dengan kenaikan suhu 2 o C dari kondisi suhu awal. Tabel 14 Indeks Keanekaragaman H’, Keseragaman E dan Dominansi C jenis ikan masing-masing stasiun penelitian di perairan Pulau Pasi pada penangkapan malan dan siang hari. Stasiun H’ E D Malam Siang Malam Siang Malam Siang I 3,46 3,30 0,79 0,87 0,17 0,15 II 3,23 2,96 0,76 0,80 0,18 0,20 III 3,42 3,01 0,80 0,87 0,15 0,16 IV 3,62 3,43 0,98 0,96 0,08 0,10 V 3,64 3,89 0,93 0,97 0,10 0,07 Keanekaragaman jenis ikan yang ditangkap di malam hari lebih rendah dibandingkan di siang hari namun lebih tinggi dari segi kelimpahan. Hal ini disebabkan karena jenis ikan-ikan herbivore yang biasanya bergerombol, pada waktu malam hari tidak mencari mangsa tetapi mereka hanya beristirahat dan berlindung di bawah tajuk daun lamun yang memiliki morfologi yang besar seperti dari jenis Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii. Bell dan Harmelin 1983 in Diani 1993 menyebutkan bahwa, kelimpahan dan jenis ikan di lamun pada malam hari lebih besar dibandingkan siang hari. Hal tersebut memberikan indikasi bahwa padang lamun merupakan ladang pergembalaan bagi ikan-ikan herbivore di malam hari dan di siang hari berfungsi sebagai makanan bagi ikan- ikan herbivore dan karnivore.

4.4.3 Indeks Kesamaan Jenis Jaccard Cj