Gambar 7 Frekwensi jenis lamun yang sering muncul pada kelima stasiun
pengamatan. Dari 6 spesies lamun yang ditemukan di lokasi pengamatan, hanya
Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides yang terlihat mampu beradaptasi untuk hidup pada berbagai substrat dan tersebar cukup merata pada setiap stasiun
pengamatan. Sebaliknya Syringodium isoetifolium dan Thallasodendron ciliatum mempunyai rata-rata frekwensi jenis paling kecil yaitu berturut-turut sebesar
5,00 dan 6,67 karena hanya ditemukan terbatas pada substrat yang keras Pecahan Karang, Pasir kasar di stasiun IV dan V.
4.3.3 Penutupan dan Kerapatan Lamun
Penutupan menggambarkan tingkat penutupanpenaungan ruang oleh komunitas lamun. Informasi mengenai penutupan sangat penting artinya untuk
mengetahui kondisi ekosistem secara keseluruhan serta sejauh mana komunitas lamun mampu memanfaatkan luasan yang ada. Nilai kerapatan saja belum tentu
dapat menggambarkan tingkat penutupan suatu jenis karena nilai penutupan selain dipengaruhi oleh kerapatan juga sandat erat kaitannya dengan tipe morfologi
jenisnya. Dari Tabel 8 terlihat bahwa luas penutupan rata-rata terbesar adalah sebesar 60,50 dari jenis lamun Syringodium isoetifolium di stasiun IV dan
penutupan rata-rata terkecil sebesar 3,03 dari jenis Enhalus acoroides di stasiun II. Kerapatan rata-rata tertinggi tercatat sebesar 781,33 individum
2
dari jenis Syringodium isoetifolium di stasiun IV dan kerapatan rata-rata terendah sebesar
32,44 individum
2
dari jenis Enhalus acoroides di stasiun II. Gambar 8 secara
58.33 56.67
5.00 21.67
16.67 6.67
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
THAL ENHA
SYRI CYSE
CYRO TCIL
Frekw e nsi Lam un Je
n is
L a
m u
n
umum juga memperlihatkan bahwa Syringodium isoetifolium merupakan jenis lamun yang dominan dalam penutupan dan kerapatan jenis. Keadaan ini diduga
terkait dengan perbedaan bentuk morfologi lamun, dimana jenis lamun yang bentuk morfologinya kecil cenderung memiliki tingkat penutupan dan kerapatan
yang tinggi sebaliknya jenis lamun yang memiliki bentuk morfologinya besar cenderung biomassa total yang tinggi.
Sedangkan Enhalus acoroides merupakan jenis lamun yang paling sedikit dalam penutupan dan kerapatan jenis. Keadaan ini diduga karena Jenis lamun ini
memiliki morfologi tumbuhan yang besar. Kadar zat gizi yang relatif tinggi pada jenis Enhalus acoroides dalam mendukung habitat epifit dan pertumbuhan yang
berlebihan akan mengurangi tingkat produksi lamun dan dapat berakibat pada penurunan penutupan dan kepadatan lamun jenis ini Shepherd et al. 1989.
Gambar 8 Nilai rata-rata penutupan lamun A dan kerapatan lamun B di lokasi penelitian.
16.79 23.18
3.03 17.45
34.75
3.25 23.42
7.25 20.58
60.50
16.13 41.12
11.06 11.63 5.97
33.75 52.88
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
ENHA THAL ENHA THAL CYRO ENHA THAL ENHA THAL
SYRI CYRO
CYSE ENHA THAL CYRO CYSE
TCIL Stasiun I
Stasiun II Stasiun III
Stasiun IV Stasiun V
P e
rs en
P e
n u
tu p
an La
m u
n
Jenis Lamun
A
150.29 215.56
32.44 170.00
486.67
34.67 217.67
77.33 201.33
781.33
294.67 542.00
110.00 121.33 122.00
483.00 441.00
0.00 100.00
200.00 300.00
400.00 500.00
600.00 700.00
800.00 900.00
ENHA THAL ENHA THAL CYRO ENHA THAL ENHA THAL SYRI
CYRO CYSE ENHA THAL CYRO
CYSE TCIL
Stasiun I St asiun II
Stasiun III Stasiun IV
Stasiun V
K e
ra p
a ta
n l
a m
u n
Jenis Lamun
B
Tabel 8 Nilai kisaran dan rata-rata Penutupan, Kerapatan dan Frekwensi jenis lamun di perairan Pulau Pasi
Stasiun Jenis
Parameter Kisaran
Rata-rata
I Enhalus acoroides
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 0,75 – 39,75
8 – 332 8 – 100
16,79 150,29
62,28 Thalassia hemprichii
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 5,25 – 32,00
52 – 288 24 – 100
23,18 215,56
90,67
II Enhalus acoroides
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 0,88 – 4,25
12 – 48 12 – 44
3,03 32,44
22,67 Thalassia hemprichii
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 12,13 – 28,63
128 – 268 76 – 96
17,45 170,00
85,00 Cymodocea rotundata
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 32,25 – 39,00
468 – 520 100
34,75 486,67
100,00
III Enhalus acoroides
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 1,50 – 4,88
16 – 56 16 – 44
3,25 34,67
26,67 Thalassia hemprichii
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 6,38 – 39,50
68 – 340 56 – 100
23,42 217,67
91,33
IV Enhalus acoroides
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 4,50 – 11,25
48 – 120 40 – 88
7,25 77,33
62,67 Thalassia hemprichii
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 16,63 – 27,38
168 – 248 92 – 100
20,58 201,33
97,33 Syringodium isoetifolium
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 52,50 – 66,00
684 – 860 100
60,50 781,33
100,00 Cymodocea rotundata
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 13,25 – 18,00
244 – 320 100
16,13 294,67
100,00 Cymodocea serrulata
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 34,50 – 46,13
504 – 596 100
41,13 542,00
100,00
V Enhalus acoroides
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 4,13 – 22,13
44 – 208 40 – 100
11,06 110,00
70,00 Thalassia hemprichii
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 10,38 – 12,50
116 – 132 68 – 88
11,63 121,33
80,00 Cymodocea rotundata
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 2,38 – 11,13
52 – 212 32 – 100
5,97 122,00
66,00 Cymodocea serrulata
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 26,25 – 45,00
428 – 576 100
33,75 483,00
100,00 Thalassodendron ciliatum
Penutupan Kerapatan
Frekwensi 49,50 – 55,50
424 – 456 100
52,88 441,00
100,00
Total kerapatan dan penutupan lamun di stasiun IV paling tinggi diantara
stasiun penelitian yang lain. Menurut Kiswara 1994, kepadatan dan penutupan
lamun yang tinggi umumnya dijumpai pada tempat-tempat yang selatu tergenang air, berdekatan tubir, dan tidak mendapat gangguan manusia. Dari ketiga kriteria
tersebut, kondisi stasiun IV paling memenuhi dibandingkan stasiun lain. Pada stasiun ini juga tidak terdapat aktifitas manusia seperti kegiatan nelayan lainnya.
4.3.4 Indeks Nilai Penting