2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur,  Distribusi dan Fungsi Lamun
Lamun merupakan kelompok tumbuhan berbunga yang tumbuh di bawah permukaan  air  di  lingkungan  bahari.  Tumbuhan  ini  tumbuh  subur  pada  habitat
pantai  perairan  dangkal.  Menurut  Fortes  1990  tumbuhan  ini  berbeda  dengan tumbuhan  di  bawah  permukaan  air  lainnya  seperti  rumput  laut  dan  ganggang,
karena tumbuhan ini menghasilkan buah dan biji. Di samping itu juga mempunyai akar dan sistem internal untuk transport udara dan nutrien.
Tumbuhan  lamun  mempunyai  beberapa  sifat  yang  memungkinkan  dapat berhasil  hidup  di  laut,  antara  lain  sebagai  berikut  den  Hartog  1970;  Mc  Roy
Helfferich 1977; Phillips  Men ẽz 1988:
1.  Mampu hidup di media air asin. 2.  Mampu berfungsi normal di bawah permukaan air.
3.  Mempunyai sistem berkembang biak. 4.  Mampu melaksanakan daur generatif dalam keadaan terbenam.
5.  Mampu  bersaing  berkompetisi  dengan  organism  lain  dibawah  kondisi lingkungan media air asin.
Jumlah  spesies  tumbuhan  berbunga  ini,  dengan  sifat-sifat  seperti  diatas, tidak banyak hanya 49 spesies dan dibagi ke dalam 2 famili : Potamogetonaceae
dengan  9  genus  dan  38  spesies  dan  Hydrocharitaceae  dengan  3  genus  dan  11 spesies. Akan tetapi, kini jumlah spesies lamun meningkat menjadi 58 spesies dari
12 genus 4 famili dan 2 ordo dengan tumbuhan spesies baru berasal dari Australia den Hartog 1970; Tomascik et al. 1997.
Kemampuan  adaptasi  lamun  yang  bagus  tersebut,  menyebabkan  lamun mempunyai penyebaran yang luas, hampir meliputi perairan pantai di dunia. Dari
12  genus  yang  ada,  7  genus  merupakan  penghuni  perairan  tropik  dan  5  genus yang lain ada perairan ugahari Tabel l. Lamun tropik terpusat di 2 wilayah, yaitu
di  Indo  Pasifik  Barat  dan  Karibia  dan  Pantai  Amerika  Tengah.  Di  Indo  Pasifik Barat semua genus didapatkan, sedangkan di Karibia hanya 4 genus.
Tabel  1  Sebaran  lamun  di  seluruh  dunia  modifikasi  dari  Hutomo  1985;  Fortes 1990
Genus Perairan Tropik
Perairan Ugahari Indo Pasifik
Barat Karibia
Belahan Bumi Utara
Belahan Bumi Selatan
Zostera +
+ Phyllospadix
+ +
Heterozostera +
Posidonia +
+ Halodule
+ +
Cymodocea +
Syringodium +
+ Thalassodendron
+ Amphibolis
Enhalus +
+ Thalassia
+ +
Halophila +
+ Famili Potamogetonaceaa
Famili Hydrocharitaceae Di  Indonesia,  tercatat  ada  12  spesies  lamun  ditambah  1  spesies  lagi,
Halophila beccari yang diperkirakan ada Kiswara  Hutomo 1985; Fortes 1990; Tomascik et al. 1997. Padang lamun di Indonesia antara lain terdapat di Perairan
Pulau Pasi Kabupaten Kepulauan Selayar, Selat Flores, Teluk Jakarta, Kepulauan Seribu, Teluk Banten dan Kepulauan Riau. Lamun dengan luas area kecil, seperti
Thalassia  hemprichii  dugong  grass,  Enhalus  acoroides  tropical  eelgrasss, Halodule  uninervis  fiber-strand  grass,  Cymodocea  serrulata  round-tipped
seagrass  dan  Syringodium  isoetifolium  syringe  grass  umumnya  ditemukan  di pulau-pulau Indonesia Timur Fortes 1990. Penyebaran lamun di pulau-pulau di
Indonesia  disajikan  pada  Tabel  2  dengan  pembanding  negara  Filipina  sebagai negara nomor 2 terbesar jumlah spesies lamun di dunia.
Komunitas  lamun  biasanya  ada  dalam  area  yang  luas  dan  rapat.  Secara umum komunitas lamun dibagi menjadi 3 asosiasi spesies Brouns  Heijs 1991:
1.  Padang  lamun  monospesifik  monospesifik  seagrass  beds.  Terdiri  dari satu spesies saja. Akan tetapi keberadaannya hanya temporal dan biasanya
terjadi  pada  fase  pertengahan  sebelum  menjadi  komunitas  yang  stabil padang lamun campuran.
2.  Asosiasi 2 atau 3 spesies. Ini merupakan komunitas lamun yang terdiri dari 2  sampai  3  spesies  saja.  dan  lebih  sering  dijumpai  dibandingkan  padang
lamun monospesifik. 3.  Padang  lamun campuran mixed seagrass beds. Padang  lamun campuran
umumnya  terdiri  dari  sedikitnya  4  dari  7  spesies  berikut:  Cymodocea rotundata, Cymodocea  serrulata, Enhalus acoroides, Halodule uninervis,
Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium dan Thalassia hemprichii. Tabel 2  Jenis  dan  penyebaran  lamun  di  perairan  Indonesia  modifikasi  dari
Hutomo 1985; Fortes 1990 Famili
Spesies Sebaran
1 2
3 4
5 6
Potamogetonaceae
Hydrocharitacea Fiber-strand grass
Halodule uninervis Halodule pinifolia
Round-tipped seagrass Cymodocea serrulata
Syringe grass Syringodium isoetifolium
Woody seagrass Thalassodendron ciliatum
Tropical eelgrass Enhalus acoroides
Estuarine spoon-grass Halophila baccari
Veinless spoon-grass Halophila decipiens
Small spoon-grass Halophila minor
Spoon-grass Halophila ovalis
+ +
+
+
-
+
?
-
+
+ +
+
+
+
-
+
?
-
+
+ +
+
-
+
+
+
?
-
+
+ +
+
-
+
+
+
?
-
+
+ +
+
+
+
+
+
?
-
+
+ +
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Keterangan : + dijumpai
-  tidak dijumpai ? diduga dijumpai tetapi belum tercatat
1 = Sumatera 2 = Jawa, Bali, Kalimantan
3 = Sulawesi 4 = Maluku Nusa Tenggara
5 = Papua
6 = Filipina
Tetapi padang lamun campuran ini, dalam kerangka struktur komunitasnya, selalu terdapat asosiasi spesies Enhalus acoroides dengan Thalassia hemprichii sebagai
spesies  lamun  yang  dominan  dengan  kelimpahan  lebih  dibanding  spesies  lamun yang lain.
Kelimpahan  lamun  sangat  tergantung  pada  faktor  biotik  dan  abiotik, seperti  kedalaman,  karakteristik  substrat,  sehingga  akan  membentuk  pola  zonasi
lamun. Menurut Brouns  Heijs 1991, pola zonasi secara spasial ada 3 yaitu: 1 mid eulittoral, 2 lower eulilttoral sampai upper littoral dan 3 lower sublittoral.
Lamun  umumnya  tumbuh  di  daerah  inner  intertidal  dan  upper  subtidal antara daratan dan terumbu karang. Mereka ada di pantai berpasir atau sisi yang
mengarah  ke  laut  dari  daerah  mangrove  dan  di  bagian  dataran  terumbu  karang coral  reef  flats  yang  berhadapan  dengan  daratan  dari  terumbu  karang
Hutomo et al. 1988; Nienhuis 1989. Jika  dilihat  dari  pola  zonasi  lamun  secara  horisontal,  maka  boleh
dikatakan ekosistem lamun terletak di antara dua ekosistem bahari penting yaitu ekosistem  mangrove  dan  ekosistem  terumbu  karang.  Dengan  letak  yang
berdekatan  dengan  dua  ekosistem  pantai  tropik  tersebut,  ekosistem  lamun  tidak terisolisasi  atau  berdiri  sendiri  tetapi  berinteraksi  dengan  kedua  ekosistem
tersebut. Dari penelitian Ogden  Zieman 1977 in Hutomo 1985; UNESCO 1983,
interaksi tersebut diklasifikasikan dalam 5 tipe interaksi utama Gambar 2 yaitu: interaksi-interaksi  fisik,  nutrien  dan  organik  terlarut  dissolved  organic  matter,
materi organik  melayang participate organic matter, ruaya  hewan dan dampak manusia. Adanya interaksi yang timbal balik dan saling mendukung, maka secara
ekologis lamun mempunyai peran yang cukup besar bagi ekosistem pantai tropik. Adapun  peran  lamun  tersebut  Nienhuis  1989;  Hutomo    Azkab  1987  adalah
sebagai berikut: 1.  Produsen  primer.  Lamun  memfiksasi  sejumlah  karbon  organik  dan
sebagian  besar  memasuki  rantai  makanan  di  laut  melalui  pemangsaan langsung oleh herbivore maupun melalui dekomposisi serasah.
2.  Sebagai  habitat  biota.  Lamun  memberi  perlindungan  dan  tempat penempelan hewan dan tumbuh-tumbuhan.
interaksi fisik nutrien dan bahan organik terlarut
bahan organik melayang ruaya hewan
dampak manusia
Gambar 2  Interaksi  tiga  habitat tropis  utama  di  area  pesisir  Sumber:  Ogden Gladfelter 1983.
3.  Sebagai  habitat  biota.  Lamun  memberi  perlindungan  dan  tempat penempelan hewan dan tumbuh-tumbuhan.
4.  Sebagai  penangkap  sedimen.  Lamun  yang  lebat  memperlambat  gerakan air yang disebabkan oleh arus dan ombak.
5.  Sebagai pendaur zat hara. 6.  Sebagai  makanan  dan  kebutuhan  lain,  seperti  bahan  baku  pembuatan
kertas. EKOSISTEM
TERUMBU KARANG
EKOSISTEM LAMUN
EKOSISTEM MANGROVE
Sedangkan dalam Fortes 1990, peran lamun bagi manusia baik langsung maupun tidak langsung, dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1.  Peran tradisional, seperti sebagai bahan tenunan keranjang, kompos untuk pupuk.
2.  Peran kontemporer, seperti penyaring air buangan dan pembuatan kertas.
2.2 Komunitas Hewan Padang Lamun.