1 = Memiliki kesamaan yang lengkap dimana suatu spesies dengan spesies lainnya identik
0 = Tidak memiliki spesies yang sama
Indeks Jaccard Cj:
j b
a j
Cj
Keterangan: J = jumlah jenis yang terdapat dalam sampel A dan sampel B
a = jumlah jenis yang terdapat dalam sampel A, tidak dalam sampel B b = jumlah jenis yang terdapat dalam sampel B, tidak dalam sampel A
3.4.3 Ekologi komunitas ikan dan lamun
Untuk menentukan distribusi spasial-temporal karakteristik biofisik perairan pada setiap stasiun pengamatan dilakukan dengan cara mendeskripsikan
parameter-parameter kualitas air dengan stasiun penelitian. Hubungan interaksi ikan dengan habitatnya dan lamun dengan stasiun penelitian maka ditelusuri
dengan menggunakan Analisis Faktorial Koresponden AFK atau Corresponden Analysis CA Legendre L Legendre P 1983; Bengen
1998. Dari hasil Analisis factorial Koresponden diatas dengan menggabungkan hasilnya maka, distribusi ikan terhadap kelimpahan lamun dapat dievalusi.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Habitat
Perairan pulau Pasi mempunyai dasar laut yang bervariasi. Dilihat dari kedalaman laut, secara garis besar perairan dapat dibagi dua yakni perairan laut
dangkal berupa paparan dan laut dalam. Paparan shelf adalah zone di laut terhitung mulai dari garis surut terendah hingga pada kedalaman sekitar
120-200 m, yang kemudian biasanya disusul dengan lereng yang lebih curam ke arah laut dalam. Dari hasil survei lapangan yang dilakukan di sekitar perairan laut
Pulau Pasi yang diperoleh kisaran kedalaman antara 2-9 m, sehingga kriteria dapat dikategorikan sebagai perairan laut dangkal.
Di sebelah barat secara umum dasar lautnya landai dengan kedalaman kurang dari 2 m di sekitar pantai sampai kearah laut dengan jarak ± 1 km.
kecepatan arusnya lemah dan arahnya sesuai dengan arah angin yang berubah- ubah sepanjang tahun. Di sebelah selatan kondisi dasar lautnya agak curam
dengan kedalaman kurang dari 2 m di sekitar pantai dan terus menurun ke arah laut sampai dengan jarak ± 200 m mencapai kedalaman kurang dari 6 meter
dengan kecepatan arus cukup kuat mencapai 0,17 ms. Di sebelah timur umumnya curam dengan kedalaman kurang dari 2 meter di sekitar pantai namun pada jarak
100 m kedalamannya mencapai kurang dari 9 m dengan kecepatan arus agak kuat mencapai 0,08 ms. Sedangkan dasar laut di sebelah utara umumnya curam
dengan kedalaman kurang dari 2 m dan terus menukik sampai sejauh 30 m ke arah laut mencapai kedalaman 10 m. Perbedaan substrat dan kondisi perairan pada
masing-masing stasiun penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Perbedaan kondisi habitat dan tipe substrat di masing-masing stasiun
penelitian Stasiun
Kondisi Habitat Tipe Substrat
I Dasar perairan curam
Pasir berlumpur II
Dasar perairan Landai Lumpur berpasir
III Dasar perairan Landai
Lumpur berpasir IV
Dasar perairan agak curam Pasir
V Dasar perairan agak curam
Pasir dan pecahan karang