Gambar 9 Dendogram kesamaan stasiun berdasarkan parameter perairan.
4.4.5 Distribusi Lamun dan Keterkaitannya dengan Stasiun Penelitian
Pengkajian distribusi lamun dan keterkaitannya dengan stasiun penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis faktorial koresponden. Matrik data yang
digunakan dalam analisis ini adalah persentase penutupan lamun sebagai baris dan stasiun penelitian sebagai kolom.
Hasil analisa Faktorial Koresponden disajikan dalam Gambar 10. Kekuatan informasi pada tiap sumbu faktorial diukur dari nilai akar ciri, karena
dengan nilai akar ciri ini dapat dievaluasi besarnya ragam yang dapat dijelaskan oleh tiap sumbu faktorial. Dari hasil analisis didapatkan 2 sumbu faktorial yang
mempunyai nilai akar ciri yang tinggi. Sumbangan kedua sumbu faktorial utama terhadap keragaman total mencapai 72,9, dan nilai akar ciri sumbu 1 yaitu 0,488
dan menjelaskan 38,9 keragaman dari gugus data, sedangkan sumbu faktorial utama kedua yaitu 0,426 yang dapat menjelaskan 33,9 keragaman dari gugus
data Lampiran 7. Gafik Analisis Faktorial Koresponden Gambar 10 memperlihatkan
adanya 3 kelompok, dimana asosiasi yang terbentuk antara stasiun penelitian dengan variabel aktif dan asosiatif dalam satu kelompok menggambarkan
keterikatan yang erat satu sama lain dan digunakan untuk menelusuri variabel yang memberikan sumbangan yang berarti bagi karakteristik habitat ikan.
Jenis lamun Thalasia hemprichii THAL, Enhalus acoroides ENHA dan Cymodocea rotundata CYRO merupakan jenis lamun yang berasosiasi dengan
kelompok 1 yaitu stasiun I, II dan III. Pada kelompok 2 yaitu stasiun IV, jenis lamun yang berasosiasi adalah Syringodium isoetifolium SYRI dan Cymodocea
0 .9 92 7 62 0 .9 93 7 62
0 .9 94 7 62 0 .9 95 7 62
0 .9 96 7 62 0 .9 97 7 62
0 .9 98 7 62 0 .9 99 7 62
Si m
il ar
it y
III II
I V
IV
serrulata CYSE. Sedangkan kelompok 3, terdiri dari stasiun 5, dicirikan oleh jenis lamun Thalassodendron ciliatum TCIL.
Kelompok lamun yang mencirikan stasiun dapat dibagi menjadi dua kelompok, seperti halnya pengelompokan stasiun berdasarkan parameter fisika-
kimia Lingkungan. Lamun yang mencirikan stasiun-stasiun yang ada di kelompok 1 stasiun I, II dan III, merupakan jenis lamun Klimaks seperti jenis Enhalus
acoroides dan Thalassia hemprichii dan lamun di kelompok 2 didominasi oleh jenis lamun perintis Pioneer species seperti dari jenis Syringodium isoetifolium,
Cymodocea serrulata dan Thalassodendron ciliatum. Jenis
Syringodium isoetifolium,
Cymodocea serrulata
dan Thalassodendron ciliatum, termasuk ke dalam kategori jenis perintis, karena
mempunyai toleransi yang luas terhadap fluktuasi faktor fisika-kimia perairan Phillips Men
ẽz 1988. Selain adanya variabel kecepatan arus dan kekeruhan yang membedakan kondisi perairan Pulau Pasi dan mempengaruhi pertumbuhan
lamun adalah kedalaman dan tipe substrat. Kedalaman perairan dapat membatasi penyebaran suatu jenis lamun dan
dapat menentukan strategi pertumbuhannya. Lamun yang bersifat perintis, seperti Syringodium isoetifolium cenderung tumbuh di bagian perairan yang dangkal,
sebaliknya jenis lamun yang bersifat klimaks, seperti Enhalus acoroides, cenderung tumbuh di bagian perairan yang dalam Duarte 1991.
Gambar 10 Gafik analisis faktorial koresponden lamun dengan stasiun pada
sumbu utama pertama dan kedua.
Tipe substrat perairan Pulau terdiri dari Pasir dan pecahan karang stasiun IV dan V dan Pasir berlumpur pada stasiun I, II dan III. Tipe substrat Pasir
berlumpur menunjukkan tipe substrat yang tipis dan labil karena mudah teraduk. Zieman 1975 in Moro 1988; Berwick 1983 mengatakan bahwa semakin tipis
substrat perairan akan menyebabkan kehidupan lamun tidak stabil. Alasan inilah yang mendasari lamun pada stasiun di kelompok 1 didominasi oleh jenis lamun
perintis. Ditambahkan oleh Nienhuis et al. l989 bahwa sedimen yang teradukdihasilkan akibat aktifitas hewan dan teraduk secara fisik, disukai oleh
jenis-jenis lamun perintis. Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii berasosiasi dengan stasiun I,
II dan III yang dicirikan oleh substrat Pasir berlumpur. Enhalus acoroides dapat tumbuh pada substrat pecahan karang dan Pasir Moro 1988; Broun Heijs 1988,
sedangkan Thaiassia hemprichii dapat ditemui pada berbagai tipe substrat dari lumpur sampai pecahan karang Broun Heijs 1988. Ini bisa dilihat dengan
ditemukannya kedua spesies ini pada kelima stasiun pengamatan. Konfirmasi klasifikasi hierarkhi stasiun berdasarkan penutupan lamun Gambar 11
menunjukkan hal yang sama dengan Analisa Faktorial Koresponden, dimana terbentuk 3 kelompok, yaitu stasiun gabungan stasiun I-III dan II, Stasiun IV
dan V.
Gambar 11 Dendogram kesamaan stasiun berdasarkan penutupan lamun.
4.4.6 Distribusi Spasial Ikan Antar Stasiun Penelitian