4 Implikasi Kebijakan Tumbuhan Sowang

155 j. Perlu diperketat penjagaan dari Pihak Dinas Kehutanan terutama Polisi hutan, yang dianggap belum maksimal sampai saat ini.

8. 4 Implikasi Kebijakan Tumbuhan Sowang

Sebagian besar masyarakat di kedua kampung mengenal kawasan cagar alam Pegunungan Cycloops dengan cukup baik. Persepsi masyarakat di kedua kampung terhadap kawasan cagar alam Pegunungan Cycloops cukup baik. Hal ini terlihat dari sebagian besar masyarakat mengetahui cagar alam Pegunungan Cycloops dan mengetahui tujuan ditetapkannya cagar alam tersebut, meskipun pengetahuannya tersebut belum optimal. Sementara sikap masyarakat terhadap cagar alam Pegunungan Cycloops menunjukkan bahwa secara umum masyarakat di Kampung Doyo Baru Distrik Waibu dan Kampung Maribu Distrik Sentani Barat Kabupaten Jayapura peduli terhadap lingkungan dan kelestarian cagar alam Pegunungan Cycloops. Pemerintah Kabupaten Jayapura sebagai pengelola kawasan cagar alam Pegunungan Cycloops dibantu masyarakat adat dan tokoh-tokoh masyarakat sekitar dapat melakukan sosialisasi tujuan ditetapkannya cagar alam Pegunungan Cycloops agar kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu keberadaan cagar alam Pegunungan Cycloops dapat diminimalkan sehingga dapat mengurangi kerusakan hutan di kawasan cagar alam Pegunungan Cycloops. Tingkat kepedulian terhadap kelestarian Tumbuhan Sowang juga cukup tinggi, hal ini terlihat dari saran tentang pengelolaan Tumbuhan Sowang yang sebagian besar mengharapkan Tumbuhan Sowang tetap terus dilestarikan dan dibudidayakan agar tetap terjaga dikawasan cagar alam Pegunungan Cycloops. Pihak pengelola dalam hal ini dinas Kehutanan Kabupaten maupun Kotamadya Jayapura harus bekerja keras untuk mewujudkan keinginan masyarakat baik lokal, nasional, bahkan dunia international untuk tetap menjaga kelestarian Tumbuhan Sowang. Kegiatan-kegiatan yang perlu mendapatkan prioritas antara lain adalah kegiatan pengamanan yang berupa patroli rutin dan operasi, baik secara fungsional maupun gabungan. Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat harus terus dilakukan dan dicari metode yang paling efektif untuk diterapkan. Pengelolaan 156 harus terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat juga para ketua adat, Ondoafi, para tokoh masyarakat, tokoh Gereja dan para pemerhati lingkungan. Pengetahuan tentang kelestarian Tumbuhan sowang agar tetap terjaga memang dapat mempengaruhi nilai WTP masyarakat. Masyarakat yang tahu tentang Tumbuhan Sowang hanya terdapat di kawasan cagar alam Pegunungan Cycloops lebih bersedia membayar untuk kelestariannya. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi tentang pentingnya nilai tumbuhan Sowang bagi masyarakat yang berada di kawasan cagar alam Pegunungan Cycloops. Pentingnya menjaga lingkungan pada kawasan cagar alam Pegunungan Cycloops mutlak dilakukan oleh dinas kehutanan Kabupaten maupun Kotamadya Jayapura yang harus bekerja keras untuk mewujudkan keinginan masyarakat menjaga kelestarian Tumbuhan Sowang. Peningkatan kesadaran terhadap masyarakat akan pentingnya kelestarian Tumbuhan Sowang bagi anak cucu dan pentingnya juga menjaga lingkungan. Implikasi kebijakan dari pengelolaan Tumbuhan Sowang pada kawasan cagar alam Pegunungan Cycloops dengan potensi dan permasalahan secara sederhana digambarkan melalui komponen-komponen SWOT dalam pelestarian Tumbuhan Sowang, baik dalam kekuatan strengths dan peluang opportunities, serta dapat meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman threaths bagi pengelolaan Tumbuhan Sowang. Berikut tabel matriks komponen SWOT dalam menggambarkan pengelolaan Tumbuhan Sowang pada kawasan cagar alam Pegunungan Cycloops. 157 Tabel 36. Matriks Komponen SWOT Internal Eksternal Kekuatan S 1. Adanya kelembagaan adat yang berkaitan dengan pengelolaan tumbuhan Sowang. 2. Memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi Tumbuhan Endemik. 3. Nilai TEV tumbuhan Sowang yang tinggi 4.Hak ulayat masyarakat 5.Memiliki nilai untuk adat- istiadat suku asli. Kelemahan W 1. Sudah lemahnya kekuatan pemimpin Ondofoloondoafi termasuk nilai-nilai adat. 2. Jumlah Keanekaragaman hayati tumbuhan Sowang semakin berkurang setiap harinya. 3. Kurangnya SDM dalam bidang Konservasi. 4. Lemahnya manajemen kelembagaan adat dalam pengelolaan tumbuhan Sowang. 5. Konflik atas batas-batas kepemimpinan hak ulayat yang tidak jelas. Peluang O 1. Kepres No. 321990 ttg Kawasan Lindung. UU No.231997 ttg Lingkungan hidup. UU No.411999 ttg Kehutanan, UU No. 212001 ttg Otsus Papua. 2. Pola Kemitraan Pemda, LSM, Masyarakat adat, swasta. 3. Dukungan program KabKota Jayapura 4. Kebijakan lingkungan global tentang perubahan Iklim dan perdagangan karbon 5. Adanya alternative pemanfaatan kayu Besi untuk membangun rumah fungsi lainnya yang selama ini diperoleh Tumbuhan Sowang SO 1. Pemberdayaan institusi adat untuk mendukung kebijakan pemerintah S 1 O 1-2 2. Pemberdayaan Stakeholder S 3-4 O 3-4 WO 1. Peningkatan SDM dibidang konservasi guna mendukung kebijakan pemerintah W 2 O 1-2 . 2. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat adat dan pemerintah W 1 O 2-3 3. Pemetaan Hak ulayat adat. Ancaman T 1. Konflik kewenangan pemerintah pusat, dan daerah, Pemkot dan Pemkab, Masyarakat dan masyarakat. 2. Pembukaan lahan untuk perkebunan Pendatang 3. Penebangan liar dan eksploitasi SDA secara illegal 4. Penambangan galian C 5. Pemukiman dan infrastruktur yang tidak sesuai dengan tata ruang. 6. Lemahnya penegakan hukum ST 1. Pengelolaan tumbuhan Sowang secara terpadu antar masyarakat adat, Pemerintah, LSM, swasta dan Perguruan Tinggi S 1 T 1 2. Menatap ulang tata ruang dan wilayah cagar alam Pegunungan Cycloops S 2 T 2-5 3. Penegakan Hukum S 4 T 6 WT 1. Koordinasi lintas sektorinstansi adat dan pemerintah dalam pengelolaan tumbuhan Sowang dan SDA W 3-4 T 2-5 2. Peningkatan manajemen kepemimpinan adat dalam pembangunan dan penegakan hukum adat dan hukum negara W 1,3 T 5-6 Sumber: Data Diolah 2011 158 Dari matriks komponen SWOT yang menguraikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka beberapa hal yang diperlukan dalam penentuan kebijakan pengelolaan Tumbuhan Sowang, adalah : 1. Harus adanya pemberdayaan institusi adat dan pemberdayaan Stakeholder guna mendukung kebijakan pemerintah dalam pengelolaan Tumbuhan Sowang. 2. Diperlukan peningkatan kualitas SDM dibidang konservasi, peningkatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat adat serta pemerintah dan pementaan hak ulayat adat guna menentukan arah pengelolaan yang baik. 3. Pengelolaan Tumbuhan Sowang secara terpadu antar masyarakat adat, pemerintah, LSM, swasta dan perguruan tinggi. Diperlukan penetapan tata ruang dan wilayah bagi kawasan cagar alam Pegunungan Cycloops serta penegakan hukum. 4. Diperlukan koordinasi lintas sektorinstansi baik adat dan pemerintah dalam pengelolaan Tumbuhan Sowang dan sumberdaya alam yang berada di kawasan cagar alam Pegunungan Cycloops, dan peningkatan manajemen kepemimpinan adat yang lebih baik lagi. 159

BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN