4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penelitian Pendahuluan
Penelitian  pendahuluan  meliputi  karakterisasi  karaginan  dan  proses pembuatan  yogurt.  Yogurt  selanjutnya  diuji  sensori  dengan  pengujian
organoleptik uji hedonik.
4.1.1 Karakterisasi kappa karaginan
Kappa  karaginan  yang  digunakan  dalam  penelitian  diproduksi  oleh PT.Araminta  Sidhakarya,  Jakarta.  Hasil  karakterisasi  yang  meliputi  viskositas,
kekuatan gel dan kadar abu dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8  Karakterisasi Kappa Karaginan
Karakterisasi Kappa karaginan  Standar
Viskositas cP 52.80 ± 0,18
Min.5 Kekuatan gel gcm
2
213.75 ± 0.07 -
Kadar abu 20.84 ± 0.14
15-40
Sumber : FAO 1992
Pengukuran  viskositas  dilakukan  dengan  menggunakan  Viscometer Brookfield.  Viskositas  karaginan  diukur  pada  konsentrasi  1,6  dan  suhu  75
o
C. Nilai  rataan  viskositas  kappa  karaginan  pada  penelitian  ini  adalah  52,8cP.  Nilai
viskositas kappa karaginan telah memenuhi standar FAO yaitu nilai minimal 5cP. Jika konsentrasi karaginan meningkat maka viskositasnya akan meningkat secara
logaritmik. Viskositas akan menurun secara progresif dengan adanya peningkatan suhu. Nilai viskositas karaginan berkisar antara 5-800cP FAO 1992.
Karaginan  memiliki  sifat  gelasi  dalam  pembentukan  gel.  Hasil  analisis kekuatan  gel  kappa  karaginan  adalah  213,75gcm
2
.  Kappa  karaginan  memiliki gugus  sulfat  yang  paling  sedikit  dan  mudah  untuk  membentuk  gel  Arda  et  al.
2007.  Ester  sulfat  terkandung  dalam  karaginan  berkisar  25  untuk  kappa karaginan,  serta  32  untuk  iota  karaginan,  sedangkan  lambda  karaginan
mengandung  35  ester  sulfat  Imeson  2010.  Kadar  gugus  sulfat  tersebut  dapat mempengaruhi  kekuatan  gel  dari  karaginan  karena  tingginya  kadar  sulfat  dapat
menyebabkan  terputusnya  ikatan  3,6-anhidro-D-galaktosa  sehingga  kekuatan gelnya  menurun.  Semakin  kecil  kandungan  sulfat  maka  nilai  viskositasnya  juga
semakin kecil, tetapi konsistensi gelnya semakin meningkat Moirano 1977 dalam Winarno 1996.
Nilai  kadar  abu  suatu  bahan  pangan  menunjukkan  besarnya  jumlah mineral  yang  terkandung  dalam  bahan  pangan  tersebut.  Analisis  kadar  abu
dilakukan  untuk  mengetahui  secara  umum  kandungan  mineral  yang  terdapat dalam  karaginan  Apriyantono  et  al.  1989.  Nilai  hasil  analisis  kadar  abu  dari
kappa karaginan adalah  20,84. Nilai hasil analisis kadar abu dari penelitian ini memenuhi  standar  yang  ditetapkan  dari  FAO  yaitu  15-40  FAO  1992.
Kadar  abu  suatu  karaginan  dipengaruhi  oleh  adanya  kandungan  garam  dan mineral  lain  seperti  K,  Mg,  Ca,  Na  yang  terkandung  pada  rumput  laut  Winarno
1996.
4.1.2 Penentuan konsentrasi buah stroberi dalam yogurt