5.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Minuman  fruity  jelly  yogurt  dengan  penambahan  kappa  karaginan  0,7 dan 0,8 merupakan formulasi terbaik hasil pengujian organoleptik. Warna, rasa,
sifat  asam,  dan  sifat  sedot  minuman  fruity  jelly  yogurt  berbasis  kappa  karaginan lebih  disukai  panelis  dibandingkan  minuman  jelly  komersial.  Sedangkan  untuk
parameter  aroma,  rasa  manis,  dan  kekentalan  panelis  lebih  menyukai  minuman jelly komersial.
Hasil  karakterisasi  terhadap  minuman  fruity  jelly  yogurt  dengan penambahan  kappa  karaginan  0,7  dan  0,8  secara  berturut-turut  memiliki
kadar air 84,57 dan 84,99, kadar protein 3,88 dan 3,89, kadar abu  0,98 dan 0,99, kadar lemak 3,94 dan 3,90, kadar karbohidrat 6,75 dan 6,65,
total  asam  tertitrasi  0,85 dan 0,84, pH 4 dan 4,01,  total  serat  pangan 3,06 dan 3,79, viskositas 307, 25 cP dan 315 cP, total padatan terlarut 15,02 Brix
dan 15,22 Brix, total bakteri asam laktat 8,1x10
8
cfuml dan 7,9 x10
8
cfuml. Minuman fruity jelly yogurt berbasis kappa karaginan dengan penambahan
karaginan  0,7  dan  0,8  dengan  serving  size  200  gram  secara  berurutan memiliki  nilai  kadar  gizi  karbohidrat  2,95  dan  2,29,    protein  15,52  dan
15,56,    lemak  11,82  dan  11,69,  total  serat  pangan  24,48  dan  30,32,
nilai ADI Acceptable Daily Intake 1,4 gram dan 1,6 gram dari total berat badan.
Oleh  karena  itu,  penambahan  kappa  karaginan  0,8  merupakan  konsentrasi terbaik pada minuman fruity jelly yogurt.
5.2 Saran
Saran  untuk  penelitian  selanjutnya  yaitu  perlu  dilakukan  penelitian mengenai  pengembangan  teknologi  proses,  pengemasan  dan  pendugaan  umur
simpan minuman fruity jelly yogurt.
DAFTAR PUSTAKA
Acroyali.  2006.  Jelly  Powder.  www.acroyali.orgdoestechnical  information servicecarrageenan. [10 April 2010].
Alpis.  2002.  Mempelajari  pembuatan  kloro  karaginan  dari  rumput  laut  jenis Euchema  cottonii  dengan  penambahan  kombinasi  beberapa  konsentrasi
KOH  dan  KCl.  [skripsi].  Bogor:  Jurusan  Teknologi  Hasil  Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Andrawulan  W  dan  Palupi  VS.  1991.  Metode  dan  Teknologi  dalam  Penelitian Mutu  Praktikum  Analisa  Fisika  dan  Kimia.  Pelatihan  Singkat
Pengendalian Mutu Industri Pangan. Bogor: PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
Anggadiredja J T, Zatnika A, Purwoto H, Istini S.  2009.  Rumput Laut.  Jakarta: Penebar Swadaya.
Angka  SL  dan  Suhartono  MT.    2000.    Bioteknologi  Hasil  Laut.    Bogor:  Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
AOAC.  2007.  Official  Method  of  Analysis.  Association  of  Official  Analytical Chemistry International, Gaithersburg.
Apriyantono  A,  Fardiaz  D  ,  Puspitasari  NL  ,  Sedarnawati  Y,  dan  Budianto  S. 1989.  Petunjuk  Laboratorium  Analisis  Pangan.  Bogor:  Pusat  Antar
Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Arda E, Kara S, Peckcan O. 2007. Synergistic effect of the locust bean gum on the
thermal  phase  transitions  of  k-carrageenan  gels.  Food  Hydrocolloids Journal. 23: 451-459.
Asra.  2006.  Pembuatan  minuman  rumput  laut  dan  evaluasi  karakteristiknya. [skripsi].  Bogor:  Departemen  Teknologi  Hasil  Perairan,  Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan , Institut Pertanian Bogor. Astawan  M  dan  Kasih  AL.  2008.  Khasiat  Warna-Warni  Makanan.  Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Astawan M dan Palupi NS. 1991. Serat Makanan. Bogor: Pusat Antar Universitas
Pagan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Badan  Standarisasi  Nasional.  1992.  SNI  01-2981-1992.  Yoghurt.  Badan
Standarisasi Nasional, Jakarta. [BPOM  RI]. 2005. Seminar Pangan Fungsional. Jakarta
Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, Wooton M. 1987. Ilmu Pangan. Purnomo H, Adiono, penerjemah. Jakarta: Universitas Indonesia.
Colmenero FJ, Muniz FJS, Alonso BO. 2010. Design and development  of meat- based  functional  foods  with  walnut:  Technological,  nutritional  and  health
impact. Journal of Food Chemistry. 123: 959 –967.
Dave  RI  dan  Shah  NP.  1997.  Viability  of  Yoghurt  and  Probiotic  Bacteria  in Yoghurts Made from Commercial Starter. Dairy Journal. 7: 31-41.
Deman  JM.  1997.  Kimia  Makanan.  Padmawinata  K,  penerjemah.  Bandung: Institut Teknologi Bandung.
[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2009. Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2009. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan.
Distantina  S,  Fadilah,  Danarto  YC,  Wiratni,  Fahrurrozi  M.  2009.  Penentuan viskositas intrinsik karaginan dari rumput laut  Euchema cottonii. Seminar
Nasional  Teknik  Kimia  Indonesia.  Jurusan  Teknik  Kimia,  Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Ensminger  AH.Ensminger  ME,  Konlae  JE,  Robson  JRK.  1994.  Food  and Nutrition Encyclopedia 2
nd
ed. USA: RCR Press. [FAO]  Food  and  Agriculture  Organization.    1992.    Cryopreservation.    Dalam:
http:apps.fao.orgjecfaadditive_specshtm.  [12 Febuari 2010]. Fardiah  DN,  Kusnandar  F,  Herawati  D,  Kusumaningrum  HD,  Wulandari  N,
Indrati D. 2008. Penuntun Praktikum Analisis Pangan. Bogor: Departemen Ilmu  dan  Teknologi  Pangan,  Fakultas  Teknologi  Pertanian,  Institut
Pertanian Bogor.
Fardiaz  S.  1989.  Analisis  Mikrobiologi  Pangan.  Bogor:  Departemen  Pendidikan dan  Kebudayaan.  Direktorat  Jenderal  Perguruan  Tinggi.  Bogor:  Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Fardiaz  S.  1989.  Hidrokoloid.  Bogor:  Departemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan.
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.
Ferizal  S.  2005.  Formulasi  jelly  drink  dari  campuran  sari  buah  dan  sari  sayuran. [skripsi].  Bogor:  Departemen  Teknologi  Pangan  dan  Gizi,  Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Glicksman 1983. Food Hydrocoloid. Vol II. CRC press, Inc. Florida.
Hakala  M,  Ainen  AL,  Huopalahti,  Kallio  H,  Tahvonen  R.  2002.  Effects  of varieties  and  cultivation  conditions  on  the  composition  of  strawberries.
Journal of Food Composition and Analysis. 16: 67 –80.
Imeson  A.  2010.  Food  Stabilisers,Thickeners  and  Gelling  Agents.  Inggris: Blackwell Publishing.
Indriani  H  dan  Suminarsih  E.  1999.  Budidaya,  Pengolahan,  dan  Pemasaran Rumput  Laut.  Jakarta:  Penebar  Swadaya  Lee  YK  dan  Salminen  S.  2009.
Handbook  of  Probiotik  and  Prebiotik.  New  Jersey:  John  Wiley    Sons, Inc.
Kwak  NS,  Jukes  DJ.  2001.  Functional  foods.  Part  2:  the  impact  on  current regulatory terminology. Journal of Food Control. 12: 109-117.
Matanjun  P,  Mohamed  S,  Mustapha  NM,  dan  Muhammad  K.  2009.  Nutrient content  of  tropical  edible  seaweeds,  Eucheuma  cottonii,  Caulerpa
lentillifera and Sargassum polycystum. Journal Appl Phycol. 21: 75 –80.
Marimin.  2004.  Teknik  dan  Aplikasi  Pengambilan  Metode  Keputusan  Kriteria Majemuk. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Modise  DM.  2008.  Does  freezing  and  thawing  affect  the  volatile  profile  of stroberi  fruit  Fragaria×ananassa  Duch.?.Journal  Postharvest  Biology
and Technology. 50: 25-30. Nawirska  A  dan  Kwasniewska  M.  2003.  Dietary  fibre  fractions  from  fruit  and
vegetable processing waste. Journal Food Chemistry. 91: 221-225. Noer  Hendry.  2010.  Foods  for  Digestive  Health:  Tren  Utama  Industri  Pangan.
http:www.foodreview.bizloginpreview.php. [20 Mei 2010]. Purwanto  E.    2006.    Pengaruh  penambahan  rumput  laut  Kappaphycus  alvarezii
terhadap mutu kue mochi [skripsi]. Bogor: Program Studi Teknologi Hasil Perikanan.  Fakultas  Perikanan  dan  Ilmu  Kelautan.  Institut  Pertanian
Bogor.
Prayitno.  2006.  Kadar  Asam  Laktat  dan  Laktosa  Yoghurt  Hasil  Fermentasi Menggunakan  Berbagai  Rasio  Jumlah  Sel  Bakteri  dan  Persentase  Starter.
Journal Animal Production. 8: 131-136. Rahayu.  2001.  Penuntun  Praktikum  Penilaian  Organoleptik.  Bogor:  Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rahman  A,  Fardiaz  S,  Rahayu  WP,  Nurwitri  CC.  1992.  Teknologi  Fermentasi
Susu.  Bogor:  Pusat  Antar  Universitas  Pangan  dan  Gizi.Institut  Pertanian Bogor.
Rukmana RH. 2001. Yoghurt dan Karamel Susu. Yogyakarta: Kanisius. Santoso  J,  Yoshie  Y,  Suzuki  T.  2004.  Mineral  Fatty  Acid  and  Dietary  Fiber
Compositions  in  several  Indonesian  seaweeds.  Jurnal  Ilmu  Perairan  dan Perikanan Indonesia. Jilid 11 Nomor 1: 45-51.
[SCF]    Scientific  Comittee  on  Food.  2003.  Opinion  of  the  Scientific  Committee on Food on Carrageenan. expressed on 5 March 2003. Health  Consumer
Protection Directorate-General. European Commission.
Serrano  IO,  Fortuny  RS,  Belloso  OM.  Impact  of  high-intensity  pulsed  electric fields  variables  on  vitamin  C,  anthocyanins  and  antioxidant  capacity  of
strawberry juice. Journal of food science technology. 42: 93-100. Silvana D. 2008. Karakteristik Flavor Seafood Segar. Food Review.   [Desember
2008]. Silvia FL, Bailon MTE, Alonso JJP, Gonzalo JCR, Buelga CS. 2007.Anthocyanin
pigments in strawberry. Journal of Food Chemistry. 40: 374-382. Siregar Arpan N, Fitri AS, Pallea S, Tharob N, dan Jayanti RD. 2009. Pengolahan
Siomay Ikan diperkaya Serat. Jurnal Perikanan Indonesia. Siro  I,  Kapolna  E,  Kapolna  B,  Lugasi  A.  2008.  Functional  food.  Product
development,  marketing and consumer acceptance  - A review.  Journal of Appetite.  51: 456-467.
Soekarto 1990. Penilaian Organoleptik. Jakarta: Angkasa Bhatara Karya. Soeparno. 1992. Prinsip Kimia dan Teknologi Susu. Prinsip Kimia dan Teknologi
Susu. Yogyakarta: UGM Press. Stell  RGD  dan  Torrie  JH.  1993.  Prinsip  dan  Prosedur  Statistika.  Sumantri  B.
Penerjemah. Jakarta : PT Gramedia. Sulaeman  A,  Anwar  F,  Rimbawan,  Marliyati  SA.  1993.  Metode  Analisis
Komposisi  Gizi  Makanan.  Bogor:  Jurusan  Gizi  Masyarakat  dan  Sumber Daya Keluarga, Fakultas Pertanian, Insitut Pertanian Bogor.
Suroso.  2010.  Peluang  Industri  Minuman  Ringan  Masih  Terbuka.  http:Food Review biz login preview php.htm. [20 Mei 2010].
Suryaningrum D, Basmal J, Nurochmawati. 2005. Studi Pembuatan Edible Film dari Karaginan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Vol 11 No. 4.
Tamime AY. 2006. Fermented Milk. Australia: Blackwell Science LTD. Tamime  AY  dan  Robinson  RK.  2007.  Yogurt:  Science  and  Technology-Third
edition. New York: CRC Press. Terefe NS, Yamg YH, Knoerzer K, Buckow R, Versteeg C. 2010. High pressure
and  thermal  inactivation  kinetics  of  polyphenol  oxidase  and  peroxidase  in stroberi  puree.  Journal  Innovative  Food  Science  and  Emerging
Technologies. Vol 11 52-60.
Towle  GA.    1973.    Carrageenan    di  dalam    Industrial  Gums.    Academic  Press. London
Uju.  2005.  Kajian  proses  pemurnian  dan  pengkonsentrasian  karaginan  dengan membrane  mikrofiltrasi.  [thesis].  Bogor:  Sekolah  Pasca  Sarjana.  Institut
Pertanian Bogor.
Urala  N,  Lahteenmaki  L.  2004.  Attitudes  behind  consumers‟  willingness  to  use functional foods. Journal of Food Quality and Preference. 15: 793
–803. Winarno FG.  1996.  Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama. Winarno FG. 2008.  Kimia Pangan dan Gizi.  Bogor : M-Brio Press.
Winarno FG, Ahnan WW, Widjajanto W. 2003. Flora Usus dan Yoghurt. Bogor: M-Brio Press.
Winarno  FG  dan  Fernandez    IE.  2007.  Susu  dan  Produk  Fermentasinya.  Bogor: M-Brio Press.
Winarno  FG  dan  Kartawidjajaputra  F.  2007.  Pangan  Fungsional  dan  Minuman Berenergi. Bogor: M-brio press.
Lampiran 1 Lembar penilaian uji hedonik penelitian pendahuluan
LEMBAR PENILAIAN UJI HEDONIK Yoghurt
Nama : ................................................
Tanggal : ..................................................
Instruksi :
1.  Cicipilah sampel dengan menggunakan sendok yang telah disediakan. 2.  Netralkan lidah dengan air putih sebelum mencicipi sampel berikutnya.
3. Berikan tanda √ pada nilai yang disukai dari contoh yang disajikan
Spesifikasi Nilai
Warna Aroma
Rasa A
P H
A S
H P
T R
H P
S A
P H
A S
H P
T R
H P
S A
P H
A S
H P
T R
H P
S Amat sangat suka
9 Sangat suka
8 Suka
7 Agak suka
6 Netral
5 Agak tidak suka
4 Tidak suka
3 Sangat tidak suka
2 Amat sangat tidak
Suka 1
Keterangan: APH : Perlakuan penambahan sari stroberi 0 kontrol
ASH: Perlakuan penambahan sari stroberi 10 PTR: Perlakuan penambahan sari stroberi 20
HPS: Perlakuan penambahan sari stroberi 30
Lampiran 2 Lembar penilaian uji hedonik penelitian utama
UJI ORGANOLEPTIK No
: Nama Panelis  :
Tanggal :
Produk : Minuman fruity jelly yogurt berbasis kappa karaginan
Instruksi
:
1.  Cicipilah sampel dengan menggunakan sedotan yang telah disediakan. 2.  Netralkan lidah dengan air putih sebelum mencicipi sampel berikutnya.
3.  Nyatakan tingkat kesukaan Anda pada tabel yang disediakan
Produk  Aroma Warna
Rasa Penampakan  Kekentalan
Daya sedot
JY1 JY2
JY3 JY4
JY5 Keterangan:
1.  Amat sangat tidak suka 2.  Sangat tidak suka
3.  Tidak suka 4.  Agak tidak suka
5.  Netral 6.  Agak suka
7.  Suka 8.  Sangat suka
9.  Amat sangat suka
Keterangan: APH : Perlakuan penambahan sari stroberi 0 kontrol
ASH: Perlakuan penambahan sari stroberi 10 PTR: Perlakuan penambahan sari stroberi 20
HPS: Perlakuan penambahan sari stroberi 30
Lampiran 3 Lembar penilaian uji hedonik uji pembanding No
: Nama Panelis  :
Tanggal :
Jenis Produk    : Minuman fruity jelly yogurt berbasis kappa karaginan Instruksi
:  Bandingkan  warna,  aroma,  rasa  manis,  rasa  asam,  kekentalan, dan  sifat  sedot  produk  yang  disajikan  terhadap  produk
pembanding  A.  Berilah  tanda  X  pada  pernyataan  yang  sesuai dengan penilaian saudara.
Kode Pembanding : A
WARNA                              JY3    JY4 AROMA                              JY3    JY4
Sangat lebih cerah Lebih cerah
Agak lebih cerah Tidak berbeda
Agak kurang cerah Kurang cerah
Sangat kurang cerah Sangat lebih enak
Lebih enak Agak lebih enak
Tidak berbeda Agak kurang enak
Kurang enak Sangat kurang enak
RASA MANIS                   JY3    JY4 RASA ASAM                      JY3    JY4
Sangat lebih manis Lebih manis
Agak lebih manis Tidak berbeda
Agak kurang manis Kurang manis
Sangat kurang manis Sangat lebih asam
Lebih asam Agak lebih asam
Tidak berbeda Agak kurang asam
Kurang asam Sangat kurang asam
KEKENTALAN                 JY3    JY4 SIFAT SEDOT                   JY3    JY4
Sangat lebih kental Lebih kental
Agak lebih kental Tidak berbeda
Agak kurang kental Kurang kental
Sangat kurang kental Sangat lebih bisa disedot
Lebih bisa disedot Agak lebih bisa disedot
Tidak berbeda Agak kurang bisa disedot
Kurang bisa disedot Sangat kurang bisa disedot
Lampiran 4 Rekapitulasi data organoleptik penelitian pendahuluan
a.  Aroma
Panelis Perlakuan
Kontrol 10
20 30
1 3
3 3
6 2
8 8
8 8
3 4
6 7
7 4
8 6
7 5
5 7
6 7
7 6
4 5
7 7
7 4
7 7
8 8
7 8
6 6
9 7
7 6
6 10
7 4
7 7
11 6
6 7
7 12
5 8
7 8
13 6
7 7
8 14
4 5
7 7
15 7
6 7
7 16
7 7
7 7
17 5
8 7
7 18
6 7
8 7
19 9
7 7
6 20
4 7
9 7
21 7
7 8
6 22
5 7
7 7
23 7
7 6
7 24
7 7
7 7
25 7
8 7
8 26
5 7
7 7
27 7
7 7
7 28
7 6
8 7
29 6
7 7
7 30
7 5
8 7
Jumlah 183
196 210
208 Rataan
6.10 6.53
7 6.93
b.  Warna
Panelis Perlakuan
Kontrol 10
20 30
1 3
6 6
6 2
7 7
7 7
3 5
6 8
7 4
5 6
9 6
5 8
7 7
8 6
4 5
7 6
7 6
6 7
8 8
7 7
4 6
9 6
5 6
6 10
5 6
6 7
11 6
7 7
8 12
5 7
7 8
13 6
6 7
8 14
5 6
8 7
15 4
6 6
6 16
6 7
8 8
17 4
8 8
5 18
6 6
7 7
19 6
7 8
6 20
5 6
8 5
21 7
7 7
7 22
7 8
7 6
23 6
7 7
8 24
7 7
7 7
25 7
7 7
6 26
5 6
7 7
27 5
6 8
6 28
5 5
8 7
29 5
6 6
7 30
5 7
7 6
Jumlah 168
193 212
202 Rataan
5.6 6.43
7.07 6.73
c.  Rasa
Panelis Perlakuan
Kontrol 10
20 30
1 3
6 6
8
2 7
7 5
5
3 7
7 7
4
4 7
6 3
5
5 8
8 7
6
6 7
6 5
7
7 7
4 4
7
8 7
7 6
4
9 6
7 7
5
10 7
6 6
2
11 6
4 7
4
12 8
4 6
6
13 9
8 6
4
14 7
7 6
4
15 6
7 7
6
16 7
8 7
6
17 6
6 8
3
18 3
8 3
2
19 7
7 6
7
20 9
9 8
3
21 4
4 4
5
22 6
7 8
6
23 7
7 7
5
24 4
8 7
7
25 7
8 5
4
26 7
7 6
5
27 7
8 8
5
28 7
8 6
7
29 6
7 6
6
30 4
8 5
6
Jumlah 193
204 182
154 Rataan
6.433333 6.8
6.066667 5.133
Lampiran  5  Hasil  perankingan  dan  uji Kruskal  Wallis  organoleptik  pada
penelitian pendahuluan
a.  Perangkingan
b.Uji Kruskal Walis