2.1.2 Fungsi karaginan
Karaginan merupakan suatu hidrokoloid yang sangat penting kegunaannya yaitu  sebagai  pengatur  keseimbangan,  bahan  pengental,  pembentuk  gel,  dan
pengemulsi. Pada industri pangan karaginan dapat dimanfaatkan sebagai penstabil dalam pembuatan roti, kue, macaroni, es krim, sari buah, dan gel pelapis produk
daging.  Dalam  bidang  non  pangan  karaginan  dapat  dimanfaatkan  pada  produk farmasi, kosmetik, tekstil, dan cat Indriani dan Suminarsih 1999.
Karaginan  merupakan  salah  satu  jelly  powder  yang  dapat  berfungsi sebagai  gelling  agent.  Pada  minuman  jelly  yang  berbahan  baku  karaginan
khususnya  kappa  karaginan  akan  menghasilkan  tekstur  yang  elastis  dan  stabil. Konsentrasi karaginan yang digunakan pada minuman jelly sebesar 0,60-0,90
Imeson  2010.  Sebagai  salah  satu  bahan  tambahan  pangan  karaginan  memiliki Acceptable  Daily  Intake  ADI  sebesar  0-75  mgkg  berat  badan  SCF  2003.
Dibidang  industri  susu  dan  produk  olahannya  seperti  susu  dan  yogurt  karaginan berfungsi  dapat  mencegah pemisahan krim,  meningkatkan kestabilan, kekentalan
lemak  dan  pengendapan  kalsium  Winarno  1996.  Dalam  produk  susu  karaginan pun  berfungsi  sebagai  pencegah  pembentukan  whey  dan  sebagai  pembentuk
tekstur di dalam susu skim cair dalam es krim Glicksman 1983.
2.2 Jelly
Jelly  merupakan  produk  hasil  gelatinisasi  dari  campuran  hidrokoloid  dan gula  dalam  air  dengan  karakteristik  gel  yang  bersifat  elastis  dan  tidak
mengandung  butiran-butiran  halus  didalamnya  Glicksman  1983.  Jelly merupakan produk pangan  yang berbentuk  gel, sifat fisik penting  yang berkaitan
dengan  produk  ini  adalah  kekentalan,  elastisitas,  plastisitas,  kelenturan,  dan kekenyalan Soekarto 1990.
Minuman  jelly  merupakan  suatu  minuman  yang  memiliki  konsistensi  gel lemah biasanya terbuat dari karaginan, gum, ataupun senyawa hidrokoloid lainnya
dengan  penambahan  gula,  asam,  atau  tanpa  penambahan  bahan  lainnya  yang diizinkan  Imeson  2010.  Minuman  jelly    umumnya  terbuat  dari  jelly  powder.
Jelly  powder  merupakan  suatu  gelling  agent  yang  memiliki  kandungan  utama berupa  karaginan,  locust  bean,  dan  carboxymethyl  cellulose.  Jelly  powder
memiliki  kelembaban  maksimal  15,  kadar  abu  maksimal  40,  viskositas
minimal 20MPa.s, dengan kekuatan gel minimal 400gcm
2
, dan memiliki nilai pH 7-9  Acroyali  2006.  Minuman  jelly  merupakan  salah  satu  minuman  ringan.
Minuman  ringan  merupakan  minuman  penyegar  umumnya  mengandung  atau tidak  mengandung  karbonat,  pemanis,  asam  dan  flavor  Ensminger  et  al.  1994.
Komponen penyusun minuman jelly dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Komponen penyusun  minuman jelly
Komponen Jumlah
Gula 15-20
Karaginan kappa atau iota 0,6-0,9
Potasium sitrat 0,20-0,35
Asam sitrat 0,3-0,45
Pewarna Sesuai aturan yang berlaku
Perasa Sesuai aturan yang berlaku
Sumber : Imeson 2010
2.3 Yogurt
Susu yang mengalami proses fermentasi dikenal sebagai  yogurt, memiliki rasa asam yang khas disebabkan oleh aktivitas bakteri Lactobacillus bulgarius dan
Streptoccus thermopilus. Bakteri yang terdapat di dalam yogurt sangat bermanfaat bagi  kesehatan  manusia  Dave  dan  Shah  1997.  Senyawa  kimia  yang  dihasilkan
yakni asam laktat, asetal dehid, asam asetat, dan bahan lain yang mudah menguap Winarno  dan  Fernandez  2007.  Dasar  fermentasi  susu  adalah  fermentasi
komponen  gula  di  dalam  susu  terutama  laktosa  menjadi  asam  laktat  dan  asam- asam  lain.  Asam  laktat  yang  dihasilkan  dapat  memperbaiki  flavor  dan
menurunkan  derajat  keasaman  susu  sehingga  hanya  sedikit  mikroba  yang  dapat bertahan hidup. Fermentasi susu dapat menghambat mikroba patogen dan mikroba
perusak  susu  sehingga  masa  simpan  susu  dapat  diperpanjang  Winarno  et  al. 2003.
Definisi lain yogurt adalah produk koagulasi susu yang dihasilkan melalui proses
fermentasi bakteri
asam laktat,
Lactobacillus bulgarius
dan Streptoccus  thermopilus  dengan  atau  tanpa  penambahan  bahan  lain  yang
diizinkan.  Yogurt  mengandung  sedikit  atau  sama  sekali  tidak  mengandung alkohol  dan  asam  tinggi.  Starter  pada  yogurt  dipersiapkan  dengan
mengembangkan kultur
dari bakteri
Lactobacillus bulgarius
dan Streptoccus thermopilus secara terpisah dan mencampurnya sebelum ditambahkan
susu  yang  telah  difermentasikan.  Yogurt  dengan  flavor  dan  keasaman  yang diinginkan  dapat  diperoleh  apabila  jumlah  organisme  yang  ada  seimbang
Soeparno  1992.  Pada  SNI  tentang  standar  yogurt  nomor  01-2981-1992,  yogurt didefinisikan  sebagai  produk  yang  diperoleh  dari  susu  yang  telah  dipasteurisasi,
kemudian  difermentasi  dengan  bakteri  sampai  diperoleh  keasaman,  aroma,  dan rasa  yang  khas,  dengan  atau  tanpa  penambahan  bahan  lain  yang  diizinkan  BSN
1992. Syarat mutu yogurt dapat dilihat pada Tabel 4. Yogurt dibuat dari susu sapi kecuali di India dibuat dari susu kerbau. Pada
pembuatan  yogurt  diperlukan  beberapa  persiapan  meliputi  pelarutan  susu  sapi, pemanasan  awal,  homogenasi,  pasteurisasi,  pendinginan,  penambahan  kultur
starter  dan  inkubasi  Tamime  dan  Robinson  2007.  Dalam  pembuatan  yogurt secara alami susu sapi yang akan difermentasikan dipanaskan sampai 63
o
C selama 30  menit.  Tujuan  proses  pemanasan  adalah  sebagai  proses  pasteurisasi  untuk
membunuh bakteri patogen yang tersisa. Proses pasteurisasi juga bertujuan untuk mengurangi  kandungan  air  susu  sehingga  diperoleh  yogurt  dengan  tekstur
kompak. Setelah dilakukan pemanasan susu didinginkan sampai suhu 40
o
C- 45
o
C Winarno et al. 2007.
Penambahan  kultur  starter  ke  dalam  susu  dengan  cara  menginokulasikan 2  kultur  campuran  Lactobacillus  bulgarius  dan  Steptococcus  thermophilus
Tamime  dan  Robinson  2007.  Fungsi  starter  adalah  sebagai  bahan  pengawet preservative.  Terbentuknya  asam  laktat  dari  hasil  fermentasi  laktosa,
menyebabkan  pertumbuhan  beberapa  bakteri  dapat  dicegah,  khususnya  bakteri putrefaktif atau bakteri pembusuk, karena bakteri ini kurang toleran terhadap asam
Rukmana  2001.  Inkubasi  merupakan  proses  fermentasi  yang  telah  dilakukan dalam inkubator  yang suhunya telah diatur. Proses fermentasi dihentikan setelah
terbentuk  struktur  susu  yang  menggumpal  dan  memiliki  karakteristik  pH  atau derajat keasaman antara 4,4 - 4,6 Tamime dan Robinson 2007.
Tabel 4 Syarat mutu yogurt SNI 01-2981-1992
Kriteria Uji Persyaratan
Keadaan : 1.
Penampakan 2.
Bau 3.
Rasa 4.
Konsistensi Cairan kental sampai semi padat
Normal  khas Asam  khas
Homogen
Lemak Maks. 3.8
Protein N x 6.37  bb Min 3.5
Abu Maks 1.0
Jumlah asam laktat  bb 0.5-2.0
Inkubasi susu  yang telah diinokulasi dengan bakteri asam laktat selama 6 sampai  24  jam  sampai  keasamannya  dikehendaki.  Suhu  optimal  pertumbuhan
bakteri Lactobacillus bulgarius adalah 45
o
C- 47
o
C dan Steptococcus thermophilus pada  37
o
C  -  42
o
C.  Selama  masa  inkubasi  atau  penyimpanan,  maka  yogurt  harus dalam  keadaan  tertutup  rapat.  Perlahan-lahan  susu  akan  menggumpal,  karena
terjadinya koagulasi penggumpalan dari protein susu kasein, dan rasa susu pun akan  berangsur-angsur  berubah  menjadi  asam,  karena  adanya  perubahan  laktosa
menjadi  asam  laktat  Winarno  et  al.  2007.  Hasil  fermentasi  susu  tersebut dinamakan  stirred  yogurt,  sebaiknya  disimpan  pada  suhu  dingin  refrigerator
agar  mutu dari yogurt tidak rusak Tamime dan Robinson 2007.  Kandungan gizi yogurt dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Kandungan gizi yogurt
Komposisi Gizi Jumlah per 8 ons yogurt plain
Kalori kcal 144
Padatan tanpa lemak Min 8,25
Asam lemak Min 0,5
Mineral: -. Ca mg
-. Fe mg 415
0,100
Vitamin: -. C mg
-. Thiamin mg 1,8
0,10
Protein asam amino: -. Isoleusin mg
-. Leusin mg 709
1311
Sumber: Helferich dan Westhoff 1980 dalam Winarno et al. 2003
Yogurt  juga  dikenal  mengandung  sejumlah  bakteri  hidup  yang  bersifat menguntungkan bagi kesehatan manusia, terutama saluran pencernaannya. Selama
fermentasi asam amino bebas siap diserap oleh usus kecil tanpa harus dicerna lagi, kandungan  kalsium  dalam  yogurt  juga  cukup  tinggi  dan  kondisi  asam  sangat
membantu  penyerapan  mineral  tersebut.  Selain  itu,  yogurt  dapat  berfungsi memacu  pertumbuhan  karena  dapat  meningkatkan  pencernaan  dan  penyerapan
zat-zat gizi, dapat menormalkan kerja usus besar. Selain itu, yogurt memiliki efek anti kanker, dapat mengatasi masalah lactose intolerance Winarno et al. 2003.
2.4 Bahan Tambahan