membusuk kurang berjalannya kerja bakteri pengurai akibat pemeliharaan sebelumnya; pemupukan menggunakan pupuk organik
untuk memulihkan kembali kesuburan lahan, sehingga pakan alami berupa ganggang dan lumut dapat tumbuh.
Induk ikan nila yang telah matang gonad akan diseleksi dan dipindahkan dalam kolam pemijahan. Kolam pemijahan dibedakan
dengan kolam pemeliharaan induk agar memudahkan dalam memanen larva atau induk. Kolam pemijahan adalah kolam tanah
dengan ukuran 400 m
2
unit, kontruksi tanah bertujuan memudahkan dalam pelaksanaan panen larva. Pengolahan kolam pemijahan sama
halnya dengan kolam pemeliharaan induk. Larva yang dipanen dari kolam pemijahan akan dipindahkan
pada petakan pendederan 1 dengan tujuan menghasilkan benih berukuran 2-4 cm, yang kemudian dilanjutkan dengan pendederan 2
dengan tujuan menghasilkan benih berukuran 5-7 cm. Kolam pendederan 1 seluas 400 m
2
unit dan kolam pendederan 2 seluas 400 m
2
unit merupakan kolam tanah dengan kondisi dan bagian petakan sama dengan kolam pemeliharaan induk yaitu dasar kolam dengan
kemiringan 5-10
o
, pintu masuk dan pintu buang air. Persiapan lahan kolam pendederan 1 dan 2 diawali dengan pengeringan lahan yang
dilanjutkan dengan perbaikan konstruksi berupa pengangkatan lumpur dasar, perbaikan pematang berupa penambalan bocoran dan
pendalaman kolam.
4.2.4 Air Media Pemeliharaan
Air media pemeliharaan yang digunakan mulai dari pemelihara- an induk, pemijahan, pendederan 1 sampai dengan pendederan 2
berasal dari sungai Ciwadas. Aliran Sungai Ciwadas bersumber dari waduk Walahar yang ada di daerah Jawa Barat. Sepanjang aliran
sungai dimanfaatkan sebagian besar oleh petani sawah dan hanya sebagian kecil termanfaatkan untuk kegiatan perikanan budidaya.
Dari aliran sungai dimasukkan ke dalam lokasi budidaya melalui saluran pasok. Dari saluran pasok, air media akan ditampung terlebih
dahulu pada tandon. Penggunaan tandon dalam kegiatan budidaya penting artinya, dimana pada abad ini ketersediaan air tidak selalu
berkelanjutan, selain itu penggunaan tandon dapat meminimalisir hama dan bibit penyakit.
Pengelolaan air media yang digunakan selama proses kegiatan budidaya terbagi dalam dua metode yaitu melalui penyaringan air
menggunakan waring dan filter bag serta melalui sterilisasi atau suci hama. Melalui proses ini dharapkan air yang digunakan akan
memenuhi baku mutu standar air media dalam proses pembenihan ikan nila.
4.2.5 Pengelolaan Induk
Induk merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan pembenihan ikan nila. Induk yang
baik akan menghasilkan benih yang baik juga. Induk yang digunakan berasal dari hasil pemuliaan panti benih
daerah Sukabumi yang diterima dalam bentuk induk sehingga dipelihara selama 1 sampai 2 bulan untuk memperoleh induk yang
baik. Pemeliharaan induk dilakukan pada kolam tanah. Pemijahan pertama dilakukan dengan menyatukan induk jantan dan betina pada
satu kolam dan menghasilkan telur sebanyak 1.000-2.000 butirekor. Pemijahan dilakukan secara alami tanpa adanya rekayasa lingkungan
maupun genetika. Hal ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI induk ikan nila. Induk yang digunakan memiliki ciri-ciri bentuk
badan normal atau tidak cacat, sisik besar dan tersusun rapi, sehat dan gerakan lincah. Hal ini sesuai dengan pendapat Arie 2004 bahwa
induk ikan nila yang berkualitas baik adalah kepala relatif lebih kecil dibanding badan, badan tebal dan berwarna hitam keabu-abuan,
gerakan lincah, sehat, dan tidak cacat. Umur induk yang dipijahkan dan ukuran serta bobot total induk
yang digunakan telah sesuai dengan SNI induk yaitu umur induk
jantan 8 bulan dan induk betina 9 bulan, panjang total induk jantan 20-23 cm dan induk betina 17-20 cm, sedangan bobot induk jantan
seberat 475-550 gram dan induk betina 325-400 gram. Sedangkan menurut Sularto, et al 1993 ikan nila mulai dipijahkan setelah
berumur 5-6 bulan karena sudah mulai matang kelamin, saat ini biasanya berat calon induk betina mencapai 200-250 gram dan calon
induk jantan 250-300 gram. Secara kuantitatif induk yang digunakan pada Unit Pembenihan
ini telah memenuhi SNI sehingga diduga akan menghasilkan benih dengan kualitas yang baik.
4.2.6 Pengelolaan Benih Ikan Nila