3 Tingkat persaingan usaha
Tingkat persaingan usaha pembenihan ikan nila biasanya terjadinya dengan pedagang pengumpul setempat maupun dari
luar daerah. Pedagang pengumpul dengan cara tidak sehat akan memberikan pinjaman modal kepada pembudidaya, sehingga
petani terikat dengan pedagang pengumpul tersebut. 4
Tingkat Suku Bunga Kredit Tingkat suku bunga kredit untuk produk perikanan yang tinggi
merupakan ancaman dalam pengembangan usaha. Unit usaha pembenihan ikan nila membutuhkan modal tidak terlalu besar
dalam investasi maupun biaya operasional. Tetapi meskipun demikian pembudidaya dalam mengembangkan usahanya masih
tergantung pada pinjaman atau kredit. Dengan kondisi ini, unit usaha pembenihan ikan nila sangat terancam dengan kenaikan
tingkat suku bunga. 5
Perubahan Kultur Masyarakat Perubahan Kultur Masyarakat merupakan ancaman dalam
perikanan budidaya, semakin berkurangnya minat masyarakat untuk menekuni usaha perikanan budidaya, lahan perikanan
budidaya yang beralih fungsi baik menjadi perumahan maupun untuk sarana lainnya.
4.3.2 Analisis Matriks IFE
Faktor yang dianalisis dengan matriks ini adalah faktor-faktor strategik internal perusahaan. Faktor-faktor strategik ini merupakan
faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan unit usaha. Hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan dimasukkan sebagai faktor-
faktor strategik internal, kemudian diberi bobot dan rating, sehingga diperoleh hasil identifikasi.
Tabel 11. Faktor strategik internal Kelompok Tani Gemah Parahiyangan
Faktor strategik internal Bobot a Rating b Skor axb
Kekuatan A
Mutu benih ikan nila baik 0,1338
4,000 0,535
Jaringan pemasaran sederhana 0,1171
4,000 0,468
Ketua profesional 0,1182
3,000 0,355
Lokasi strategik 0,1131
3,000 0,339
Ketersediaan lahan 0,0832
3,000 0,250
Kelemahan B
Biaya produksi lebih besar 0,0855
2,000 0,172
Akses permodalan lemah 0,0988
2,000 0,198
Kemampuan SDM terbatas 0,0915
2,000 0,183
Produksi masih rendah 0,0856
2,000 0,171
Tingkat pengembalian modal lambat 0,0732
2,000 0,146
Total A+B 1
2,817
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 11, mutu benih ikan nila baik diakui sebagai faktor kekuatan paling penting yang dimiliki
Kelompok Tani Gemah Parahiyangan dalam pengembangan usahanya skor 0,535. Mutu benih ikan nila yang lebih baik dengan
penggunaan teknologi proses penanganan panen dan pasca panen terkait dengan jaringan pemasaran yang sederhana skor 0,468
didukung peran ketua kelompok skor 0,355 yang memiliki pengalaman dalam bisnis usaha pembenihan ikan nila. Lokasi yang
strategik skor 0,339 adalah lokasi yang mudah dijangkau, sehingga ketersediaan sarana produksi tidak mengalami kesulitan dan
menjadikan sebagai salah satu pemasok benih ikan nila di Kabupaten Karawang. Ketersediaan lahan skor 0,250 merupakan kekuatan yang
dimiliki dalam pengembangan usahanya. Faktor kelemahan utama dalam pengembangan usaha adalah
lemahnya akses permodalan skor 0,198. Kemampuan SDM yang
terbatas, antara lain kemampuan manajerial dan teknis skor 0,183 merupakan kelemahan yang harus diatasi. Biaya produksi yang
dikeluarkan lebih besar skor 0,172, biaya pengisian air atau kebutuhan dengan menggunakan pompa lebih besar bila dibandingkan
dengan pengisian air dengan menggunakan gaya gravitasi dari saluran pemasok air tawar. Tingkat produksi yang masih rendah skor 0,171
yang ditunjukkan dengan tingginya permintaan tetapi tidak dapat mencukupi permintaan pasar. Tingkat pengembalian modal yang
lambat skor 0,146 menjadi kelemahan juga karena dari satu periode satu tahun 6 siklus pengembalian modal pada siklus kelima 5.
Hasil evaluasi matriks pada Tabel di atas selanjutnya akan digabungkan dengan hasil evaluasi matrik eksternal dan dengan
menggunakan Matriks Internal-Eksternal IE akan dipetakan posisi Kelompok Tani Gemah Parahiyangan dalam suatu diagram untuk
mempermudah perumusan alternatif strategi bisnis.
4.3.3 Analisis Matriks EFE