Tabel 1. Ciri-ciri jantan dan betina pada ikan nila
Ciri-ciri Jantan
Betina
Bentuk tubuh Lebih tinggi dan
membulat Lebih rendah dan
memanjang Warna tubuh
Lebih cerah Lebih gelap
Jumlah lubang kelamin
Satu lubang untuk mengeluarkan sperma
sekaligus air seni Dua lubang
Untuk mengeluarkan telur Untuk
mengeluarkan air seni Bentuk kelamin
Tonjolan agak meruncing
Tidak menonjol dan berbentuk bulat.
Sumber : Amri dan Khairuman, 2003.
2.2 Pembenihan Ikan Nila
2.2.1 Memilih Induk
Memilih induk dilakukan untuk memilih calon induk yang baik dan sudah siap memijah Gufran dan Kodri, 1997. Dalam
memilih induk di pilih induk-induk yang bermutu yang tidak cacat, sehat bebas dari patogen dan sudah matang gonad.
Berhasilnya usaha pembenihan nila GIFT sangat dipengaruhi oleh keadaan induk. Bila induk baik, benih yang dihasilkan pun akan
banyak dan mutunya akan baik. Tanda tanda induk jantan dan betina bermutu baik adalah sehat, bentuk badan normal, sisik besar dan
tersusun rapi, kepala relatif kecil dibanding badan, badan tebal dan
berwarna hitam keabu-abuan gerakan lincah Arie, 2004. 2.2.2 Padat Tebar
Padat penebaran sangat mempengaruhi pertumbuhan, bila ikan nila dipelihara dalam kepadatan populasi tinggi, maka pertumbuhanya
kurang pesat. Persaingan untuk mendapatkan makanan dan oksigen juga lebih sering terjadi. Populasi yang padat juga cenderung
mempercepat terjadinya kerusakan mutu air karena kotoran ikan tersebut Suyanto, 1995.
2.2.3 Pemeliharaan dan Pematangan Gonad
Kegiatan pemeliharaan induk merupakan kegiatan awal dalam mata rantai proses pembenihan. Tujuan dalam pemeliharaan induk
adalah untuk mendapatkan induk matang gonad atau induk yang siap dipijahkan untuk menghasilkan telur. Proses penyediaan telur untuk
menjamin kontinyiutas pembenihan tergantung dari tersedianya calon induk yang cukup, baik jumlah maupun kualitas dan keseragamannya
Djarijah, 1995. Dalam gonad nila GIFT terdapat berapa fase telur, yaitu telur
yang siap dikeluarkan, telur belum matang, dan telur muda atau bakal telur. Hingga mencapai kematangan, masing-masing fase memerlukan
waktu yang sangat tergantung pada kondisi ikan, lingkungan, dan makanan yang diberikan. Pematangan gonad merupakan suatu proses
untuk mempercepat dan memperoleh kualitas telur yang baik agar
daya tetasnya tinggi Arie, 2004.
Pematangan gonad dapat dilakukan di dalam bak beton atau di dalam hapa. Jika menggunakan bak beton sebaiknya dipilih yang
berukuran 20-32 m
2
. Jika menggunakan hapa dengan volume 24 m
3
6x4x1. Hapa dipasang di kolam seluas 1.000-2.000 m
2
dengan kedalaman kolam 1-1,5 m Amri dan Khairuman, 2003.
2.2.4 Pemijahan