Matriks IE Strategi Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Nila

ikan nila hal ini berhubungan dengan modal yang dibutuhkan untuk biaya operasional dan tingkat persaingan usaha skor 0,084 dapat dikendalikan jika HMR dari pemerintah sudah menjadi dasar. Perubahan kultur masyarakat skor 0,063 jika tidak mengalami kerugian dan dapat memenuhi kebutuhan dengan usaha pembenihan ikan nila tidak akan terjadi alih fungsi lahan.

4.3.4 Matriks IE

Matriks IE disusun untuk mengetahui strategik apa yang sebaiknya digunakan. Untuk menentukan strategi tersebut, dipetakan skor rataan dari matriks IFE 2,817 dan EFE 2,497. Total Skor EFI Kuat Rataan Lemah 4.0 3.0 2.0 1.0 I II III Tinggi 3.0 Pertumbuhan Pertumbuhan Penciutan IV V VI T ot al Sk o r E FE Menengah 2.0 Stabilitas Pertumbuhan Stabilitas Penciutan VII VIII IX Rendah 1.0 Pertumbuhan Pertumbuhan Likuidasi Gambar 3. Matriks IE Strategik Kelompok Tani Gemah Parahiyangan Dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisis IE yang menghasilkan matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan dalam pemilihan alternatif strategik. Dalam hal ini, Pemetaan posisi usaha sangat penting bagi pemilihan alternatif strategi untuk menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam Kelompok Tani Gemah Parahiyangan.Total nilai pada matriks internal 2,817, maka unit usaha pembenihan ikan nila memiliki faktor internal tergolong tinggi untuk melakukan agribisnis benih ikan nila dan total matriks eksternal 2,497 memperlihatkan respon yang diberikan oleh Kelompok Tani Gemah Parahiyangan kepada lingkungan eksternal tergolong tinggi. Apabila masing-masing total skor dari faktor internal maupun eksternal dipetakan dalam matriks, maka posisi unit usaha saat ini berada pada kuadran kelima. Pada sel ini, strategi pertumbuhan dimaksud melalui konsentrasi integrasi vertikal, dengan cara backward integration mengambil alih fungsi supplier atau dengan cara forward integration mengambil alih fungsi distributor. Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya maka harus dilaksanakan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk mengontrol mutu dan distribusi produk. Integrasi vertikal dapat dicapai baik melalui sumberdaya internal maupun eksternal. Kelompok Tani Gemah Parahiyangan dapat mengembang- kan usahanya dengan meningkatkan kelembagaan kelompok, dibina dan dilatih untuk meningkatkan produksinya melalui penyediaan sarana produksi, fasilitasi prasarana produksi seperti sumber air yang kualitas baik dan pengaturan pola pembenihan sehingga ketersediaan benih sepanjang tahun selalu tersedia. Kelompok Tani Gemah Parahiyangan dapat juga mengembangkan usahanya dengan memproduksi pakan sendiri yang tidak jauh beda dengan mutu pakan pabrikan.

4.3.5 Analisis Matriks SWOT