Dalam hal ini, Pemetaan posisi usaha sangat penting bagi pemilihan alternatif strategi untuk menghadapi persaingan dan perubahan yang
terjadi dalam Kelompok Tani Gemah Parahiyangan.Total nilai pada matriks internal 2,817, maka unit usaha pembenihan ikan nila
memiliki faktor internal tergolong tinggi untuk melakukan agribisnis benih ikan nila dan total matriks eksternal 2,497 memperlihatkan
respon yang diberikan oleh Kelompok Tani Gemah Parahiyangan kepada lingkungan eksternal tergolong tinggi.
Apabila masing-masing total skor dari faktor internal maupun eksternal dipetakan dalam matriks, maka posisi unit usaha saat ini
berada pada kuadran kelima. Pada sel ini, strategi pertumbuhan dimaksud melalui konsentrasi integrasi vertikal, dengan cara
backward integration mengambil alih fungsi supplier atau dengan cara forward integration mengambil alih fungsi distributor.
Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya maka harus dilaksanakan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak
efisien untuk mengontrol mutu dan distribusi produk. Integrasi vertikal dapat dicapai baik melalui sumberdaya internal maupun
eksternal. Kelompok Tani Gemah Parahiyangan dapat mengembang- kan usahanya dengan meningkatkan kelembagaan kelompok, dibina
dan dilatih untuk meningkatkan produksinya melalui penyediaan sarana produksi, fasilitasi prasarana produksi seperti sumber air yang
kualitas baik dan pengaturan pola pembenihan sehingga ketersediaan benih sepanjang tahun selalu tersedia. Kelompok Tani Gemah
Parahiyangan dapat juga mengembangkan usahanya dengan memproduksi pakan sendiri yang tidak jauh beda dengan mutu pakan
pabrikan.
4.3.5 Analisis Matriks SWOT
Penajaman alternatif strategi pengembangan Kelompok Tani Gemah Parahiyangan dapat dirumuskan berdasarkan analisis Matriks SWOT.
Penyusunan formulasi strategi dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai faktor yang telah diidentifikasi dan dikelompokkan. Hasil
formulasi dikelompokkan menjadi empat kelompok formulasi strategi yang terdiri dari strategi Kekuatan
–Peluang S – O, strategi Kekuatan
–Ancaman S – T, strategi Kelemahan–Peluang W – O, dan strategi Kelemahan
–Ancaman W – T. a.
Strategi S – O
Strategi S – O adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk
mengambil keuntungan dari peluang yang ada, melalui beberapa strategi berikut :
1 Membangun kemitraan dengan industri pakan dengan tetap
mempertahankan brand image produk 2
Meningkatkan peran ketua dalam mengembangkan usahanya 3
Meningkatkan produksi dan produktivitas benih ikan nila dalam memanfaatkan permintaan benih yang semakin
meningkat. b.
Strategi S – T Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan yang
dimiliki dengan cara menghindari ancaman, dengan beberapa strategi yang dapat digunakan sebagai berikut:
1 Pengembangan segmentasi usaha dalam menghadapi fluktuasi
harga 2
Memanfaatkan peran ketua dalam menghadapi tingkat
persaingan usaha 3
Mengembangkan kelembagaan kelompok dalam menghadapi persaingan usaha.
c. Strategi W
– O Strategi ini dilakukan dengan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan. Dalam hal ini unit usaha sebaiknya tetap berproduksi dengan keuntungan, dengan meng-
gunakan strategi berikut : 1
Meningkatkan efisiensi usaha pembenihan ikan nila 2
Meningkatkan kemampuan SDM dengan memanfaatkan
dukungan pemerintah dan mitra usaha
3 Meningkatkan kapasitas lahan untuk meningkatkan produksi
dan pengembangan usaha. d.
Strategi W – T
Strategi ini bersifat bertahan, sehingga ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman
melalui beberapa strategi berikut : 1
Menjalin kerjasama dengan stake holder terkait untuk
mengatasi masalah permodalan 2
Meningkatkan kemampuan SDM melalui pelatihan dan
magang 3
Penetapan HMR benih ikan nila dan fasilitas akses
permodalan oleh pemerintah. Tabel 13. Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan S Kelemahan W
1. Mutu benih lebih baik 2. Jaringan pemasaran sederhana
3. Ketua kelompok profesional 4. Lokasi strategik
5. Ketersediaan lahan 1. Biaya produksi lebih besar
2. Akses permodalan lemah 3. Kemampuan SDM terbatas
4. Produksi masih rendah 5. Tingkat pengembalian modal
lambat
Peluang O Strategi SO agresif
Strategi WO diversifikasi
1. Pangsa pasar yang
potensial 2. Hubungan yang baik
dengan pembeli 3. Permintaan benih
meningkat 4. Kebijakan pemerintah
pengadaan 5. Kesempatan bermitra
dengan industri pakan 6. Dukungan pemerintah
1. Membangun kemitraan dengan industri pakan, dengan tetap
mempertahankan brand image produk
S1,S3,O1,O2,O3,O4,O5,O6
2. Meningkatkan peran ketua dalam mengembangkan usaha
S1,S3,S4,S5,O1,O2,O5 3. Meningkatkan produksi dan
produktivitas benih ikan Nila dalam memanfaatkan permintaan benih
yang semakin meningkat S5,O1,O2,O3,O5
1. Meningkatkan efisiensi usaha pembenihan ikan nila
W2,W3,O1,O2,O5 2. Meningkatkan kemampuan SDM
dengan memanfaatkan dukungan pemerintah dan mitra usaha
W2,W3,O1,O6 3. Meningkatkan kapasitas lahan
untuk meningkatkan produksi dan pengembangan usaha
W1,W3,O1,O3,O4,O6
Ancaman T Strategi ST diferensiasi
Strategi WT defensif
1. Perubahan cuaca dan iklim
2. Fluktuasi harga benih 3. Tingkat persaingan usaha
4. Tingkat suku bunga kredit 5. Perubahan kultur
masyarakat 1. Pengembangan segmentasi usaha
dalam menghadapi fluktuasi harga S1,S3,S4,S5,T2,T3,T4
2. Memanfaatkan peran manajer dalam menghadapi tingkat persaingan usaha
S1,S3,T1,T3 3. Mengembangkan kelembagaan
kelompok dalam menghadapi persaingan usaha S1,S5,T3
1. Menjalin kerjasama dengan stakeholder terkait untuk
mengatasi masalah permodalan W1,W2,W3,W4,T2,T3,T4
2. Meningkatkan kemampuan SDM melalui pelatihan dan magang
W3,W4,T1,T3 3. Penetapan HMR benih ikan Nila
dan fasilitas akses permodalan oleh pemerintah W3,W5,T1,T2
4.3.6 Pemilihan Alternatif Strategi