Pemanenan Telur Penetasan Telur

rasio jantan dan betina ikan nila 3 : 1. Kandungan jumlah telur betina berbeda, tergantung umur dan berat. Induk betina yang beratnya 200- 250 gr mengandung telur 500-1.000 butir dan dapat menghasilkan larva 200-400 ekor. Selang waktu antar pemijahan berkisar 3-6 minggu. Hal ini sangat tergantung dari pakan tambahan. Masa produktif nila Gift berkisar antara 1,5-2 tahun Arie, 2004. Terdapat dua teknik pemijahan yaitu pemijahan alami dan pemijahan buatan namun teknik produksi benih hanya efektif, jika pemijahan dilakukan dengan pemijahan alami dengan membiarkan induk-induk berpijah dan mengerami telur dan merawat larvanya sendiri secara alami di dalam kolam pemijahan yang terkontrol Djarijah, 1995. Setelah induk jantan dan betina dipelihara bersama selama satu 1 minggu, maka kolam dapat diatur ketinggian airnya agar dapat terjadi pemijahan. Perubahan ketinggian air biasanya akan merangsang terjadinya pemijahan. Induk betina tidak terlalu banyak perubahan apabila sudah siap memijah tetapi pada induk jantan terjadi perubahan warna badan menjadi lebih hitam dan siripnya kemerahan. Induk jantan ini juga aktif bergerak mencari pasangan. Bila mendapatkan pasangan induk jantan membuat cekungan didasar kolam sebagai tempat pemijahan. Pemijahan di dalam cekungan tersebut terjadi pada saat matahari akan terbenam. Pada saat itu induk betina mengeluarkan telurnya dan pada waktu yang bersamaan induk jantan mengeluarkan spermanya di tempat pemijahan dan terjadilah pembuahan telur Suyanto, 1995.

2.2.5 Pemanenan Telur

Pemanenan telur dilakukan pada hari ke-9 hingga ke-10 atau saat telur sedang dierami. Tanda induk yang sedang mengerami telurnya adalah selalu memisahkan diri dari kelompoknya, gerakan lambat, mulut selalu tertutup, dan pada bagian bawah tutup insangnya menggembung Arie, 2004. Menurut Amri dan Khairuman 2003, pemanenan dilakukan dengan cara menangkap induk secara hati-hati setelah terlebih dahulu menyurutkan volume air kolam pemijahan. Induk yang ditangkap dibuka mulutnya dengan jari tengah dan telunjuk, sementara itu ibu jari dan kelingking membuka tutup insangnya, dengan posisi kepala berada di bawah, telur bisa dikeluarkan secara mudah, bagian atas tutup insang disiram air atau dicelupkan di dalam air. Setelah itu telur dikumpulkan dalam ember yang berisi air.

2.2.6 Penetasan Telur

Penetasan telur merupakan proses perkembangan dari fase telur hingga mencapai fase larva sempurna. Unit penetasan tidak mutlak harus menggunakan sistem resirkulasi dapat menggunakan corong penetasan berbentuk kerucut, umumnya volume corong 15 liter dengan tinggi 50 cm dan diameter bagian atas 30 cm. Sebelum dimasukan kedalam corong penetasan, telur dibersihkan dan direndam dalam larutan methylen blue dengan dosis 0,2 mgl selama 5-10 menit, kepadatan telur dalam corong penetasan berkisar 1.000-1.500 butirl air, sifat telur tidak menempel, untuk mencegah penumpukan telur pada corong penetasan maka perlu dialiri air secara kontinu 0,6- 0,8 lmenit selain untuk mengaduk telur aliran air dapat menyuplai oksigen, suhu yang baik untuk penetasan telur ikan nila Gift berkisar antara 25-30 C sementara suhu optimal adalah 29 C, dan telur akan menetas dalam waktu 5-7 hari bila kondisi air baik dan suhu optimal Arie, 2004. Jika suhu terlalu rendah, bisa dipasang heater pemanas telur akan menetas menjadi larva dalam waktu 5-7 hari, panjang larva ikan nila yang baru menetas 8-10 mm dan beratnya 0,02-0,05 gram. Larva tersebut akan berenang ke permukaan air dan dengan sendirinya akan terbawa aliran air melalui lubang pengeluaran di corong penetasan dan masuk ke tempat penampungan larva Amri dan Khairuman, 2003.

2.3 Pendederan Ikan Nila